Mendengar Tentang Damai
Mazmur 85 9-10
Di tengah dunia yang kian kompetitif, ada kecendrungan banyak orang hanya mau mendengar apa yang menyenangkan hatinya. Mereka menutup telinganya rapat-rapat terhadap teguran atau kritikan tentang dirinya dan tidak peduli terhadap jeritan kepedihan dari mereka yang mengalami ketidakadilan, kemalangan dan kemiskinan. Untuk itu mendengar dari hati perlu dilakukan untuk merasakan pergumulan orang lain.
Bacaan hari ini mengajarkan kita tentang keinginan pemazmur untuk mendengar Firman Tuhan yang berbicara tentang damai (Ibr, shalom=selamat, damai sejahtera, aman, tentram). Kata ini selalu disandingkan dengan kata sejahtera, damai sejahtera. Damai mencakup relasi manusia dengan Tuhan, sesama dan alam semesta. Suatu gambaran harmonisasi kehidupan yang memberikan keamanan dan kesejahteraan lahir dan batin.
Berita damai ditujukan kepada orang-orang yang dikasihi Tuhan supaya mereka tidak kembali kepada kebodohan (Ibr, kiclah = kepercayaan diri, kebodohan). Kebodohan dimengerti sebagai sikap atau cara hidup umat yang terlalu percaya diri dan tidak mau mendengar Firman Tuhan.
Keluarga Kristen yang takut akan Tuhan, hal fundamental yang hendak disampaikan adalah orang percaya harus memiliki minat dan fokus untuk membaca alkitab setiap hari. Mendengar dan melakukan Firman Tuhan adalah kunci teralaminya hidup damai sejahtera karena hikmat Ilahi akan diberikan bagi mereka yang rajin dan setia melakukan firman-Nya.
Pemazmur memberikan contoh tentang mendengar dan memusatkan perhatian terhadap firman Tuhan. Ia memiliki keyakinan yang kokoh bahwa keselamatan dari Tuhan dekat dengan orang-orang yang takut akan Dia. Hadirnya keselamatan berarti teralaminya (diamnya) kemuliaan Tuhan di negeri umat-Nya.
Apakah kemuliaan Tuhan hadir di negeri kita ini? Mungkin jawaban kita masih berkaitan dengan munculnya berbagai konfik horisontal yang mengatasnamakan suku, etnis, agama dan golongan. Desakan dan gesekan kepentingan ini telah mengancam integritas kebangsaan dan mengakibatkan suasana yang tidak kondusif. Padahal kemuliaan Tuhan hanya teralami bila kita membuka hati mendengar berita Damai. Sebaliknya berita hoaks (bohong) hanya akan mengompori masyarakat, menyulut emosi dan memecah belah kerukunan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
Marilah kita menjadi pembawa berita damai, supaya kemuliaan Tuhan diam di rumah kita, jemaat dan masyarakat dimana kita berada. Amin.
Doa: Ya Raja Damai tolonglah kami untuk mencintai Firman-Mu dan menjadi pembawa berita damai supaya kemuliaanMu diam di negeri tercinta ini. Amin.