TEMA BULANAN : “Diperlengkapi Untuk Memperkokoh Gereja dan Bangsa”
TEMA MINGGUAN :“Tugas Pelayan Memperingatkan Cara Hidup Jemaat”
BACAAN ALKITAB : Yehezkiel 3:16-21
ALASAN PEMILIHAN TEMA
GMIM dinyatakan sebagai gereja yang mandiri sejak berpisah dengan induknya “Indische Kerk”. Tanggal 30 September 1934 ditetapkan sebagai hari berdirinya GMIM dan tanggal ini diperingati sebagai HUT GMIM BERSINODE. GMIM menata pelayanan hingga menjangkau daerah di luar tanah Minahasa seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Tangerang, bahkan sampai ke luar negeri seperti Amerika, Jepang, Singapura, Autralia, Timor Leste (dulunya Timor-Timur). Pelayanan GMIM bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, usaha dan pengelolaan organisasi yang telah terpola dengan baik, mulai dari aras sinode, wilayah dan jemaat. Namun keberadaan GMIM hingga saat ini tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan melalui proses dan perjalanan waktu dengan penataan, mulai dari aras sinode sampai jemaat. Pola pelayanan gereja yang terbentuk dengan baik karena dibangun dengan dasar yang benar, yang kokoh, yaitu landasan teologis alkitabiah. Inspirasi Firman Tuhan yang mewarnai tugas pelayanan gereja juga menjadi sebuah sikap hidup jemaat. Tugas pelayanan gereja pertama-tama menunjuk kepada para rasul, pengajar, pemberita-pemberita Injil, lalu sekarang tentu menunjuk kepada Syamas/Diaken, Penatua, Guru Agama dan Pendeta, kemudian menunjuk kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Tugas pelayanan meliputi pemberitaan Injil, baik atau tidak baik waktunya, menegur dan menasehati yang salah, serta memberikan pengajaran yang sehat. Tugas ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kesabaran. Pelayan Tuhan harus berani menyatakan kebenaran kepada siapapun. Sebelum melaksanakan tugas itu pelayan Tuhan harus terlebih dahulu membekali diri dengan Firman Tuhan dan senantiasa memberi tempat kepada Roh Kudus untuk berdiam dalam dirinya, sebab oleh Roh Kuduslah seseorang mampu menguasai diri, sabar menderita dan dapat menunaikan tugas pelayanan sampai akhir; artinya pelayan Tuhan memiliki kualifikasi, dimana tidak lagi diragukan karakter Kristus di dalam dirinya serta pengetahuan Alkitab yang sehat.
Melalui kerja pelayanan gereja yang diwarnai dengan hal-hal diatas, diharapkan dapat menghasilkan perilaku hidup jemaat yang berkenan kepada Tuhan. Sehubungan dengan tugas pelayanan gereja yang berdampak pada pembentukan karakter jemaat, yaitu karakter Kristus tentunya, maka pada minggu yang berjalan ini kita menggumuli tema: “Tugas Pelayan Memperingatkan Cara Hidup Jemaat“.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yehezkiel adalah seorang nabi yang bernubuat pada masa pembuangan di Babel sekitar tahun 593 – 571 SM. Yehezkiel berasal dari keluarga imam besar di Palestina/Yerusalem. Ia terpanggil menjadi nabi setelah lima tahun berada di pembuangan Babel, usianya pada waktu itu tiga puluh tahun. Yehezkiel dalam pembuangan tinggal di Tel Abib, tepi sungai Kebar. Sebagai nabi, Yehezkiel melaksanakan fungsinya dengan menegur, menasihati dan menghibur bangsa Israel dalam pembuangan. Ia menekankan pembaharuan hati dan jiwa, dan tanggungjawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi Israel. Pada waktu itu umat Yehuda dalam kelompok kecil, memelihara jati diri, membangun rumah, menanam pohon anggur, membina ketrampilan dan merasa nyaman dengan keadaan yang baru. Kerja dan karya pelayanan Yehezkiel ditulis dalam kitab Yehezkiel.
Yehezkiel ditetapkan sebagai penjaga Israel oleh Tuhan Allah. Rupanya yang dimaksud menjadi “penjaga” adalah penjaga kehidupan moral Israel. Tugasnya adalah memperingatkan Israel tentang kejahatan mereka. Tugas itu harus secara langsung dilakukan oleh Yehezkiel atas nama Tuhan. Jika Tuhan yang bertindak secara langsung kepada orang jahat, sedangkan Yehezkiel tidak memperingatkan mereka, maka yang mendapat hukuman adalah Yehezkiel; Orang jahat akan mati dalam kesalahannya karena tidak ada yang memperingatkanya, tetapi Tuhan akan menuntut pertanggung jawaban atas nyawa dari orang yang bersalah itu kepada Yehezkiel (ayat 16-18). Namun jika seseorang sudah diperingatkan dari kejahatannya, tetapi tidak menanggapi secara positif, tidak ada pertobatan, melainkan menetap dalam kejahatan, maka ia akan mati dalam kesalahannya; sedangkan orang yang telah memperingatkannya, telah menyelamatkan nyawa- nya sendiri (ayat 19). Sebaliknya ternyata ada orang-orang yang telah hidup dalam kebenaran, berbalik dari kebenaran dan hidup berbuat curang. Ia berhadapan dengan bahaya, ia harus diperingatkan oleh nabi atau hamba Tuhan atau orang yang mengerti Firman Tuhan, tetapi jika itu tidak dilakukan, orang tersebut mati dan segala perbuatan kebenarannya tidak akan diingat-ingat, dan pertanggung jawaban tetap dituntut kepada orang yang mengetahui tentang kejahatan itu, tetapi tidak memperingatkannya (ayat 20). Lalu yang paling sangat diharapkan, yang paling ideal adalah orang yang benar, tetap hidup dalam kebenaran. Apabila orang benar hendak meninggalkan kebenaran, ia hendak melakukan dosa maka ia harus diperingatkan. Jika orang itu mendengar, ia patuh, maka orang itu akan tetap hidup dan orang yang memperingatkannya telah menyelamatkan nyawanya sendiri (ayat 21). Jadi sekalipun bukan pada pihak sebagai pelaku kejahatan, tetapi sebagai pihak yang mengerti perbuatan yang salah dan jahat tetapi membiarkan dengan tidak memperingatkan, maka orang tersebutpun akan menerima hukuman karena tidak melaksanakan tanggung jawabnya. Sebaliknya sekalipun tidak terjadi perubahan pada orang jahat yang telah diperingatkan, maka orang yang bertanggung jawab, yang memperingatkannya akan menerima keselamatan dirinya.
Tanggung jawab memperingatkan manusia akan kejahatannya adalah tugas dari siapapun yang tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Para pelayan Tuhan tidak dapat mengelak akan tugas ini, sebab keselamatan tidak hanya milik orang tertentu melainkan ditujukan kepada segala bangsa. Orang-orang yang tidak ingin kehilangan nyawanya, tidak dapat mengelak dari tugas memperingatkan orang dari kejahatan agar bertobat.
Makna dan Implikasi Firman
Sejak menjadi gereja yang mandiri pada tangga 30 September 1934, GMIM telah memiliki pola pelayanan yang baik secara organisasi maupun dalam pelayanan fungsional dan terus menerus menata pelayanannya. Maka di HUT GMIM BERSINODE yang ke-87 tahun, kita terus diingatkan dan dituntut untuk melaksanakan tugas pelayanan berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Juga harus terbuka terhadap peringatan dan teguran yang mendatangkan damai sejahtera. Sejalan dengan hal itu maka setiap kejahatan jangan dibiarkan berlarut-berlarut, karena akan merusak sendi-sendi pelayanan.
Setiap pengabaian, kelalaian dan pembiaran terhadap tindakan-tindakan dosa, adalah sikap yang tidak mencegah penyebaran tindakan kejahatan dan sebuah sikap yang tidak bertanggung jawab atas tugas dan pekerjaan yang diembankan. Harus dipikirkan secara serius bahwa dosa dan kejahatan bagaikan virus yang mudah menyebar apabila tidak dicegah atau tidak diobati.
Sebuah realitas adanya orang yang mulanya setia pada Firman, hidup dalam ketaatan dan kebenaran, tetapi karena tekanan hidup, kebutuhan jasmani dan banyaknya godaan, bisa meninggalkan jalannya yang benar. Keadaan ini perlu pendampingan, penguatan, penghiburan serta peringatan tegas agar mereka yang goyah menjadi teguh imannya. Pada akhirnya orang tersebut terselamatkan.
Setiap hamba Tuhan: Syamas/Diaken, Penatua, Guru Agama, Pendeta dan semua orang percaya perlu berjuang mempertahankan keselamatan jiwa yang Tuhan telah anugerahkan dengan hidup setia dan taat pada kehendak Tuhan. Ketaatan kepada Tuhan termasuk dalam tanggungjawab pelayanan, berani memper-ingatkan mereka yang berada dalam kejahatan agar bertobat. Tindakan ini bukan hanya menyelamatkan orang lain tetapi sesungguhnya adalah untuk keselamatan jiwa sendiri. Sikap hidup pelayan Tuhan yang tidak menjadi contoh yang baik dalam cara hidupnya perlu mendapat peringatan melalui proses penggembalaan, penilikan dan pendisplinan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI :
- Berdasarkan perikop bacaan Yehezkiel 3:16-21, apa yang dimaksud dengan tema: Tugas Pelayan Memperingatkan Cara Hidup Jemaat ?
- Menurut pendapat saudara apakah arti dari kalimat: “Tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya padamu “ (Bdk ayat 18b).
- Apa yang harus dilakukan, agar hidup yang berkenan kepada Tuhan adalah tanggung jawab kita?
NAS PEMBIMBING : Amsal 27 : 5
POKOK – POKOK DOA
Tuhan memberkati akan perayaan HUT GMIM BERSINODE Ke-87 Tahun
Tuhan menggerakan hati kepada semua pelayan GMIM agar membuka diri pada teguran dan peringatan.
Agar Tuhan menolong gereja dalam tugas pemberitaan Injil, kesaksian dan pelayanan.
Tuhan menolong gereja dalam tugas menata pelayanan secara terus menerus.
Tuhan menolong gereja dalam tugas menegakkan kebenaran dan keadilan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Nyanyian Masuk:NNBT No.1 Pujilah Dia, Pujilah Dia.
Nas Pemb: KJ. No 424 Yesus Menginginkan Daku.
Pengakuan Dosa: KJ No 27 Meski Tak Layak Diriku.
Pemberitaan Anugerah Allah: KJ No. 39 Ku Diberi Belas Kasihan.
Ses. Doa Pembacaan Alkitab: KJ No. 51 Kitab Suci Hartaku.
Pengakuan Iman: NKB No.194 Kau Tetap Tuhanku Yesus.
Persembahan: NKB No. 199 Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan.
Nyanyian Penutup: KJ No. 400 Kudaki Jalan Mulia.
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol Salib dan Perahu di atas gelombang.