TEMA BULANAN: “Gereja Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan”
TEMA MINGGUAN: “Allah Mengasihi Semua Bangsa”
BACAAN ALKITAB: Yunus 4:1-11
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil untuk bersekutu, bersaksi dan melayani di tengah dunia. Kehadiran gereja dan pelayanannya tidak hanya untuk membangun persekutuan orang percaya tapi juga menjadi berkat bagi dunia. Dunia yang dimaksud di sini adalah penganut agama lain termasuk mereka yang tidak percaya kepada Tuhan Allah Pencipta manusia dan alam semesta. Gereja sebagai milik Allah diberi anugerah istimewa boleh mengenal dan merasakan kasih Allah yang besar melalui karya Agung Yesus Kristus di kayu salib dan kuasa kebangkitan-Nya. Gereja tidak boleh menganggap bahwa anugerah ini menjadikan mereka memiliki hak penuh atas kasih karunia Allah. Allah mengasihi gereja tapi juga mengasihi dunia. Gereja dipilih untuk menghadirkan kasih karunia bagi dunia ciptaan-Nya. Gereja hadir untuk memberitakan bahwa Allah mengasihi semua bangsa dan semua ciptaan-Nya. Karena itu tema perenungan diminggu ini adalah: “Allah Mengasihi Semua Bangsa”.
PEMBAHASAN TEMATIS:
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Yunus ditulis sesudah zaman pembuangan untuk melawan sikap ketertutupan atau eksklusif dari orang-orang Yahudi yang kembali dari pembuangan. Yunus diutus ke Niniwe, ibukota kerajaan Asyur, bangsa yang mengalahkan kerajaan Israel Utara tahun 722 SM. Penduduk kota Niniwe terkenal dengan kejahatan bahkan tindakan yang kejam dan tidak berbelaskasihan kepada orang-orang yang mereka taklukkan (Nahum 3:1-4,19). Yunus harus bergaul dengan bangsa kafir penyembah berhala, karena itu dia dipanggil untuk menunjukkan belas kasih Allah bagi Niniwe. Mulanya dia menolak dengan melarikan diri ke Tarsis, tapi Allah menunjukkan kehendak-Nya dengan adanya angin ribut (Yunus 1:4) dan ikan besar (Yunus 1:17).
Pasal 4:1-11 adalah pasal penutup kitab Yunus tapi sekaligus puncak dari seluruh berita dalam kitab ini yang membicarakan hubungan Tuhan dengan nabi-Nya.
Ayat 1, menggambarkan tanggapan Yunus terhadap apa yang terjadi di pasal 3 yaitu pertobatan Ninewe dan Tuhan tidak melakukan apa yang dirancangkan-Nya (lihat Yunus 3:4). Hal ini sangat mengesalkan hati Yunus lalu marahlah ia. Yunus sama sekali tidak senang dan tidak setuju dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Niniwe.
Selanjutnya dalam ayat 2-3, walaupun Yunus tidak senang dan tidak setuju dengan perbuatan Tuhan tapi dia tidak melepaskan diri dari Tuhan. Yunus berdoa kepada Tuhan seperti dilakukan juga ketika ia dalam perut ikan (Yunus 2:1). Isi doa Yunus: pertama, dalam ayat 2, Yunus mengungkapkan bahwa ia sudah tahu dari awal dan memperhitungkan kemungkinan bahwa Tuhan akan menyesal dan tidak akan melakukan apa yang dirancangkan-Nya. Karena itu ia lari ke Tarsis. Tarsis letaknya di pantai barat Spanyol dan dalam pemahaman dunia saat itu Tarsis adalah tempat yang terjauh dari Ninewe. Jadi Yunus ingin lari sejauh mungkin. Selanjutnya Yunus menyebut lima sifat Allah: Pengasih (Ibrani-hanun artinya memperdulikan orang lemah dan miskin), Penyayang (Ibrani-rahum artinya memelihara manusia seperti ibu kepada anaknya), panjang sabar (Ibrani–‘apha artinya tidak cepat marah), berlimpah kasih setia (Ibrani-hesed) dan yang menyesal (Ibrani-nacham) akan malapetaka yang hendak didatangkan-Nya yaitu Niniwe akan di tunggangbalikkan (lihat Yunus 3:4). Yunus menyebutkan sifat-sifat Allah itu tidak dalam rangka memuji Allah tapi justru sebaliknya ia mempersalahkan Allah atas sifat-sifat-Nya itu. Bagi Yunus kasih Allah hanyalah untuk bangsa Israel saja dan bukan untuk semua bangsa. Terlebih mengingat bagaimana Asyur adalah bangsa yang menaklukan Israel dan melakukan tindakan yang kejam. Inilah pemahaman eksklusif atau ketertutupan dari Yunus dan orang-orang Yahudi pada umumnya.
Dalam ayat 4, jawaban Tuhan kepada Yunus dalam bentuk pertanyaan, “layakkah engkau marah?” Tuhan mau mengajak Yunus untuk memikirkan kembali sikap dan pernyataannya kepada Tuhan. Tuhan menghendaki supaya Yunus introspeksi diri dan dia tidak pantas marah atas keputusan Tuhan mengampuni Ninewe. Dia tidak berhak menggugat dan mengatur keputusan Tuhan dalam menentukan kasih-Nya.
Ayat 5-9 Yunus meninggalkan kota itu dan menunggu pelaksanaan hukuman Tuhan. Ia mendirikan sebuah pondok tempat bernaung dan menantikan apa yang terjadi atas kota itu. Yunus memposisikan diri menjadi penonton untuk menyaksikan apa yang akan terjadi atas Niniwe.
“Atas penentuan Allah: ayat 6, tumbuhlah pohon jarak (Jarak adalah tanaman liar yang daunnya lebar berjari antara 7-9 dan berdiameter 10-40 cm. Hal ini mau menunjukkan bahwa Allah adalah pencipta yang mengendalikan alam semesta ini. Allah merancangkan hal yang indah dan baik dalam hidup manusia walaupun terkadang harus melewati berbagai kesukaran (band:Yeremia 29:11; Roma 8:28). Ketika pohon jarak itu mati maka Yunus begitu bersedih. Semua peristiwa ini adalah cara untuk mengajar Yunus memahami kuasa dan kasih Allah yang besar.
Ayat 10-11, Yunus merasa sayang kepada pohon jarak yang memberikan naungan sehari kepadanya yang sedikitpun ia tidak berjerih payah untuk pohon itu, dia tidak menanamnya, menyiramnya dan menumbuhkannya. Tapi ia begitu berduka ketika pohon itu mati. Kalau Yunus begitu mengasihi pohon jarak mengapa Allah tidak boleh mengasihi Niniwe? Kota yang besar dengan penduduk 120 ribu orang yang tidak tahu mana yang baik dan yang jahat, mereka pun memiliki ternak yang sangat banyak. Dalam ayat 11 ini Allah mau menunjukkan kasih-Nya yang besar bagi ciptaan-Nya. Tuhan melihat semua ciptaan-Nya berharga dan Ia mau menyelamatkan seluruh ciptaan-Nya agar dapat hidup benar dan menjauhi dosa.
Makna dan Implikasi Firman
Allah yang kita sembah adalah Allah Pengasih, Penyayang, Panjang Sabar, berlimpah kasih setia dan menyesal akan malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Allah menyatakan kasih bagi umat-Nya tapi juga bangsa-bangsa lain yang mau mendengar Firman dan bertobat dari cara hidup yang jahat. Semua ciptaan berharga di mata Tuhan.
Kasih setia Allah yang besar juga dinyatakan bagi hamba-hamba yang dipakai-Nya untuk memberitakan kabar keselamatan terhadap dunia. Sering kali hamba-hamba Tuhan menjadi sangat eksklusif dalam memahami kasih setia Allah bahkan sering merasa kita dapat mengendalikan kuasa dan kasih Tuhan. Belajar dari Yunus mengingatkan kita betapa Tuhan memberi ruang pengajaran bagi hamba-Nya. Tuhan bisa pakai apa saja untuk mengajar kita mengenal dan memahami kasih dan kuasa-Nya yang besar, indah dan mulia itu. Jangan pernah meragukan Firman Tuhan dan mempertanyakan keputusan Tuhan karena Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya (Mazmur 145:17).
Gereja adalah umat pilihan Allah di masa kini yang terpanggil untuk menyatakan kasih Allah kepada semua bangsa. Kesaksian gereja jangan dibatasi atau dipersempit pada komunitas orang-orang seiman saja, tapi juga kepada penganut agama dan kepercayaan lain. Pergumulan yang dihadapi bangsa saat ini antara lain intoleransi beragama, kekerasan dan kejahatan yang terus meningkat, primordialisme (perasaan kesukuan yang berlebihan), berbagai tindakan yang melegalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dan masalah-masalah lingkungan hidup. Gereja jangan jadi penonton tapi hendaklah turut bergumul dan berjuang melawan berbagai pengaruh dosa yang membelenggu manusia. Inilah panggilan misi gereja untuk menghadirkan syalom Allah dalam dunia dan menjaga keutuhan ciptaan Allah sehingga dunia ini memuliakan Allah.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang kita pahami tentang kasih Allah dalam perikop Yunus 4:1-11?
- Daftarkanlah masalah-masalah yang ada dalam bacaan ini dan adakah hal-hal tersebut terjadi di sekitar kita?
- Berikan contoh konkrit upaya gereja menjawab permasalahan di atas.
NAS PEMBIMBING: Mazmur 145:9
POKOK-POKOK DOA:
Gereja dapat menerapkan kasih Allah kepada semua bangsa.
Umat yang terbelenggu dengan dosa supaya bertobat.
Pergumulan bangsa: perdamaian, keadilan, toleransi beragama dan lain-lain.
Keluarga menjadi tempat menyemai kasih yang indah dan terus dipelihara sehingga dari keluarga mengalir kasih Allah bagi gereja, bangsa dan dunia.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II
Kemuliaan Bagi Allah: KJ. No. 5 Tuhan Allah Nama-Mu
Ses Doa Penyembahan: NNBT. No 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhanmu
Pengakuan Dosa: NKB. No.10 Dari Kungkungan Malam Gelap
Janji Anugerah Allah: KJ. No. 429 Masih Banyak Orang Berjalan
Puji-Pujian: KJ. No.13 Allah Bapa Tuhan
Pembacaan Alkitab: KJ. No. 53 Tuhan Allah T’lah Berfirman
Persembahan: KJ. No. 387 Ku Heran Allah Mau Memb’ri
Penutup: NNBT No. 20 Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan.
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dan salib berwarna kuning.