TEMA MINGGUAN : “Ketaatan Melaksanakan Kehendak Allah adalah Wujud Kedewasaan Iman”
TEMA BULANAN : “Buktikan Kemurnian Imanmu”
BACAAN ALKITAB: 1 Petrus 1:3-12
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hidup orang Kristen tidak pernah luput dari tantangan dan ujian sebagai sarana pemurnian. Tokoh-tokoh Alkitab dan persekutuan orang percaya dari masa ke masa sering berhadapan dengan hal tersebut. Itulah sebabnya gereja terus terpanggil untuk membuktikan kemurnian iman di tengah perubahan zaman dengan berbagai realita yang dihadapi. Penderitaan, kesukaran dan penganiayaan karena iman kepada Kristus bukanlah pengalaman yang asing bagi gereja. Semuanya itu dialami agar supaya iman orang percaya memiliki nilai dan kualitas sehingga tidak mudah terbawa oleh
arus zaman yang menyesatkan. Eksistensi gereja di tengah dunia tidak terlepas dari panggilannya untuk bersaksi tentang karya selamat Allah didalam Yesus Kristus dengan penuh ketaatan sekalipun diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang sulit. Kemurnian iman akan teruji ketika melewati suatu proses yang sangat sulit lalu akhirnya mengalami kemenangan untuk menuju pada tingkat kedewasaan spiritual. Sebab pengutusan gereja ke dalam dunia bukan menjadi serupa dengan dunia melainkan untuk melaksanakan kehendak Allah yang sempurna agar supaya gereja dapat menjawab kebutuhan zaman dengan iman yang tangguh dan konsistensi iman yang tidak tergoyahkan. Oleh sebab itu, sebagai gereja secara personal maupun komunal terajak untuk “Buktikan Kemurnian Imanmu” di tengah peradaban dunia sekarang ini.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Berdasarkan tradisi dan anggapan umum dalam gereja bahwa penulis surat Petrus adalah rasul Petrus yang
merupakan salah satu murid Tuhan Yesus sebagaimana tercatat dalam pembukaan surat (1 Petrus. 1:1). Secara garis
besar surat rasul Petrus yang pertama ini bertujuan untuk memberikan penguatan iman kepada jemaat Kristen bukan
Yahudi yang tersebar di lima provinsi dari Kerajaan Romawi yaitu Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia (1:1).
Isi surat ini menggambarkan suatu persitiwa yang penuh tekanan dan penganiayaan yang dialami oleh orang Kristen
karena iman dan pemberitaan Injil. Pada masa itu banyak orang Kristen mengalami siksaan bahkan nyawa menjadi
taruhan. Tekanan dan serangan datang dari berbagai pihak, baik dari penguasa kekaisaran Romawi maupun dari
kelompok masyarakat penyembah berhala yang merasa terusik dengan ajaran kekristenan. Karena itulah pada bagian
awal surat ini ditegaskan bahwa sebagai orang Kristen, mereka adalah orang pilihan Allah yang dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus (1:2) karena oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati telah membawa pembaharuan atau kelahiran kembali bagi semua orang percaya kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, penuh kekudusan dan kekekalan. Itulah sebabnya penulisan surat ini memiliki tujuan penting agar jemaat sadar dan siap sedia dalam mengalami tantangan dan menanggung derita oleh sebab iman kepada Kristus. Perikop bacaan ini diawali dengan pujian kepada Allah sumber rahmat dan keselamatan yang telah berkarya melalui Tuhan Yesus Kristus yang mereka imani bahwa hanya oleh anugerah Allah maka keselamatan itu dapat mereka miliki. Itulah yang dimaksud dengan suatu bagian yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar dan tidak dapat layu (1:3-4). Konsep keselamatan inilah yang menjadi pijakan iman Kristen.
Melalui iman kepada Yesus Kristus, Allah telah memilih suatu umat untuk menikmati keselamatan di zaman akhir
(1:5). Maka dari itu penulis menasihati jemaat untuk tetap bergembira (Yun: agalliao; Ingg: rejoice) sekalipun harus
menjalani kenyataan hidup yang penuh dukacita dan pencobaan (1:6). Sebab sesungguhnya dibalik peristiwa derita
yang dialami dalam kesementaraan waktu (seketika lamanya) telah tersedia sukacita yang mulia dan keselamatan jiwa yang merupakan warisan kekal yang tersimpan di sorga bagi setiap orang yang mampu bertahan menghadapi berbagai macam pencobaan.
Adapun tujuan dari semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian iman atau dengan kata lain supaya iman menjadi teguh dalam kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan (1:7). Segala penderitaan, dukacita dan pencobaan adalah alat uji yang ampuh terhadap kemurnian iman. Dalam ayat 7 ini terdapat komparasi antara iman dan emas, dimana kepercayaan kepada Allah (iman) lebih berharga daripada emas yang fana dan layaknya seperti emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api demikianlah iman diuji dengan api pemurnian sebagai proses yang Tuhan lakukan untuk menguduskan dan menyelamatkan umat pilihan-Nya sehingga memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari penghakiman itu tiba. Jadi ujian bagi iman ibarat seperti api bagi emas untuk mengetahui kemurniannya. Sebab iman yang teruji akan sanggup menembus batas logika dimana tetap mengasihi dan percaya dalam kesetiaan walaupun belum pernah bertemu dan melihat sosok yang dikasihi dan yang dipercayai itu (1:8). Keyakinan seperti inilah yang membawa setiap orang percaya untuk mencapai tujuan imannya yaitu keselamatan jiwa (1:9). Dengan demikian penulis hendak mengatakan bahwa letak kegembiraan orang beriman ada pada meyakini Yesus Kristus, sosok yang dikasihi dan yang dipercayai sebagai penyelamat dan pemelihara jiwa.
Kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus yang telah melewati penderitaan dan yang dimuliakan, menjadi berita Keselamatan yang telah disaksikan oleh para nabi sebagai penyataan Allah oleh kerja Roh Kudus. Uraian dalam ayat 10-
12 merupakan pernyataan pendukung yang dipakai untuk menjelaskan dan menegaskan bahwa Yesus adalah Kristus
(Ibr: Mesias) sebagai penggenapan nubuatan para nabi yang kini semua karya penggenapan-Nya telah menjadi berita Injil.
Maka sesungguhnya penulis sementara mengajarkan kepada jemaat Kristen masa itu untuk percaya dan mengakui Yesus
sebagai Kristus seperti yang dinubuatkan oleh para nabi dan yang telah digenapi di dalam diri-Nya. Selain itu juga secara
implisit terkandung ajaran bahwa penderitaan Kristus dalam ketaatan-Nya menjadi contoh nyata bagaimana bertahan di
tengah penganiayaan dan kemuliaan Kristus yang menyusul sesudah itu adalah upah dari ketaatan yang juga dianugerahkan bagi orang yang setia bertahan dalam iman untuk menantikan hidup yang kekal bersama Dia.
Makna dan Implikasi Firman
Iman yang murni dan sejati akan tetap bertahan di tengah penganiayaan dan penderitaan. Kehadiran gereja sebagai
persekutuan yang terus dibaharui dan yang membaharui diri adalah bukti karya Roh Kristus yang menuntun dan
memampukan gereja-Nya melewati proses pemurnian dalam kesetiaan menunaikan tugas panggilan untuk bersekutu
(Koinonia), bersaksi (Marturia) dan melayani (Diakonia). Karya keselamatan yang melewati penderitaan, penghinaan, penyaliban dan kematian telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus dalam ketaatan sehingga mencapai kemuliaan melalui
kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Hal ini menjadi berita Injil sekaligus teladan konkrit untuk senantiasa disiarkan
dan diikuti dengan penuh ketaatan. Sebab penderitaan Kristus di kayu salib telah menyediakan kehidupan baru selamalamanya bagi orang yang beriman kepada-Nya. Kristus yang telah bangkit dan menang atas maut menjadi sumber pengharapan setiap orang percaya bahwa kebangkitan dan kehidupan kekal jauh melebihi apapun juga. Percayalah
bahwa Kristus yang bangkit dan hidup senantiasa menyertai dan menguatkan umat-Nya dalam pengharapan iman untuk
tetap tabah dan setia sampai pewujudan kemuliaan sorgawi dinyatakan kepada setiap orang yang tekun dan beriman.
Penderitaan di dunia adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi dengan berbagai keadaannya. Namun yang perlu
digaris bawahi ialah bahwa penderitaan harus dilihat dari sudut pandang iman yakni untuk memurnikan bukan untuk
menjatuhkan. Penderitaan karena kebenaran dalam Tuhan jauh lebih baik dari pada penderitaan akibat dari kejahatan
karena ada kemuliaan yang menyusul sesudah itu (bnd. 1 Petrus. 1:11 & 3:17). Karena itu apapun yang dialami saat ini,
pandanglah sebagai cara Tuhan untuk memurnikan iman kita dan yakinlah bahwa dengan iman, kita dipelihara dalam
kekuatan Allah (band. Ayat 5). Artinya beriman kepada Kristus akan menghasilkan kekuatan yang hanya dapat diperoleh apabila iman itu bertumbuh dan berbuah. Jika orang percaya mampu mengerjakannya, maka pasti iman yang kuat dan tahan uji akan diperoleh sehingga dunia dengan berbagai-bagai cobaan dan derita yang seketika lamanya tidak akan mampu menggoyahkan identitas kita sebagai anak Allah untuk selama-lamanya
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Bagaimana cara membuktikan kemurnian iman menurut 1
Petrus 1:3-12? - Apa saja proses pemurnian iman bagi orang percaya?
- Apa langkah konkrit gereja dalam meningkatkan kualitas
iman?
NAS PEMBIMBING: 1 Petrus 2:2
- POKOK-POKOK DOA:
Ketangguhan dan konsistensi iman bagi seluruh warga gereja dalam menghadapi berbagai perubahan zaman - Ketaatan dan kesetiaan gereja dalam pemberitaan Injil.
Penderitaan dunia karena radikalisme, terorisme, p encemaran lingkungan, bencana alam maupun non alam dan lain-lain.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk : NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses. Nas Pembimbing : KJ No. 388 S‟lamat Di Tangan Yesus
Pengakuan Dosa : NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus
Berita Anugerah Allah : KJ No. 395 Betapa Indah Harinya
Pembacaan Alkitab: NKB No. 204 Di Dunia yang Penuh Cemar
Pengakuan Iman : KJ No. 375 Saya Mau Ikut Yesus
Persembahan : NKB No. 197 Besarlah Untungku
Nyanyian Penutup : KJ No.396 Yesus Segala-galanya.
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dan salib
berwarna kuning.