TEMA BULANAN :“Memelihara Keutuhan Ciptaan”
TEMA MINGGUAN :“Mengangkat Harkat dan Martabat Kehidupan”
BACAAN ALKITAB: Rut 4:1-17
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Harkat dan martabat pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia untuk menjalani kehidupan bermasyarakat karena sudah merupakan kodrat sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Harkat adalah nilai manusia, derajat kemuliaan yang dibekali daya cipta, rasa dan karsa serta hak-hak dan kewajiban asasi manusia. Sedangkan martabat berhubungan dengan harga diri, tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat. Sehingga tidak terlepas dari hak asasi manusia dalam menjaga harga dirinya karena sudah melekat sejak lahir dan terbawa dalam kehidupan ber-masyarakat. Demikian juga dengan kewajiban hak asasi manusia yaitu untuk membatasi hak yang dimiliki. Namun seringkali harkat dan martabat manusia direndahkan oleh manusia lain seperti diskriminasi sosial, pelanggaran HAM dan berbagai bentuk ketidakadilan. Padahal harkat dan martabat itu bernilai sama di mata Tuhan sebagai Pencipta, apapun situasi dan kondisinya. Tidak ada jabatan, pangkat, pen-didikan, ekonomi, kedudukan, agama, suku dan budaya yang menyebabkan harkat dan martabat manusia satu lebih tinggi dari manusia lainnya.
Zaman milenial sekarang ini, ditemukan ada anggota keluarga Kristen yang tidak lagi mencerminkan karakter kristiani. Solidaritas, saling ketergantungan dan tanggung jawab tidak lagi nampak. Sosok orang tua yang seharusnya mengasihi, melindungi, menafkahi anak-anak tidak lagi terlaksana dengan baik. Demikianpun sosok anak yang harusnya patuh dan menghormati orang tua sering diabaikan. Figur menantu yang wajib melihat mertuanya sebagai orang tuanya sendiri, berubah menjadi musuh. Sebab itu anggota keluarga Kristen patut mengangkat harkat dan martabat dirinya dalam rangka relasi antara sesama manusia bahkan bersama seluruh ciptaan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Rut ditulis zaman para Hakim memerintah dan diberi nama sesuai dengan tokoh utamanya yaitu Rut (artinya: belas kasih; persahabatan), seorang Moab menikah dengan anak laki-laki Elimelekh bernama Mahlon seorang Yehuda. Akibat bencana alam di Betlehem, Elimelekh dan Naomi (artinya: menyenangkan) istrinya serta kedua anak lelakinya yaitu Mahlon dan Kilyon, akhirnya pindah dan menetap di Moab sebagai orang asing. Kemudian ketiga lelaki itu meninggal dunia, yang tersisa hanyalah Naomi dan kedua menantunya yaitu Rut dan Orpa. Naomi memutuskan untuk kembali ke Yehuda karena bencana kelaparan telah berakhir. Ia menyuruh kedua menantunya itu kembali ke asalnya. Orpa dengan berat hati menuruti permintaan tersebut, tetapi Rut dengan tegas menolak dan memutuskan untuk mengikuti Naomi dan Allahnya (Rut 1:22). Semua itu dilakukannya karena kasih (Ibrani:‘ahev, dod, ra’ya, yadad, khasyaq, khavav, agav dan rakham) yang berarti kekuatan dari dalam yang mendorong untuk melakukan suatu tindakan yang mendatangkan kegembiraan.
Di Betlehem (rumah roti), Rut mengumpulkan ceceran jelai di ladang milik Boas yang adalah sanak dari Elimelekh. Boas adalah sosok orang kaya yang baik hati. Naomi menyuruh Rut menemui Boas di tempat pengirikan untuk memenuhi tanggungjawab kekerabatan. Hal ini memberi tanda mulai muncul titik terang melalui adat yakni penebusan walaupun ada halangan, dimana ada penebus lain.
Boas pergi ke pintu gerbang yang memiliki fungsi sangat penting diantaranya sebagai tempat khusus untuk berunding baik urusan bisnis maupun hukum, sebagai jalur masuk keluar kota, tempat pertemuan untuk banyak hal, serta pusat kehidupan sosial lewat fungsi administratifnya. Di situ juga perkara diproses di hadapan tua-tua (Ul. 21:18-21; bnd. 4:1) baik perkara hukum (Ul. 22:15), adat penebusan: seperti kawin ipar (Ul. 25:7). Fungsi pintu gerbang sebagai tempat peradilan masih berlaku hingga menjelang jatuhnya kerajaan utara (+750 SM). Di tempat inilah Boas menyelesaikan tanggungjawabnya sambil menunggu “kerabat dekat” untuk melakukan adat penebusan terhadap keluarga Elimelekh.
Lalu muncullah si penebus (“dia (laki-laki) yang berhak untuk menebus”). Orang laki-laki yang menurut Boas adalah keluarga Elimelekh yang terdekat. Boas memanggilnya dan memilih sepuluh orang tua-tua untuk menjadi saksi tentang tanah milik saudara mereka Elimelekh yang hendak dijual oleh Naomi. Biasanya, dua atau tiga orang sudah cukup untuk menjadi saksi terhadap suatu transaksi tetapi dalam kasus penting, antara lain pernikahan dan jual beli tanah menjadi kebiasaan untuk mengambil sepuluh saksi (1 Raja.21:8). Meskipun Boas siap dan ingin menebus tanah itu, tapi ia lebih menghargai hak penebus itu, yang merupakan kerabat dekat Elimelekh (band. 3:12-13).
Israel menganut tradisi perkawinan levirat, yaitu apabila seorang laki-laki meninggal dunia tanpa meninggalkan anak laki-laki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki, agar namanya tidak terhapus dari Israel. Proses menebus dan menukar ialah dengan ‘menanggalkan kasut’ yang ketika kasut ini diberikan kepada yang berkaitan maka transaksi sudah dianggap resmi (band. Ul. 25:5-10; Im.25:25).
Boas akhirnya menjadi penebus (Ibr. goel) dengan membeli tanah Naomi dan menebus Rut. Hal ini terjadi karena kerabat dekat tersebut sebagai penebus menolak untuk menerima Rut menjadi isterinya dengan alasan karena akan merusak milik pusakanya. Lalu terjadi kesepakatan yang ditandai dengan diberikan kepadanya salah satu kasut milik penebus itu dan disaksikan oleh sepuluh orang saksi yang adalah tua-tua kota itu. Boas memberi dirinya untuk memikul tanggungjawab yang besar demi penebusan tanah, dengan demikian ini memberi harapan akan adanya satu kehidupan baru bagi Rut. Adat penebusan tersebut merupakan simbol dari pengangkatan harkat dan martabat kehidupan Rut dan keluarga Elimelekh dengan kata lain esensi dari penebusan merupakan solidaritas dan tanggungjawab keluarga.
Demikianlah Boas menjadi penebus bagi Rut untuk menegakkan dan meneruskan keturunan dan mengembalikan tanah yang ditebus kepada keturunan Elimelekh. Seluruh orang banyak dan tua-tua menjadi saksi atas peristiwa penebusan tersebut. Merekapun memberi doa dan berkat bagi Boas dan Rut agar mereka membangun Israel, menikmati kemakmuran, menjadi terkenal dan keturunannya diberkati. Setelah Boas dan Rut menjadi suami istri, mereka melahirkan seorang anak laki-laki. Akhirnya, perjuangan untuk meng-angkat harkat dan martabat kehidupan berujung pada suka-cita dimana Naomi dan anak yang dilahirkan itu didoakan oleh para perempuan. “Terpujilah Tuhan yang telah meno-long engkau dengan seorang penebus dan termahsyurlah anak Boas dan Rut karena dialah yang akan menjagamu. Naomi mengasuh anak tersebut yang diberi nama Obed (hamba Tuhan), dialah ayah Isai, ayah Daud.
Makna dan Implikasi Firman
Ketika dipercayakan Tuhan memiliki harta kekayaan, tetaplah menjadi orang baik, suka menolong, mem-perhatikan para pekerja dan orang-orang yang mem-butuhkan pertolongan.Sebagaimana yang dilakukan Boas dengan mengangkat hidup banyak orang termasuk Rut.
Penebusan Boas berdampak pada terangkat harkat dan martabat hidup Rut dan Naomi serta memelihara nama Elimelekh. Adat penebusan ini bermakna untuk mengangkat harkat dan martabat kehidupan dari keluarga Elimelekh. Demikian juga Penebusan Kristus yang telah mengangkat kita dari budak menjadi pemenang, dari kematian ke kehidupan yang kekal. (Band Yoh 3:15-16).
Harkat dan martabat hidup umat Tuhan tidak ditentukan oleh jabatan, kuasa dan materi yang dimilikinya melainkan oleh kualitas hidup. Manusia yang berharkat dan bermartabat adalah yang memiliki kasih dan kesetiaan. Rut mengasihi dan setia kepada Naomi dalam suka maupun duka. Ia bukan hanya setia kepada Naomi, tetapi juga kepada bangsa Israel (bangsa Naomi) bahkan yang paling penting adalah setia kepada Allah Israel.
Umat Tuhan wajib bekerja untuk mendapat nafkah (pendapatan) tapi bukan sembarang kerja karena bekerja adalah ibadah. Kita wajib memiliki etos kerja yang tinggi. Disiplin, bertanggungjawab bahkan sekecil apapun hasil yang diperoleh wajib untuk mensyukurinya. Daripada mendapat hasil yang besar dan cepat, tapi diperoleh dari cara yang tidak baik seperti trafficking, pengedar narkoba bahkan korupsi.
Untuk mengangkat harkat dan martabat manusia baik dalam keluarga maupun bangsa adalah melalui pendi-dikan. Dengan pendidikan, sumber daya manusia dapat dibangun, kecerdasan iman, intelektual dan emosi dapat ditingkatkan. Kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh sebab itu harkat dan martabat manusia harus dilindungi, dijaga dan diberikan hak pengakuannya secara utuh tanpa dikurangi sedikitpun, agar dirinya dapat hidup dengan aman dan mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang “mengangkat harkat dan martabat kehidupan” menurut bacaan Rut 4:1-17?
- Bagaimana peran gereja dan pemerintah dalam mengangkat harkat dan martabat keluarga, jemaat dan masyarakat?
NAS PEMBIMBING: Efesus 1:7-8
POKOK-POKOK DOA:
Gereja yang peduli terhadap mereka yang tersisih tertekan dan menderita
Upaya mengangkat harkat dan martabat kehidupan bagi sesama
Gereja dan masyarakat yang taat aturan dan hukum
Berdoa bagi janda , duda dan anak yatim piatu.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NNBT No. 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhanmu
Ses Nas Pembimbing: KJ No. 451. Bila Yesus Berada Di Tengah Keluarga
Ses Pengakuan Dosa: KJ No. 467. Tuhanku Bila Hati Kawanku
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: KJ No. 39. Ku Diberi Belas Kasihan
Ses Doa Pembacaan Alkitab: PKJ No. 15. Kusiapkan Hatiku
Tuhan
Pengakuan Iman: KJ No. 224 Masyhurkan Rajamu
Persembahan: NKB No. 208. Tabur Waktu Pagi
Penutup: KJ No. 432. Jika Padaku Ditanyakan
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.