TEMA MINGGUAN : “Menerima dan Memberlakukan Keadilan Allah”
TEMA BULANAN : “Allah Tidak Memandang Bulu”
Bacaan Alkitab : Roma 2:1-16
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Sadar atau tidak sadar, seringkali kita bertindak menjadi hakim atas orang lain, menghakimi kesalahan ataupun kejahatan mereka. Menghakimi orang lain memang mudah tetapi yang tanpa disadari telah menghakimi diri kita sendiri. Realitas hidup ini kita sering melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukan oleh orang lain kepada kita. Bahkan dapat saja apa yang kita perbuat jauh lebih jahat dari apa yang dilakukan orang lain. Fenomena yang menarik bahwa kita lebih suka dan mudah melihat kesalahan orang lain dari pada kesalahan kita. Ada pepatah mengatakan: gajah dipelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Artinya kebenaran seseorang yang jelas ada, tidak dibicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan.
Memang soal baik dan buruk sering dipraktekan oleh orang percaya, tetapi yang luar biasa adalah melihat dan menilai keburukan orang lain serta menjatuhkan hukuman kepada orang tersebut karena berbuat salah dan jahat. Padahal menghakimi bukanlah urusan kita manusia tapi urusan Tuhan.
Benar atau salah keputusan yang diambil orang lain bukan hak kita untuk memberikan penghakiman, melainkan ukuran yang dipakai Tuhan untuk menghakimi. Semua manusia sama di hadapan Tuhan Allah dan tidak ada yang sempurna dan istimewa. Tuhan tidak pernah membeda-bedakan kita karena status dan jabatan. Siapapun kita manusia, yang terlibat dengan kejahatan maka kita tidak akan pernah luput dari penghakiman Tuhan. Tuhan Allah akan menghakimi setiap orang tanpa pandang bulu. Dimata Tuhan kita semua sama. Karena itu alasan tersebut di atas maka tema minggu ini adalah “Allah tidak Memandang Bulu”.
PEMBAHASAN TEMATIS
n Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat Roma diyakini ditulis oleh Rasul Paulus, ketika berada di Korintus dalam perjalanannya menuju ke Spanyol menjelang akhir pelayanan Misionaris. Kitab Roma ditulis pada tahun 55/56 M. Surat ini dialamatkan kepada jemaat Kristen Roma, yang berlatar belakang Yahudi dan Non Yahudi (Roma 1:13). Sayangnya Jemaat yang begitu dipuji-puji oleh Paulus, ternyata di dalamnya telah terjadi perpecahan. Salah satu konflik yang terjadi di jemaat Roma adalah mengenai pemahaman yang berbeda tentang siapa yang dibenarkan dan diselamatkan di hadapan Tuhan Allah? Masing-masing, baik kelompok Yahudi maupun non Yahudi menganggap diri mereka paling benar. Paulus memberi penegasan kepada mereka bahwa Injil itu adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada-Nya ( baik Yahudi maupun non Yahudi). Injil menjadi Representasi dari kekuatan Allah yang menyelamatkan.(bnd Roma 1:16)
Dalam Roma 2:1-16 Paulus ingin menasehati jemaat Kristen yang ada di Roma untuk tidak saling mengganggap diri paling benar atau diri lebih baik, lebih kudus dan suci dari yang lain. Sebab di hadapan Tuhan semua orang adalah berdosa. “semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. (Roma 3:23 ). Di hadapan Tuhan semua manusia sama dibenarkan dan bukan hasil usaha atau perbuatan baik, tapi hanya karena anugerah semata dari Tuhan. (Roma 3:24). Selanjutnya Paulus menjelaskan tentang kata menghakimi ( Yunani: krino = hukuman, keputusan, dengan menjatuhkan, aku telah memutuskan) kata ini diulangi sampai tiga kali, mengapa? Karena Paulus sangat serius mengkritisi akan sikap hidup dari orang-orang Yahudi yang suka menghakimi orang lain, seharusnya keadaan mereka tidaklah lebih baik dari orang orang yang dihakimi (bukan Yahudi). “Hai manusia, siapapun engkau yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah” (ayat.1). Paulus menasehatkan mereka supaya tidak boleh saling menghakimi orang lain. Tuhan Allah adalah adil dan jujur untuk menjatuhkan hukuman, kepada siapapun. Karena itu Ia berlaku adil dan benar. Tuhan menghukum menurut kebenaran, dan bukan berdasarkan latar belakang hidup, baik Yahudi atau non Yahudi (ayat 2). Perkataan engkau menghukum mereka berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya. (ayat 3). Paulus menuding orang-orang ini adalah orang orang yang jahat, sombong dan munafik. Paulus menentang pandangan yang salah, bahwa orang Yahudi tidak akan dihakimi karena mereka saleh benar dan tak berdosa. Yang paling penting untuk mereka sadari adalah kasih karunia Tuhan adalah untuk menuntun pada pertobatan.(ayat 4). Maksudnya supaya mereka meninggalkan perbuatan jahat dan kembali kepada-Nya. Memang murka Allah akan berlaku bagi mereka yang keras kepala tidak mau bertobat, yang hatinya telah mengeras seperti batu. dan bagi mereka yang hanya mencari-cari kepentingan untuk diri sendiri dan yang tidak taat pada kebenaran ( ayat 8) Namun bagi mereka yang percaya pasti diselamatkan, akan memiliki hidup kekal tetapi bagi mereka yang menolak kebenaran akan dihukum. (band. 2 Tes 2:12.)
Tuhan tidak memandang bulu untuk menghukum, baik orang Yahudi dan Yunani yang berbuat jahat. Tetapi Tuhan akan menyatakan kemuliaan, kehormatan dan sejahtera bagi mereka yang berbuat baik. Kemudian kata memandang bulu (Yunani: prosopolepsia = memandang bulu, memandang muka memandang orang) Allah tidak memandang bulu, tidak memandang muka, dan tidak memandang orang. Paulus ingin mempertegas bahwa semua orang sama di hadapan Tuhan. Dan Tuhan tidak membeda-bedakan orang Yahudi dan non Yahudi, semua istimewa di hadapan Tuhan. Tuhan memperlakukan semua orang sama, apakah orang Yahudi dan non Yahudi. (ayat 9-11).
Tuhan menghukum manusia tanpa membeda-bedakan latar belakang bangsa karena Yahudi dan non Yahudi, yang memiliki Taurat atau tidak. Tuhan mengetahui isi hati, apakah terbuka untuk Kristus atau menolak dan mengeraskan hati. Hukum Taurat bukan untuk membenarkan diri tetapi untuk mengetahui apakah orang tersebut berbuat dosa atau tidak. Tuhan mengenal isi hati manusia, baik ataupun buruk, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Dia.
n Makna dan Implikasi Firman
Di hadapan Tuhan tidak ada manusia yang sempurna, semua telah bersalah dan jatuh ke dalam dosa (Roma 8:23). Semua manusia memiliki sisi gelap karena itu jangan pernah menganggap diri paling benar, suci dan saleh. Siapapun kita, tidak akan bisa terlepas dari penghakiman Tuhan. Hukum Tuhan akan berlaku secara adil tanpa memandang muka, tanpa memandang status dan jabatan sebab Tuhan tidak pernah memandang bulu. Tuhan tidak akan pernah memihak kepada siapapun, dan tidak akan pernah memihak orang-orang tertentu. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan sekarang Ia telah terangkat ke sorga dan akan datang kembali bukan sebagai penebus dosa dan sebagai Hakim yang adil (2 Timotius 4:1). Ingat hukuman Tuhan akan diberlakukan menurut perbuatan kita. Karena itu jagalah dan dan rawatlah hati kita supaya penghukuman tidak berlaku atas kita.
Kita menilai dan menghakimi orang lain, mulai dari cara berpakaian, sikapnya, hartanya dan paling parah kita sering menghakimi hidup mereka. Menilai kekurangan, kelemahan dan menghakimi orang lain paling mudah dan gampang dilakukan oleh orang tertentu. Janganlah kita saling mencari-cari kesalahan orang lain apalagi meng-hakimi, sebab hak menghakimi bukan urusan manusia, tapi urusan Tuhan. (Matius 7:1 ). Kita dihadirkan Tuhan di dunia untuk menyatakan damai sejahtera dan terpanggil untuk saling melengkapi satu dengan yang lain supaya kita semua menjadi anggota gereja yang dewasa dan misioner. ( band Efesus 4:12-16 )
Tuhan tidak memandang bulu, manusia dari latar belakang suku, bangsa, bahasa, harta dan jabatan serta kekuasaan. Siapa yang percaya dan melakukan kehendak-Nya akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Karena itu jangan pernah memandang rendah, meremehkan orang lain apalagi membenci hanya karena mereka berbeda dan tidak sama dengan kita. ” Sebab Tuhan Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap” ( Ulangan 10:17 )
Keselamatan bukan hanya milik orang-orang tertentu atau gereja-gereja tertentu. Sebab tidak ada gereja/lembaga yang bisa memberi jaminan tentang keselamatan. Keselamatan tidak ada di dalam gereja, tetapi gereja mengajarkan tentang keselamatan yang, bukan hasil usaha dan kerja keras manusia tetapi keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Tuhan. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9). Band. Roma 3:20,28. Karena itu keselamatan adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk semua orang yang percaya dan Dia yang mengasihi serta melakukan kehendak Tuhan.
Tuhan mengasihi kita bukan karena kita baik dan benar di hadapan Tuhan, tetapi oleh karena anugerah-Nya, supaya kita tidak binasa oleh dosa melainkan kita beroleh hidup kekal. (Yohanes 3:16). Cara Tuhan menyelamatkan kita ialah Dia rela menderita, tersalib dan mati di atas kayu salib di bukit Golgota untuk menebus dosa kita manusia. Untuk itu sebagai warga gereja kita diingatkan untuk meninggalkan semua perbuatan jahat dan kembali hidup di jalan Tuhan, bertobat, membaharui hati dan pikiran serta beralih dari dalam gelap kepada terang. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. (2 Korintus 5:17.)
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang, “Allah tidak memandang bulu” berdasarkan bacaan Roma 2:1-16?
- Bagaimana praktek kita sebagai warga gereja untuk tidak memandang bulu ?
NAS PEMBIMBING: Ulangan 10:17
POKOK-POKOK DOA:
Pemimpin tidak boleh memandang muka.
Jemaat tidak saling menghakimi
Hidup toleransi antar agama dan antar gereja serta golongan agama.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk : KJ No. 2 Suci, Suci Suci
Nas Pembimbing : NNBT No.30 Allah Tuhan Kekuatanmu
Pengakuan Dosa : DSL 141. Iringlah Tuhan Dalam T’rang
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No.7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses Pembacaan Alkitab: KSK. 38 Harap Saja pada Allah
Persembahan: NKB No. 197 Besarlah Untungku
Nyanyian Penutup: Alangkah Indah Hidup Rukun
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.