Tema Bulanan : Solidaritas Yang Paripurna
Tema Mingguan : Berjalan Bersama Dalam Terang Firman
Bacaan Alkitab: Lukas 24 :13-35
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tugas panggilan gereja sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari Sang Kepala Gereja yaitu Yesus Kristus, Firman yang hidup, yang memberikan Roh Kudus sebagai Penolong dan Penghibur bagi jemaat. Tugas panggilan gereja adalah tugas semua orang percaya. Gereja yang dipanggil dan diutus Tuhan ke dalam dunia harus berjalan bersama. Namun realita terjadi sengaja ataupun tidak sengaja kadang warga gereja tidak dapat berjalan bersama. Karena warga gereja masih hidup dalam egoisme, iri hati, cemburu, menjatuhkan orang lain.
Betapa sulit di era ini dengan berbagai kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjadikan warga gereja tidak taat melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat. Solidaritas yang paripurna adalah sifat satu rasa (senasib), setia kawan yang lengkap dan utuh. Karena itu gereja dihantar untuk terus “Berjalan Bersama dalam Terang Firman” menghadapi problematika kehidupan dunia saat ini.
PEMBAHASAN TEMATIS Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Lukas adalah salah satu dari Injil Sinoptik, yang berfokus pada kehidupan, pelayanan, kematian sampai kepada kebangkitan Yesus. Setiap tulisan Injil mempunyai penekanan yang khas dalam pelayanan dan karya tentang penggambarannya akan Yesus. Injil Lukas menekankan tentang penyelamatan yang universal, yaitu bahwa keselamatan diberikan kepada semua bangsa bukan hanya bagi bangsa Yahudi tetapi juga kepada non Yahudi, termasuk keselamatan bagi kaum marginal, miskin, disabilitas, kaum perempuan dan anak-anak.
Lukas 24:13-35 melanjutkan sebuah kisah yang menceritakan penampakan Yesus kepada dua pengikut-Nya di jalan ke Emaus (ayat 13). Perjumpaan dengan Yesus ini terjadi ketika dua orang dari para pengikut Yesus berjalan pulang kembali ke Emaus, sebuah kampung yang terletak sekitar 11 Km arah barat laut kota Yerusalem, setelah dua orang dari murid Yesus melaksanakan hari raya di Yerusalem. Dua orang ini bukanlah bagian dari kesebelas rasul, mereka merupakan orang yang telah menjadi percaya dan berjalan bersama dengan Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem. Sambil mereka sedang bercakap, ternyata Yesus menjumpai mereka dan ikut dalam rombongan itu (ayat 14-15). Namun, mereka tidak mengenal-Nya dan dianggap sebagai seorang dari rombongan peziarah, hal ini terjadi karena dalam beberapa peristiwa Yesus tidak langsung dikenal sesudah kebangkitan. Mata mereka tertutup, suatu ungkapan untuk menunjukan bahwa ada sesuatu yang menghalangi mata mereka (ayat 16). Bermacam kisah dalam kitab Injil-injil mengatakan bahwa Yesus tampak hadir dengan rupa berbeda (Mrk 16:12; Yoh 20:14; 21:4). Yesus memulai percakapan dengan mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” (ayat 17), mendengar pertanyaan Yesus kedua orang ini berhenti dengan begitu sedih karena telah kehilangan Guru yang sangat mereka kasihi, sembari terheran-heran ternyata ada seorang dari peziarah yang tidak mengetahui peristiwa penyaliban Yesus yang menggemparkan Yerusalem, sehingga rasanya mustahil jika di kota itu masih ada orang yang tidak tahu akan kejadian itu. Dan seorang dari merekapun menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Yesus, nama orang yang menjawab itu Kleopas dan pengikut yang lain bernama Simon (ayat 18). Kleopas tidak menyadari bahwa itu adalah Yesus karena sesuatu yang menghalangi indra para murid (sebab di sini dikatakan: ada suatu kuasa ilahi yang menghalangi mata mereka), supaya nyata bahwa firman-Nya yang tidak tergantung pada hadirat jasmani-Nya yang begitu diagung-agungkan para murid. Tetapi Dia juga dapat mengajari dan menggugah hati mereka melalui orang lain, yang memiliki hadirat Roh-Nya dan yang disertai dengan anugerah-Nya yang tidak tampak secara kasat mata.
Perkara yang memenuhi pikiran mereka adalah mengenai Yesus orang Nazaret, yang adalah seorang nabi dan guru. Dia menyiarkan ajaran yang benar dan hebat, yang telah membuktikan semua itu dengan banyak mujizat yang menakjubkan dan penuh dengan belas kasihan, sehingga Dia berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan semua bangsa yang artinya Yesus sangat dikasihi Allah dan disayangi manusia (ayat 19). Namun, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin telah menyerahkan Dia kepada kekuasaan Romawi untuk di hukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya (ayat 20). Mereka kecewa karena mengharapkan bahwa Yesus akan membebaskan bangsa
Israel, tetapi hal itu sama sekali tidak terjadi sebab sudah lewat tiga hari sesudah kematian-Nya dan tidak mungkin ada harapan. Akan tetap, kematian Yesus yang membuat mereka putus asa justru adalah landasan yang teguh bagi pengharapan mereka, jika saja mereka dapat memahaminya dengan baik (ayat 21).
Mereka mengakui bahwa berita tentang kebangkitan Yesus yang disampaikan oleh para perempuan dan para murid yang memeriksa kubur kosong itu sudah mereka dengar sebelum keduanya berjalan pulang ke Emaus, tetapi sepertinya mereka meremehkan kabar itu dan tidak mempercayainya sebab tidak ada bukti positif bahwa Dia sudah bangkit (ayat 22-24). Mendengar hal itu, Yesus pun menegur mereka dengan keras atas kebutaan dan ketidakpekaan dalam memahami setiap perkataan dan pengajaran Yesus tetapi juga firman Allah yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Kedua orang ini begitu terkesan dengan perkataan dan pengajaran Yesus tentang Kitab Suci, sehingga meminta-Nya untuk tinggal dengan mereka mengingat hari telah petang (ayat 25-29). Yesus ikut dan makan malam bersama (ayat 30), kisah ini mengingatkan pada kisah Perjamuan Akhir (Luk 22:14-23; Mrk 14:17-25; Mat 26:20-29; Yoh 11:23-25). Seketika mata mereka terbuka, namun Yesus secara ajaib lenyap dari pada mereka (ayat 31). Dalam kobaran hati yang begitu dipenuhi Roh Kudus mereka kembali ke Yerusalem untuk membagikan apa yang terjadi. Ketika tiba, kabar sukacita itu telah tersebar, Simon Petrus telah bertemu dengan Yesus, kemudian mereka memberi kesaksian iman dalam perjumpaan itu kepada mereka semua (ayat 32-35).
Makna dan Implikasi Firman
Penampakan Yesus adalah penggenapan dari perkataan Kristus bahwa setelah tiga hari Ia akan bangkit. Perjumpaan dengan Yesus yang telah bangkit merupakan pengalaman iman yang dialami oleh dua orang pengikut Yesus yang dalam kesedihan berjalan pulang kembali ke kampung halamannya. Mereka berdua hanyalah dua dari sekian banyak orang yang percaya kepada Yesus, namun keduanya mendapat kesempatan yang begitu luar biasa dapat berjumpa langsung dengan Kristus, kesaksian mereka terus dibacakan dalam gereja di tiap masa dan menjadi penguatan iman serta refleksi bagi gereja sampai saat ini. Pengalaman iman seperti inilah yang harus disadari orang percaya bahwa manusia terus mempertanyakan di mana Allah terlebih ketika pergumulan menerpa? Nyatanya umat-Nya yang kurang begitu peka dan dibutakan, dalam melihat Dia yang terus ada bahkan menjumpai manusia terlebih dahulu. Bukalah mata kehidupan dengan menyadari bahwa Dia telah mengangkat umat dari kegelapan, agar dapat berjalan beriringan bersama seluruh orang percaya dan bahkan seluruh dunia dalam terang Firman.
Orang percaya diperhadapkan dengan berbagai persoalan dan pergumulan hidup di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat. Karena itu, dituntut untuk tetap optimis, penuh sukacita, cerdas dan berhikmat serta terus berjalan bersama dalam terang Firman. Firman Tuhan adalah kekuatan iman. Yesus telah bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya juga kepada banyak orang, kuasa kebangkitan-Nya menjadikan kita taat. Dengan demikian ketaatan kita membangkitkan semangat untuk menampakkan sikap solidaritas yang paripurna seperti yang diteladankan Yesus Kristus.
Berjalan bersama dalam KBBI artinya melangkah atau bergerak maju; berlaku; ditaati (tentang aturan, undangundang, hukum). Jadi kalau berjalan bersama Tuhan, berarti melangkah dalam iman dan persatuan dengan Tuhan, selama hidup atau akan berjalan ke arah yang benar dengan selalu berfokus pada Tuhan dan mengikuti pimpinan-Nya.
Bila orang Kristen dalam kesedihan, pergumulan dan kalut, membuat mereka tidak dapat lihat Yesus yang ada, sikap ketidakpercayaan kepada Tuhan terkadang membuat manusia meragukan kuasa kebangkitan. Sejatinya sebagai orang yang telah menerima kuasa kematian dan kebangkitan Kristus seharusnya membuat orang percaya memiliki pengakuan iman yang hidup melalui tindakan yang nyata, sehingga rasa takut, cemas, kuatir bahkan dalam problema kehidupan yang besar sekalipun tidak akan membuat manusia lupa untuk setiap perkataan dan janji Yesus sebagaimana Alkitab mencatat bawah Dia akan mati dan bangkit pada hari ketiga dan akan mengutus Roh Kudus ada ditengah-tengah kehidupan orang percaya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa makna perjumpaan dan kesaksian iman dari dua orang pengikut Yesus menurut Lukas 24:13-35?
- Mengapa orang percaya sering sulit menyadari kehadiran Yesus Kristus dalam kehidupan?
- Bagaimana langkah konkrit gereja agar dapat berjalan bersama dalam terang Firman di masa kini?
NAS PEMBIMBING: Yesaya 9:1
POKOK-POKOK DOA:
Peka melihat perjumpaan dengan Kristus dalam perjalanan kehidupan.
Jemaat dapat melihat terang Kristus dan berjalan di dalamnya.
Memperhatikan sesama agar mampu berjalan beriringan dalam Terang Firman.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses Doa Pembukaan, KJ No.322 Terang Matahari
Pengakuan Dosa & Pengampunan: DSL 138 Jalan di Terang
Ses Pembacaan Alkitab: KJ NKB 129 Indah Mulia, Bahagia
Penuh
Persembahan. KJ No. 424 Yesus Menginginkan Daku
Penutup: KSK 105. Sehati Sekerja
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dan salib berwarna kuning.