TEMA BULANAN : “Firman Tuhan Penuntun Hidup Sejahtera Berkeadilan”
TEMA MINGGUAN : “Tuhan Menyediakan Kebutuhan Umat-Nya”
BACAAN ALKITAB: 1 Raja-Raja 17:1-6
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kebutuhan manusia bersifat jasmani (material) dan rohani (immaterial), juga sesuai tingkat kepentingannya, seperti kebutuhan pangan atau pokok (primer), tambahan (sekunder) dan mewah (tersier). Ada yang mendesak harus dipenuhi, seperti disaat lapar atau haus, tetapi ada juga untuk masa depan, contohnya pendidikan. Semua kebutuhan itu menyangkut segala sesuatu yang diperlukan untuk mempertahankan hidup, kesejahteraan, kenyamanan dan keselamatan. Manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana yang terjadi di taman Eden (Kejadian 2:15) dan setelah manusia jatuh dalam dosa. Tuhan berfirman, “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu” (Kejadian. 3:19).
Upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya masih diwarnai oleh keberdosaan. Ada dua hal yang memengaruhinya: Pertama, manusia kuatir dan takut kekurangan, sehingga berusaha memenuhi kebutuhannya secara berlebihan. Kecenderungan prilaku demikian membuatnya menjadi tamak atau serakah. Jika berhasil dalam usahanya, ia hanyut dalam euforia (kesenangan yang berlebihan) sehingga melupakan Tuhan. Kedua, manusia lebih bersikap pragamatis dalam memenuhi kebutuhan hidup, yaitu melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya. Sikap pragmatis ini terlihat dalam gaya hidup manusia yang ingin meraih segala sesuatu dengan cara yang praktis dan menguntungkan. Prilaku demikian ditunjukkan dengan pola hidup yang suka “cari gampang” dan menghalalkan segala cara. Akibatnya, orang yang demikian bisa kehilangan harga dirinya, bahkan rela menjual imannya demi memuaskan keinginannya.
Gereja terpanggil memberitakan Injil Kristus supaya setiap orang Kristen tetap mempertahankan nilai-nilai kristiani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup dalam tuntunan iman yang menyelamatkan, dengan mengandalkan Tuhan Yesus sebagai sumber berkat. Walaupun kesulitan datang, ia tidak kehilangan pengharapan atau kuatir akan kebutuhan hidupnya, tetapi sebaliknya ia percaya bahwa Tuhan menyediakan kebutuhan umat-Nya, sebab Dia-lah Jehova Jireh (Allah yang menyediakan).
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Sekitar abad ke-9 SM raja Ahab memerintah kerajaan Israel Utara dengan ibu kotanya Samaria. Kepada sang raja, nabi Elia menyampaikan penghukuman Allah akibat dosa yang dilakukannya beserta keluarganya (I Raja-Raja 16:30–33, 18:18). Seharusnya mereka membawa bangsa Israel beribadah kepada TUHAN Allah, tetapi Ahab dan permaisurinya, Izebel justru mendirikan agama Baal. Bangsa itu dipaksa menyembah patung Asyera yaitu dewi kesuburan. Mereka menganggap dewi kesuburan inilah yang berkuasa mengatur hujan, memberi kesuburan dan panen yang melimpah.
Nabi Elia yang namanya dari bahasa Ibrani, Eliyahu (Allahku adalah Yahweh), tampil dengan penuh keberanian memberitakan penghukuman Allah. Keberaniannya bukan karena ia hebat, tetapi karena kuasa Tuhan. Sebagaimana yang dikatakannya, bahwa “demi Allah yang hidup Allah Israel, yang kulayani…” (ayat 1). Pernyataan itu menjelaskan tentang eksistensi dan kewibawaan Allah Israel, sebagai Allah yang hidup (Ibr. chay), yang tidak berdiam diri saja ketika melihat kejahatan yang dilakukan oleh Ahab dan bangsa itu. Dia-lah yang menugaskan Elia untuk menyampaikan berita itu. Isi berita penghukuman adalah, “sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan”. Hal ini memberi penegasan bahwa Tuhan Allah Israel yang berkuasa atas embun (Ibr tal – embun/air embun) dan hujan (Ibr – matar). Ia berkuasa mendatangkan hujan, menyediakan pangan yaitu makan minum bahkan segenap kebutuhan umat-Nya (Ulangan 11:13-17), sebab Dia-lah Jehova Jireh (Kejadian. 22:14).
Selama tiga tahun setengah hujan tidak turun (Yak. 5:17). Para nabi Baal dan Asyera tidak bisa berbuat apa-apa. Namun ketika nabi Elia berdoa kepada Tuhan, maka hujan turun membasahi bumi (I Raja-Raja. 18:42,45). Berita penghukuman itu memiliki dimensi penyelamatan supaya Ahab, keluarga dan bangsa itu sadar dan bertobat (I Raja-Raja. 18:21,39).
Selesai menyampaikan berita penghukuman, nabi Elia menerima firman Tuhan, yaitu “Pergilah… berjalanlah dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit …” Kata “bersembunyilah” (Ibr.Cathar– terlindung) menunjuk pada pertolongan Tuhan yang membuat Elia terlindung dari ancaman Ahab. Ia menganggap Elia sebagai musuh (I Raja-Raja. 21:20).
Kepada Elia dijelaskan tentang apa yang sudah dipersiapkan Tuhan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.” Kata “telah Kuperintahkan” (Ibr – tsava) menunjuk pada perbuatan yang sudah dilakukan.
Melakukan firman Tuhan adalah suatu keharusan bagi Elia. Ia melakukan (Ibr.‘asah – berbuat, bertindak) seperti firman Tuhan (Ibr. dabar Yehovah). Apa yang terjadi? Tuhan menggenapi janji-Nya. Ia membuat burung-burung gagak melayani Elia. Sungai Kerit memberinya minum. Pada waktu pagi dan petang, burung-burung gagak membawakannya roti (Ibr.lechem) serta daging (Ibr.basar). Hal yang ajaib terjadi! Tuhan memakai burung-burung gagak menyediakan kebutuhan pangan Elia. Menurut mitologi bangsa-bangsa, burung ini membawa pertanda buruk karena kebiasaanya memakan bangkai dan terkesan seram dengan bulunya berwarna yang hitam. Justru burung ini menjadi alat berkat Tuhan bagi Elia yang taat dan setia kepada-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
- Allah memperlakukan nabi Elia berbeda dengan raja Ahab. Ia menyediakan apa yang dibutuhkan oleh sang nabi dan menghukum sang raja. Hal ini memberikan penguatan dan jaminan bagi orang percaya yang setia dalam melakukan firman Tuhan. Janganlah kuatir akan kebutuhan hidup setiap hari. Sekalipun harus menghadapi berbagai kesulitan mengupayakan kebutuhan hidup. Tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus sebab Dia-lah Jehova Jireh yang memberi makan lima ribu orang (Matius 14:20,21) dengan lima roti dan dua ekor ikan. Namun bagi mereka yang melakukan kejahatan dan dosa, sadarlah dan bertobatlah agar tidak mengalami penghukuman berupa bencana alam kekeringan dan kelaparan.
- Sungai Kerit dan burung gagak dipakai Tuhan menjadi alat berkat-Nya. Ia berkuasa untuk memakai apa dan siapa saja, termasuk alam ini dan mahkluk hidup lainya untuk menyediakan kebutuhan umat-Nya.
- Gereja terpanggil menata secara optimal dan bijak, sumber daya alam dan mahkluk hidup bagi kepentingan pelayanan dan memenuhi kebutuhan umat-Nya untuk menjadi berkat bagi sesama manusia. Gereja sebagai alat berkat Tuhan.
- Berkaitan dengan hari pangan sedunia pada tanggal 16 Oktober, maka gereja sebagai alat berkat Tuhan, mestinya berperan aktif dalam mendorong upaya swasembada pangan. Kalaupun terjadi krisis pangan maka gereja bertanggung jawab untuk berusaha menangani masalah itu seperti halnya Yusuf ketika menghadapi bencana kelaparan di Mesir.
- Sebagai upaya penyediaan kebutuhan pangan, maka gereja mendorong warga jemaat memanfaatkan lahan-lahan yang kosong untuk pengembangan pertanian. Gereja berusaha membina kerjasama dengan pemerintah dan mengedukasi jemaat, agar semakin maju dalam teknologi pertanian demi pengembangan swasembada pangan.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apakah yang Tuhan lakukan bagi Elia yang berani dan setia melakukan firman-Nya menurut 1 Raja-Raja 17:1-6?
- Bagaimanakah seharusnya sikap iman warga gereja ketika menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok?
- Adakah program pelayanan gereja demi meningkatkan kesejahteraan hidup anggota jemaat?
POKOK – POKOK DOA
- Warga jemaat memiliki ketangguhan iman dalam menghadapi keadaan sulit.
- Jemaat menopang program gereja untuk pemberdayaan ekonomi jemaat.
- Program pemerintah dalam upaya mencapai swasembada pangan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Kemuliaan Bagi Allah: KJ. No. 10, Pujilah Tuhan Sang Raja
Ses Doa Penyembahan: KJ. No. 146b Hai Kamu Sekalian Yang Berdahaga
Pengakuan Dosa: NNBT No. 32 Dunia S’makin Berkabut
Janji Anugerah Allah: NKB No. 34 Setia-Mu, Tuhanku Tiada Bertara
Puji-pujian: KJ. No. 392 Ku Berbahagia
Ses Pembacaan Alkitab: KJ. No. 52 Sabda Tuhan Allah
Ses Pengakuan Iman: KJ. No. 281 Segala Benua Dan Langit Penuh
Persembahan: NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Nyanyian Penutup: KJ No. 412 Tuntun Aku, Tuhan Allah
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.