TEMA BULANAN:“Aku Ini Adalah Hamba Tuhan
TEMA MINGGUAN :“ Menjadi Kuat Karena Hidup dalam Tuhan”
BACAAN ALKITAB : 2 Tawarikh 27:1-9
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, dimana usia produktif (15 – 65 tahun) lebih banyak dari pada usia non produktif. Jika diantisipasi dengan baik, maka masa ini akan membawa Indonesia mengalami kemapanan dan kesejahteraan. Sebaliknya peluang ini akan berubah menjadi malapetaka jika tidak disikapi dengan strategi pembangunan kualitas manusia yang andal, berbudaya, berdaya saing, kreatif dan inovatif di semua lini kehidupan. Sejatinya kualitas sumber daya manusialah yang akan mengantar Indonesia mengalami prospek kemajuan.
Gereja (GMIM) yang telah memasuki periode pelayanan baru tahun 2022-2026 ini, siap melanjutkan tanggung jawab pelayanan yang dimandatkan oleh Kristus, Kepala Gereja. Tugas ini tidak pernah berubah di tengah zaman yang terus bergerak dengan cepat. Imbasnya terintegrasi pada tantangan pelayanan yang semakin dinamis dan kompleks. Olehnya, gereja harus terus berbenah diri dalam memperlengkapi warga jemaatnya agar dapat berkontribusi dengan cerdas imaniah.
Tugas ini bukanlah tugas sambilan. Inilah esensi panggilan gereja untuk menjadi berkat bagi dunia, dimana gereja berada di garda terdepan di dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang beriman, berilmu dan berkarakter.
Tema minggu ini, “Menjadi kuat di dalam Tuhan” merupakan upaya menuntun jemaat hidup sesuai panggilan imannya. Hanya oleh kekuatan dari Tuhan, niscaya orang percaya dapat memaksimalkan semua potensi yang dimilikinya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab 2 Tawarikh merupakan lanjutan dari kitab 1 Tawarikh yang menceritakan kembali sejarah bangsa Israel dari perspektif imam. Tulisan ini bermaksud memberikan landasan rohani bagi umat perjanjian agar tetap beriman dan berharap adanya masa depan bersama Tuhan.
Yotam adalah raja Yehuda yang ke-11. Namanya berarti Tuhan adalah sempurna. Sesuai namanya, ia adalah sosok raja yang takut akan Tuhan. Pada usia 25 tahun, ia menggantikan Uzia ayahnya. Selama 16 tahun memerintah di Yerusalem, ia memengaruhi secara signifikan kehidupan spiritual rakyatnya. Olehnya pemerintahannya menjadi semakin kuat.
Perikop ini mencatat bahwa raja Yotam adalah sosok raja yang berhasil karena melakukan apa yang benar (Ibr, yashar: benar, lurus, jujur, tulus) di mata Tuhan. Keberhasilan dan kesuksesannya memiliki korelasi dengan kehidupannya bersama Tuhan.
Ia melanjutkan nilai-nilai iman yang diwariskan ayahnya. Perbuatannya tepat seperti yang dilakukan ayahnya. Faktor keteladanan orang tua memengaruhi sikap dan keputusan Yotam. Ia tidak hanya belajar dari kebaikan tetapi juga dari kesalahan ayahnya. Dimana, ia tidak mencemari kekudusan Bait Tuhan seperti ayahnya. Pada waktu, Uzia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati dan melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan dengan melangkahi kapasitasnya, yaitu membakar ukupan di atas mezbah. Akibatnya, ia ditegur karena bertindak sebagai imam padahal ia bukan seorang imam (2Taw 26:16-19).
Berikutnya, ada berapa hal mengenai kepemimpinan Yotam. Ia membangun dan memperluas kerajaannya tetapi tidak dibarengi dengan pembenahan kehidupan spiritual secara konsisten. Rakyat Yehuda masih melakukan hal yang merusak, yaitu penyembahan kepada berhala.
Selama masa pemerintahannya, ia memberi perhatian yang besar terhadap pembangunan Bait Allah, mendirikan Pintu Gerbang Tinggi, membangun tembok Ofel, memperluas wilayah kerajaan, mendirikan kota-kota di pegunungan Yehuda dan membangun benteng-benteng serta menara-menara di hutan-hutan.
Raja Yotam menyeimbangkan upaya pembangunan fisik dengan peningkatan kesejahteraan dan keamanan. Ketika ia memperkokoh kubu-kubu, maka ia juga memperkuat kekuatan militer, sehingga dapat mengalahkan raja bani Amon. Selama tiga tahun, bani Amon membawa upeti kepadanya berupa seratus talenta perak (1 talenta = 34 kg), sepuluh ribu kor gandum, sepuluh ribu kor jelai (1 Kor = 360 ltr). Hal ini mengindikasikan kesejahteraan dan keamanan rakyat yang dipimpinnya.
Yotam menjadi kuat (Ibr, chazaq= berkuasa, membuat kokoh) karena ia mengarahkan (Ibr, kuwn = berdiri tegak, berhasrat, benar-benar, diam tetap) hidupnya kepada Tuhan Allahnya. Kekuatan Yotam bukan karena kecakapan dan kemampuannya sendiri melainkan karena kasih karunia Tuhan (Bnd Efesus 6:10, 2 Kor 12:10b). Inilah faktor utama yang membuatnya kuat dan berhasil.
Usia Raja Yotam cukup singkat (41 tahun) dan dilakukannya secara maksimal segala tanggung jawabnya. Ia mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya dan dikuburkan di kota Daud. Ahaz, anaknya menggantikannya, namun ia tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan (2 Taw 28:1,2).
Makna dan Implikasi Firman
Lifelong Learning (pembelajaran sepanjang hayat) menekankan bahwa setiap orang perlu terus belajar sepanjang hidupnya. Pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Melalui lingkup pembelajaran komprehensif ini, orang percaya semakin arif dan terampil menyikapi perkembangan kehidupan. Aspek pembelajaran ini tidak boleh dipisahkan integritas kehidupan beriman. Kata Einstein, sosok ilmuwan Yahudi, “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”.
Yotam belajar dari kelebihan dan kekurangan ayahnya. Ia mampu mencermati kelemahan dan tidak melakukan kesalahan seperti ayahnya.
Hal menjadi kuat tidak hanya menunjuk pada kekuatan atau kemapanan hidup, melainkan juga mencakup kekuatan iman dan kematangan emosional. Orang percaya harus memiliki kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan emosional (EQ) tetapi juga kecerdasan mengatasi situasi yang sulit (Adversity Quetiont). Kecerdasan ini diperoleh melalui proses pembelajaran sepanjang kehidupan. Orang yang kuat dan tangguh bukan karena kecerdasan kognitif belaka (IQ) melainkan, orang yang mengarahkan hidupnya dengan melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Sumber kekuatan bukan pada dirinya sendiri, tetapi Tuhanlah yang merupakan sumber kekuatan itu sendiri.
Raja Yotam memaknai waktu hidupnya dengan memaksimalkan seluruh potensinya untuk membangun rumah Tuhan dan sarana serta prasarana demi kesejahteraan dan keamanan rakyatnya. Karena itu, yang penting bukanlah lamanya usia hidup tetapi bagaimana memaknai hari-hari hidup dengan menyeimbangkan perhatian bagi kegiatan pelayanan di gereja dan kesejah-teraan masyarakat. Apabila seseorang dipercayakan di dalam jabatan tertentu, lakukanlah yang terbaik sesuai kapasitasnya dan jangan melampaui wewenangnya. Bangunlah pintu gerbang sukacita, dirikanlah tembok persekutuan yang kokoh dan menara perlindungan yang aman.
Memasuki periode pelayanan dan tahun yang baru ini, orang percaya diajak untuk saling menguatkan dan bukan saling melemahkan apalagi menjatuhkan. Hal saling menguatkan, menunjukkan bahwa jemaat semakin bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Dengan demikian, kita dapat melakukan hal-hal yang luar biasa untuk kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan umat-Nya.
Riak-riak dan gesekan pada saat pemilihan, kiranya dapat ditinggalkan dan dengan berbesar hati, kita menerima dengan iman segala kondisi tersebut. Jangan sampai hal-hal itu melemahkan dan memporak-porandakan persekutuan jemaat. Kedepannya tantangan dan dinamika pelayanan semakin kompleks dan rumit, namun yakinlah, apabila Tuhan menjadi sumber kekuatan, Ia pasti menjadikan kita kuat dan berhasil di dalam melaksanakan panggilan-Nya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Hal-hal apakah yang dapat dipelajari dari raja Yotam dan jelaskanlah faktor utama yang menjadikannya kuat?
- Apa yang harus dilakukan gereja dalam menghadapi tantangan pelayanan yang semakin kompleks?
NAS PEMBIMBING: Efesus 6:10
POKOK-POKOK DOA:
Agar jemaat percaya bahwa Tuhan, sumber kekuatan.
Tidak takut menjalani kehidupan di tahun baru.
Saling menguatkan memasuki periode pelayanan yang baru.
Generasi muda yang kuat dalam iman, berkarakter dan memiliki keterampilan berinovasi.
Jemaat yang mau terus belajar.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI PERMULAAN TAHUN (HARI KEDUA)
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NKB No. 47b T’lah Datang Tahun Baru
Ny. Pujian:NNBT No. 34 Tuhanlah Perlindunganku
Pengakuan Dosa: NKI No. 285 Api Maha Tuhan
Petunjuk Hidup Baru: Engkaulah Kekuatanku
Persembahan: Sehati Sekerja (Bekerja Bersama-sama)
Nyanyian Penutup: NKB N0. 49 Tuhan Yang Pegang
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan