Wanita/Kaum Ibu GMIM yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Puji Tuhan! Kita kembali dalam sukacita merayakan HUT W/KI GM1M ke-85. Layaklah kita sembah dan muliakan Tuhan Yesus Kepala Gereja. Kita menikmati suasana yang penuh kegembiraan ketika Tuhan masih berkenan kita berjumpa lagi untuk mengukir sejarah W/KI GMIM sejak lampau hingga kini. Kita dimotivasi untuk penuh semangat sebagai ibu-ibu Tuhan di periode baru ini sambil mengingat sejarah W/KI untuk kita syukuri di tahun ini.
Dalam perayaan kali ini kita di tuntun oleh Tema: “W/Kl Yang Setia Berdoa”, yang didasarkan pada firman Tuhan dalam I Samuel, cerita tentang ibu Hana istri Elkana.
Berdoa adalah nafas hidup orang percaya. Istri-istri Elkana adalah Ibu Hana dan ibu Penina yang memiliki anak. Hana tidak memiliki anak, karena Tuhan menutup kandungannya. Beban morilnya sangat berat! Dia tertekan secara psikologis, karena adanya pandangan yang diskriminatif di masyarakat masa itu begitu kuat, jika seorang istri mandul membawa aib dan memalukan. Sebab itu ibu Hana berbeban dan bergumul. Ia merasa terhina, apalagi dengan ejekan ibu Penina. Ibu Hana disepelekan oleh ibu Penina dan selalu menyakitinya. Sebagai istri, ibu Hana tidak ingin ia terus menerus sedih, sakit hati dan tidak ingin mengecewakan Elkana suaminya. Ia tidak membalas hinaan ibu Penina tapi ia datang kepada Tuhan. Kondisi ibu Hana yang bergumul karena tekanan batinnya itu, mendorongnya untuk datang kepada Tuhan. Ibu Hana pergi ke Bait Suci dan berdoa sambil menangis dan menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan. Ibu Hana bersusah hatinya tapi ia tidak berputus asa dan berkeyakinan satu satunya pertolongan hanya datang dari Tuhan. Itulah sebabnya, dengan bersungguh sungguh ibu Hana mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan dalam doa.
Ayat 10 dan 11, ia bernazar agar Tuhan memperhatikan sengsaranya. Ia meminta Tuhan dapat memberikan anak laki laki dan jika diberikan, anak itu akan diberikan kepada Tuhan seumur hidupnya. Kemudian ibu Hana menyampaikan kepada Imam Eli bahwa ia bergumul dan berdoa. Imam Eli sempat menganggap ibu Hana seperti orang mabuk sewaktu yang berdoa di Bait Suci. Tapi tidak membuat ibu Hana berkecil hati. Ia bersemangat saat mendengar ucapan Imam Eli yang menguatkannya, bahwa Tuhan Allah akan memberikan apa yang dimintanya. Allah mengingat permohonan ibu Hana dan mengabulkan doanya lalu memberikan anak. Dan anak itu ia namakan Samuel. Artinya “aku telah memintanya kepada Tuhan”.
Wanita/Kaum Ibu GMIM yang dikasihi dan diberkati Tuhah Yesus,
Catatan penting tentang isi doa ibu Hana yang perlu kita renungkan adalah:
Pertama, Allah mau mendengar doa ibu Hana yang sungguh-sungguh dan tulus. Tuhan melihat isi hatinya yang konsisten dengan apa yang menjadi nazarnya. Sebagaimana kata Yakobus 5:16, doa orang benar jika dengan yakin di doakan maka besar khasiatnya. Yesus juga mengajarkan kita berdoa syafaat untuk orang lain, termasuk berdoa untuk musuh sekalipun.
Kedua, isi doa ibu Hana berorientasi pada kepentingan Allah. Dia pasrahkan dan relakan anaknya untuk melayani kemuliaan Tuhan seumur hidup. Doanya bukan bertujuan untuk
kepentingan dan kesenangan dirinya. Seperti Yesus berdoa di taman Getsemani supaya kehendak Tuhan yang jadi. Kita pribadi atau sebagai gereja rajin berdoa agar kepentingan Tuhan yang jadi demi kesaksian-Nya di dunia.
Ketiga, Allah mengingat doa ibu Hana sebab sikapnya yang penuh kerendahan di hadapan Tuhan. Karena Tuhan sangat menentang orang yang congkak hatinya dan mengasihani orang yang rendah hatinya. Seperti dalam kesaksian I Petrus 5:5b. Sehingga Allah mengabulkan doanya sesuai rencana dan kehendak-Nya.
Wanita/Kaum Ibu GMIM yang dikasihi dan diberkati Tuhah Yesus,
Pesan firman untuk kita sebagai ibu-ibu Tuhan, bahwa dalam kesaksian di jaman now ini, kita diperhadapkan dengan masalah yang kompleks di sekitar kita; keluarga, lingkungan pergaulan, jemaat dan masyarakat. Sebab itu jadikan rumah kita sebagai Rumah Doa bagi kepentingan, keluarga, jemaat dan umat Tuhan. (Markus 11:7)
Kita sadari tidak sedikit perasaan dan pikiran terkadang dipermainkan oleh persoalan dan cobaan. Kita pun kadang menanggung hinaan dan ejekan saat melayani. Sehingga kita perlu belajar dari sikap ibu Hana:
- Tuhan Yesus Maha mendengar. Ia mendengar setiap doa kita sebagai istri, ibu yang sungguh sungguh menggumuli masalahnya di hadapan Tuhan. Sebagai pribadi dan persekutuan W/KI harus rajin berdoa terutama untuk kepentingan Tuhan agar kita menjadi saksi-Nya di dunia.
- Tuhan melihat hati dan iman. Kita harus mencurahkan isi hati dengan penuh kerendahan di hadapan-Nya. Apapun persoalan dalam rumah tangga kita; masalah ekonomi, anak atau suami bawalah ke hadapan Tuhan. Media sosial bukanlah tempatnya. Medsos malah akan berbalik menghancurkan kita dan keluarga. Sebab itu jadikan rumah kita sebagai Rumah Doa bagi kepentingan, keluarga, jemaat dan umat Tuhan. Jangan biarkan rumah kita jadi seperti “sarang penyamun”. (Markus 11:7)
- Sebagai istri dan ibu tekunlah berdoa. Sebab doa adalah nafas hidup orang percaya. Doa yang sungguh-sungguh bukan hanya satu dua kali. Sebab ada pengakuan ibu ibu, `kita ini so salalu berdoa, riki so lala berdoa. Ibu ibu, mar Tuhan nyanda lala dengar torang pe keluhan’. Kita harus tekun dan sabar menanti jawaban Tuhan. Jadilah istri yang setia kepada suami dan anak, apapun yang dihadapi. Berdoa untuk orang yang kita sayangi terutama karena kesuksesan dan keberhasilan suami dan anak juga ditentukan oleh doa kita istri dan mama. Sebab itu tidak heran ada ucapan yang mengatakan kita sebagai istri adalah tiang doa dalam keluarga. Itu jelas dan realistis. Allah berkenan memenuhi janjiNya bagi kita W/KI yang setia berdoa untuk keluarga, untuk gereja dan bangsa.
- Jangan mencontohi prilaku ibu Penina yang suka mengejek dan menganggap rendah orang di sekitar kita; tetangga, pembantu. Jadilah ibu yang dewasa dalam iman. Jangan biarkan pikiran jahat dari si raja kegelapan menguasai kita. Ia ingin menjatuhkan nama baik atau persekutuan kita dengan ejekan dan hinaan yang merusak dan menghancurkan.
Wanita/Kaum Ibu GMIM yang dikasihi dan diberkati Tuhah Yesus,
Kita bersyukur sebab firman Tuhan telah menyegarkan kita. Mengoreksi kita tentang pentingnya berdoa, apalagi ketika kita menghadapi berbagai persoalan. Mazmur 62:9 pemazmur berkata, “Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.” Jadikan doa sebagai sarana kita mencurahkan isi hati dan pergumulan. Supaya kita jangan jatuh dalam pencobaan. (Markus 14:38) Agar kita dijauhkan dari yang jahat, dari rasa benci dan dendam. Di hari yang bersejarah ini, marilah jadikan tahun pertama pelayanan kita untuk terus berkomitmen menjadi W/KI yang tetap setia berdoa untuk kemuliaan nama Tuhan. Terpujilah nama Tuhan. Amin.