TEMA BULANAN : “Menjawab Panggilan Untuk Melayani”
TEMA MINGGUAN : “Memilih Orang Yang Di Teladani”
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 3:1-13
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Teladan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) ialah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontohi;
meneladani artinya memberi teladan. Dalam Bahasa Yunani kata teladan itu dijelaskan dengan kata “tupos” yang berarti
model, ideal, pola atau contoh. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa orang yang diteladani adalah orang yang
dapat dicontohi atau seseorang yang prilakunya dapat ditiru oleh orang lain.
Keteladanan merupakan kriteria standard atau ukuran bagi seseorang yang akan dipilih dalam tanggung jawab
kepemimpinan di tengah masyarakat maupun dalam pelayanan gereja. Seorang pemimpin akan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik jika ia diterima dan didengar oleh orang lain. Hal itu dapat terjadi jika seorang
pemimpin menjadi teladan dalam kata dan perbuatan, baik pribadinya maupun keluarganya.
Perenungan kita di minggu berjalan ini diberi Tema: “Memilih Orang Yang di Teladani”. Pemilihan tema ini bertujuan agar jemaat lebih khusus anggota sidi jemaat diberikan pemahaman Alkitabiah atau Firman Tuhan dalam rangka mengambil bagian pada kegiatan pemilihan untuk memilih calon Diaken, Penatua dan Kompelka (BIPRA).
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Timotius adalah anak dari seorang perempuan Kristen Yahudi dan ayahnya seorang Yunani yang berasal dari Listra
(Kisah Para Rasul. 16:1). Dia juga murid Paulus dan anaknya dalam pelayanan (bdk 1 Korintus 4:17; 1 Timotius 1:2). Pada
bagian lain disebutkan bahwa Timotius adalah rekan kerja dan dia juga sebagai orang kepercayaan Paulus (1 Korintus. 16:10; 2 Korintus. 1:19). Dengan latar belakang ini, maka sangat beralasan bagi Paulus untuk menjadikan Timotius sebagai teman sekerja dalam pelayanannya sekaligus seperti anaknya sendiri. Sebagai seseorang yang sungguh berarti dalam pelayanan, Paulus memberi perhatian khusus kepada Timotius dalam membentuk dan memperlengkapi dia dengan berbagai pengajaran dan nasihat untuk menjadikan Timotius sebagai seorang pemimpin di tengah jemaat yang sungguh sedang menghadapi pengajar-pengajar yang menyebarkan ajaran sesat. Nasihat Paulus menitikberatkan pada kepribadian dari Timotius yang masih muda tentang cara menata pelayanan jemaat yang baik.
Surat 1 Timotius 3:1-13 terbagi dalam 2 bagian, yakni ayat 1-7 yang menyoroti jabatan dari penilik jemaat dan ayat
8-13 menyoroti jabatan diaken. Pada bagian pertama, Rasul Paulus bicara tentang jabatan penilik jemaat. Dalam Bahasa
Yunani, jabatan penilik jemaat adalah episkopos yang berarti : “penilik, pengawas atau uskup”. Di zaman itu, penilik jemaat
adalah pemimpin tertinggi dalam satu jemaat. Dari penjelasan ini, dapatlah disimpulkan bahwa penilik jemaat adalah seorang pemimpin jemaat yang memiliki peran penting menata kehidupan jemaat dan dalam menghadapi pengajar-pengajar sesat. Bagi rasul Paulus, penilik jemaat adalah pekerjaan yang indah kerena datangnya dari Tuhan (ayat 1). Jabatan sebagai penilik jemaat harus memenuhi syarat, seperti seorang laki-laki yang tak bercacat, suami dari satu istri dan sebagai kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya (ayat 2, 4). Moralitas dan etika seorang laki-laki yang sudah kawin menjadi perhatian khusus. Dan bagi seorang penilik jemaat atau pemimpin jemaat, dan terlebih kepada seorang laki-laki yang sudah kawin, hendaklah ia adalah seorang suami dari satu istri. Artinya tidak melakukan poligami dan tidak memiliki prilaku hidup yang bertentangan dengan kekudusan serta kesucian hidup, seperti tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan iman. Syarat yang lain adalah dapat menahan diri, sopan, suka memberi tumpangan cakap dalam mengajar orang. Hal ini menunjukkan bahwa seorang penilik atau pemimpin jemaat harus memiliki tingkah laku yang baik dalam rangka membangun dan menjaga relasi dengan orang lain.
Bagian kedua, ayat 8-13, rasul Paulus memberikan perhatian pada jabatan diaken. Diaken dalam bahasa Yunani adalah diakonos yang memilki arti para pelayan jemaat. Mereka bertugas melayani jemaat dan mengurus segala kebutuhannya. Para Diaken haruslah orang-orang yang bertanggungjawab dan berpengalaman. Syarat untuk menjadi Diaken antara lain tidak bercabang lidah atau tidak mengatakan hal yang kurang baik kepada orang lain, tidak serakah atau mengejar keuntungan dengan jalan yang tidak benar; dapat memelihara rahasia iman (ayat 9), dan tak bercacat. Bagi istri harus memiliki tingkah laku yang baik seperti, orang terhormat, tidak pemfitnah, dapat menahan diri dan dapat dipercaya dalam segala hal. Istri dapat menunjuk kepada perempuan yang adalah istri dari pemimpin jemaat. Paulus kembali mengulangi syarat bagi seorang laki-laki yang akan dipilih menjadi Diaken, yakni tak bercela dan suami yang baik serta dapat mengurus anak-anaknya. Syarat yang menjadi standar moralitas bagi seorang Penilik jemaat dan Diaken sebagaimana yang diuraikan pada bagian Alkitab ini tujuannya agar pelayanan dan kesaksian tentang Kristus dapat dikerjakan dengan leluasa dan tidak terhambat oleh sesuatu apapun terlebih dari kepribadian seorang pemimpin.
Makna dan Implikasi Firman
GMIM adalah Gereja yang menjadikan Alkitab sebagai dasar dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya di tengahtengah dunia ini. Hal Ini menjadi penting, mengingat GMIM hadir dan bersaksi di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta di seluruh dunia, yang memiliki keragaman agama, budaya dan suku.
Kepemimpinan yang Alkitabiah atau kepemimpinan yang dapat diteladani menjadi kekuatan yang besar dalam melaksanakan tri-tugas gereja (bersekutu, bersaksi, melayani) sekaligus kekuatan menghadapi berbagai pergumulan serta
persoalan pelayanan. Pemilihan Pelayan Khusus adalah upaya GMIM menjawab panggilan Tuhan melalui memilih orang yang akan menjadi hamba Tuhan untuk pelayanan gereja di periode yang akan datang. GMIM melakukan berbagai bentuk pelayanan, seperti Katekisasi bakal calon dan calon pelayan khusus, penelaahan Alkitab di Kolom dan Kompelka (BIPRA) serta khotbah-khotbah dalam ibadah minggu sepanjang bulan Oktober ini semata-mata untuk mengantar kita sebagai jemaat agar memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam rangka memilih calon Diaken dan Penatua serta Kompleka (BIPRA). Tujuannya adalah agar siapapun yang terpilih, mereka dapat menjalankan tugas pelayanan dengan baik dan lebih dari itu mereka menjadi teladan bagi anggota jemaat. Keteladanan yang dimaksud ialah menjadi contoh dalam perkataan dan perbuatan. Sebagai seorang pemimpin jemaat, seperti Diaken, Penatua dan Kompelka (BIPRA) memang haruslah orang yang dapat diteladani dalam segala keberadannya, baik pribadi maupun keluarga. Menjadi teladan berarti memiliki tingkah laku atau pola hidup yang sangat baik sehingga tidak ada alasan atau kesempatan bagi orang lain untuk mencelah
kepemimpinan dan pelayanan kita. Dengan demikian keteladanan menjadi kekuatan yang besar dari gereja dalam
menghadapi tantangan, seperti pengajar-pengajar sesat. Melalui surat 1 Timotius 3:1-13 ini kita diberi petunjuk praktis
untuk memilih calon diaken dan penatua serta calon Kompelka (BIPRA) periode pelayanan 2022-2026. Diaken, Penatua dan Kompelka BIPRA adalah pemimpin di tengah jemaat. Karena itu, pilihlah dari antara anggota sidi jemaat orang-orang yang dapat diteladani oleh warga jemaat dan masyarakat, terutama dalam tutur kata dan perbuatannya serta takut akan Tuhan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apakah yang dapat saudara pahami tentang keteladanan
seperti yang dimaksudkan oleh surat 1 Timotius 3:1-13? - Mengapa kita harus memilih Diaken dan Penatua serta
Kompelka (BIPRA) seperti yang dinasihatkan Paulus dalam
1 Timotius 3:1-13? - Bagaimana kita memilih calon Diaken dan Penatua serta
Kompelka (BIPRA) berdasarkan syarat-syarat dalam surat 1
Timotius 3:1-13 dan syarat-syarat dalam Tata Gereja GMIM
2021?
POKOK-POKOK DOA
Memohon hikmat dari Tuhan untuk memilih dengan baik.
Untuk pelaksanaan pemilihan Pelayan Khusus.
Untuk keutuhan persekutuan jemaat.
Untuk calon yang akan dipilih dan yang terpilih
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Kemuliaan Bagi Allah: KJ No. 454. Indahnya Saat Yang Teduh
Ses Doa Penyembahan: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus.
Ses Pengakuan Dosa: KJ No. 27 Meski Tak Layak Diriku
Janji Anugerah Allah: NKB No. 49 Tuhan Yang Pegang
Puji-pujian: KJ No. 10. Pujilah Tuhan Sang Raja
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 49. Firman Allah Jayalah
Pengakuan Iman: NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia
Persembahan: PKJ No.146 Bawa Persembahanmu
Nyanyian Penutup: KJ No. 424 Yesus Menginginkan Daku
ATRIBUT
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas
gelombang