Tema Bulanan: “Meningkatkan Integritas, Kompetensi dan Soliditas Pelayanan”
Tema Mingguan: ” Membangun Kebersamaan Pelayanan Berdasarkan Kasih Kristus”
Pembacaan Alkitab: Filemon 1:4-22
Alasan Pemilihan Tema
Sebagai warga Gereja Masehi Injili di Minahasa saat ini sedang berada pada Minggu Sengsara ketiga untuk menghayati perjalanan via dolorosa Yesus Kristus. Disisi lain kita sedang mempersiapkan agenda SMS ke-81 yang di dalamnya akan memilih BPMS GMIM untuk periode 2022 sd 2027 serta ditindak-lanjuti dengan penetapan dan pelantikan.
Semua ini berada dalam koridor saling mengasihi, saling menerima, mengakui berbagai kelebihan dan kekurangan orang lain, walaupun berbeda pandangan dan pendapat serta pilihan tapi semua itu dalam rangka menjawab kebutuhan serta pertumbuhan dan perkembangan gereja kita di masa milenial ini. Penting untuk menjaga semangat kebersamaan dalam satu pelayanan yang bertujuan untuk memuliakan nama Tuhan di muka bumi ini, dalam melaksanakan berbagai pekerjaan yang Tuhan percayakan, maka relasi di antara orang yang dipercayakan Tuhan sebagai kawan sekerja Allah harus tetap dijaga dan dipelihara dalam bingkai kebersamaan.
Seperti Ada ungkapan “ringan sama dijinjing, berat dipikul bersama”, tetapi sekarang sudah dibalik menjadi “ringan sama dijinjing, berat pikul masing-masing”. Inilah alasan kenapa tema “Membangun Kebersamaan Pelayanan Berdasarkan Kasih Kristus” dipilih berhubungan dengan keselarasan dan keharmonisasian hubungan diantara sesama kita, karena semata-mata ini akan memotivasi untuk tetap menjaga kebersamaan pelayanan gereja kita, agar berjalan beriringan, sepenanggungan, sehingga akan menghasilkan buah pelayanan yang balk untuk kemuliaanTuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat Filemon sifatnya unik, karena menjadi surat terpendek di antara surat-surat Paulus yang lainnya. Surat ini adalah salah satu surat pribadi Paulus kepada Filemon yang ditulis pada waktu dan situasi yang sama dengan Efesus dan Kolose. Paulus menulis surat ini oleh karena Onesimus, seorang budak yang telah melarikan diri dari majikannya yaitu bernama Filemon (artinya Teman yang penuh kasih). Filemon berasal dari kota Kolose. la memiliki strata sosial yang tinggi, kaya, terkemuka dan mempunyai banyak budak di antaranya Onesimus. Onesimus lari dengan membawa harta milik Filemon dan menyembunyikan diri ditengah keramaian kota Roma. Di situ Onesimus mengenal Paulus dan Paulus membawa dia kepada Kristus. Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang diantara Onesimus dan Paulus (ayat 9-13). Paulus merasa bahwa harus meluruskan kesalahan yang telah diperbuat oleh Onesimus, oleh karena itu Paulus mengirimnya kembali kepada bekas majikannya dengan membawa surat ini, yang menghimbaunya untuk menerima dan memaafkan Onesimus kembali. Paulus bersedia membayar kerugian materi yang disebabkan oleh Onesimus (Filemon 18-19).
Surat Paulus kepada Filemon ini, memiliki tiga tujuan yakni: Pertama, menunjukan kepada pembaca bagaimana Paulus menggunakan otoritas kerasulan dan dorongan pastoralnya. Kedua, mengurus persoalan khusus tentang hambanya Filemon yaitu Onesimus yang telah melarikan diri. Menurut hukum Romawi, hamba yang melarikan diri dapat dihukum mati, Paulus tidak mau hal itu terjadi kepada Onesimus maka ia menjadi mediator perantara untuk Onesimus dengan Filemon dan memohon kepada Filemon supaya Onesimus diterima kembali secara ramah, dan bukan lagi sebagai budak melainkan teman seiman dan sahabat Paulus. Ketiga, menunjukkan keyakinanya, bahwa ia akan dibebaskan dari penjara Roma dan kembali ke Asia Kecil.
Naskah ini diawali dengan salam dari Paulus penulis surat ini, dia memperkenalkan dirinya sebagai pendahuluan surat ini kemudian mengucapkan salam penyertaan yang dari Allah, selanjutnya :
Ayat 4 – 7 Betapa menyenangkan bagi Paulus mendengar bahwa Filemon memiliki kasih yang sangat besar terhadap pekerjaan Tuhan. Paulus juga berdoa untuk Filemon agar supaya imannya terus bertumbuh di dalam Tuhan yang akan menghasilkan perbuatan baik yang kemudian akan berdampak dalam persekutuan (Yun. Koinonia) jemaat pada saat itu. Selanjutnya juga perbuatan baik Filemon juga membawa kegembiraan dan penghiburan kepada banyak orang.
Ayat 8 – 9 Kebesaran hati seseorang terpancar dan cara ia memandang orang lain. Adalah hak Paulus (apalagi dalam kapasitas sebagai seorang rasul) untuk memerintahkan sesuatu yang harus ditaati oleh Filemon. Namun Paulus tidak menggunakan hak itu, justru ia “meminta” (ayat 9) kepada Filemon. Dalam pengertian ini terlihat betapa Paulus respek terhadap Filemon.
Ayat 10 – 16 status budaknya yang melarikan diri pasti sangat menakutkan bagi Onesimus. Maka Paulus menjelaskan kepada Filemon bahwa sudah saatnya ia membangun hubungan yang baru dengan Onesimus; bukan hanya sebagai tuan dan budak, namun sebagai seorang saudara di dalam Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menyebut Onesimus sebagai “anakku” menunjukkan teladan penerimaan yang luar biasa kepada seorang yang berbeda latar belakang. Melalui sebutan ini, Paulus menunjukkan kepada Filemon bahwa Onesimus sekarang telah menjadi seorang Kristen, saudaranya di dalam Kristus. Sebagaimana Paulus telah menunjukkan belas kasihan demikian juga seharusnya Filemon dan keluarganya menunjukkan kemurahan hati. Kata-kata Paulus demikian persuasif dan meyakinkan Filemon untuk memenuhi permintaan Paulus kepadanya. Nama Onesimus (berguna atau menguntungkan). Paulus menjelaskan bahwa budaknya yang dahulu tidak menguntungkan Filemon sekarang telah menjadi seorang yang sangat berguna bahkan menguntungkan baik bagi Paulus maupun bagi Filemon.
Ayat 17 – 22 Ungkapan bahwa “kasih nyata dalam perbuatan” agaknya nyata dalam tindakan Paulus. Kesungguhan kasihnya kepada Onesimus tidak tanggung-tanggung. Seandainya Filemon menuntut ganti rugi akibat perbuatan Onesimus, Paulus siap secara pribadi membayarnya. la rela berhutang kepada Filemon demi Onesimus. Kasih yang tulus rela berkorban bukannya menuntut. Sebagai bapak rohani Filernon, Paulus mengharapkan agar Filemon juga dapat mengasihi dengan tulus bagi Onesimus dan menerimanya kembali dengan penuh pengampunan melalui Doanya.
Makna dan Implikasi Firman
Untuk membangun kebersamaan hendaknya memiliki tiga dampak yang membawa kepada perubahan hidup dalam pola pikir, karakter dan sikap pelayanan, yaitu: 1. Kasih Kristus dasar dari pengampunan, 2. Meruntuhkan tembok-tembok pemisah, 3. Mengajar untuk menghargai dan mengampuni kesalahan orang lain.
Jika kita diberi kuasa dan kepemimpinan adalah untuk sebuah maksud dari Allah, yakni untuk kita menyelamatkan keluarga dan bahkan dunia ini. Kita harus hidup saling menghargai satu sama lain, dengan sesama saudara seiman kita. Jangan gunakan hak kita untuk saling menyerang dan menjatuhkan. Pergunakan hak kita untuk kemuliaan Tuhan. Agar supaya semangat kebersamaan dalam jemaat terus terjaga
Dunia semakin berubah demikian cepatnya, tetapi kasih hendaknya jangan berubah, mengapa? Karena lewat perbuatan kasih, dunia akan melihat kasih Kristus terpancar melalui kehidupan kita. Contohnya ketika kita mau peduli dan berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan melalui program puasa diakonal. Adanya bantuan pendidikan kepada anak-anak kurang mampu, bedah rumah dan masih banyak lagi contoh konkret lainnya. Hal ini tentunya dimulai dari keluarga, jemaat dan masyarakat dimana kita beraktivitas setiap hari.
Gereja terpanggil untuk menyatakan itu dalam tugas dan tanggungjawab, juga untuk terus menjaga kebersamaan pelayanan yang didasarkan oleh kasih Kristus sendiri, dalam arti kita baru melewati proses pemilihan diaras wilayah serta kita sedang mempersiapkan proses agenda SMS ke-81 GMIM dalam rangka pemilihan di aras Sinode. Marilah kita tetap solid untuk tetap saling mengasihi diantara dinamika perbedaan pilihan, karena itulah suatu bentuk kekayaan dalam kerja Pelayanan GMIM yang mandiri, missioner dan global.
Disaat saat ini kita juga sedang bersama dengan masyarakat dunia bisa memaknai Hari Kebahagiaan Internasionai, Hari Hutan Sedunia, serta Hari Air Sedunia, marilah kita juga saling berbagi kebahagiaan dengan sesama. Kita juga diajak untuk menjaga kelestarian bumi tempat berpijak dengan tidak membuang sampah sembarangan, merusak hutan tetapi menanam pohon-pohon untuk menjaga ekosistem, sehingga ketersediaan air tetap terjaga.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa arti kebersamaan pelayanan berdasarkan kasih Kristus menurut Filemon 1:4-22?
- Bagaimana tindakan nyata dalam menerapkan nilai-nilai kebersamaan di tengah tantangan kehidupan jemaat yang penuh dinamika?
- Bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin dalam menjaga kebersamaan dalam pelayanan?
NAS PEMBIMBING: Roma 12:10-11
POKOK POKOK DOA:
Penghayatan tentang Minggu Sengsara Yesus Kristus.
Jemaat Tuhan harus hidup berdasarkan Kasih Kristus
Kita mampu menjaga kebersamaan hidup dalam pelayanan gereja dan masyarakat – Menerapkan kasih Kristus yang mau mengampuni sesama dan menghargai sesama.
Persiapan SMS ke-81 GMIM serta Agenda Pemilihan Aras Sinode.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : KJ No.454 “Indahnya Saat Yang Teduh”
Nas Pembimbing: “Bukan Kar’na Kebaikanmu”.
Pengakuan Dosa : KJ No. 33 “Suara-Mu Kudengar”
Pemberitaan Anugerah Allah: KJ.No. 178 “Kar’na Kasih-Nya Padaku”
Ajakan Untuk Mengikuti Yesus Di Jalan Sengsara: KJ. No. 158 “‘Ku Ingin Menghayati”
Persembahan: KJ No. 174b “‘Ku Heran Jurus’lamatku.”
Nyanyian Penutup : “Alangkah Indah Hidup Rukun”
ATRIBUT:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.