TEMA BULANAN : “Hidup Sejahtera Bagi Semua Ciptaan”
TEMA MINGGUAN : “Berilah Ruang Kehidupan Bagi yang Lain”
Bacaan Alkitab: Yehezkiel 47:21-48:14
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Sebagai ciptaan Tuhan Allah yang termulia, manusia tidak bisa lepas dari keterkaitan dalam hubungan timbal balik dengan ciptaan lainnya di dunia ini. Termasuk di dalamnya mahkluk hidup lain apakah tumbuh-tumbuhan, hewan terlebih manusia itu sendiri. Mengasihi sesama manusia, dan saling menolong sama halnya dengan mengasihi diri sendiri. Sejak dahulu sampai sekarang manusia diajarkan untuk mengasihi Tuhan Allah dan manusia seperti dirimu sendiri sebagai hukum yang terutama dan yang pertama. Sebagai orang percaya harus mengasihi sesama manusia apakah saudara, teman, sobat, kenalan ataupun orang asing yang sepatutnya dikasihi sebagai wujud cinta kasih kepada-Nya yang empunya kehidupan. Dengan demikian kita telah memberi ruang bagi kehidupan orang Lain.
Namun adanya fakta yang membuktikan sering dijumpai sifat manusia tidak peduli dan meremehkan keberadaan orang lain, termasuk orang asing ataupun pendatang, yang ada di sekitar kita. Hal ini pentingnya panggilan serta tugas gereja di tengah dunia ini adalah untuk menyatakan kehendak Tuhan Allah yaitu mengasihi semua ciptaan-Nya terlebih sesama manusia. Karena itu tema di minggu berjalan ini: “Berilah Ruang Kehidupan bagi Orang lain”akan menjadi motivasi untuk mengerti dan memahami betapa penting mengasihi dan menolong sesama termasuk orang asing sekaligus sebagai wujud respons terhadap keselamatan yang Tuhan Allah sudah karuniakan kepada setiap orang percaya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nabi Yehezkiel adalah nama seseorang dalam catatan sejarah Kitab perjanjian Lama yang menurut perkiraan tinggal dan beraktifitas dalam pembuangan di babel baik sebelum bahkan sampai jatuhnya Yerusalem sekitar tahun 593-571 SM. Nama kitab Yehezkiel ditulis berdasarkan nama nabi besar Yehezkiel, yang berasal dari bahasa Ibrani y’khezqe’l yang artinya : Allah menguatkan, adalah anak dari imam Busy (Bdk Yeh 1:3). Yehezkiel berusia 25 tahun ketika ia mengalami masa pembuangan di Babel bersama dengan raja Yoyakhin (bdk 2 Raja-raja 21:14-17). Pada tahun ke-5 sebagai tawanan dan diusia 30 tahun, Tuhan memanggil Yehezkiel untuk menjadi seorang nabi (Yeh. 1:1). Peranannya sebagai nabi selalu dinampakkannya baik saat bersama umat yang tinggal di pembuangan di Babel juga terhadap mereka yang tinggal di Yerusalem dimana ia pergi dan berada. Bila dipelajari lebih lanjut maka akan didapati kisah dalam kitab Yehezkiel adalah menceriterakan tentang kesucian, serta kekudusan dan keagungan Tuhan Allah yang seharusnya dibarengi dengan pertobatan umat-Nya dari berbagai perbuatan dosa. Ini nampak dalam isi kitab Yehezkiel yang menyatakan bahwa dalam penglihatannya, Yehezkiel melihat muka Tuhan Allah pencipta sangat mengasihi umat-Nya. Dengan kata lain ia dapat menegur, menasehati, dan memberikan penghiburan terhadap bangsa Israel yang sedang dalam pembuangan.
Khusus Yehezkiel 47:21-48:14 adalah kisah kesaksian yang isinya menggunakan bahasa yang bersifat eskatologis, dan berkaitan erat dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Setelah suatu gambaran tentang sungai-sungai yang memberikan kehidupan tentang tanah itu (Pasal. 47:1-12), ditunjukkan-Nya batas-batas tanah itu serta pengaturan tentang tanah tersebut. Bagian ini adalah penampakan Firman Allah kepada Yehezkiel mengenai pembagian tanah yang harus diberikan kepada keduabelas suku Israel, tetapi juga kepada orang-orang asing (bukan termasuk suku Israel) yang ada di tengah-tengah suku Israel sebagai warisan milik pusaka mereka (Pasal 47 : 21-23), yang merupakan bagian untuk memberikan ruang kehidupan bagi orang lain. Kecuali Suku Lewi tidak mendapatkan tanah pusaka karena mereka dikhususkan menjadi suku para imam (bdk . 44:28, Bil. 18:20). Suku di sebelah utara tanah kudus akan menjadi tempat tinggal dari tujuh suku yaitu: Dan, Asyer, Naftali, Manasye, Efraim, Ruben dan Yehuda. Efraim dan Manasye adalah perwakilan dari Yusuf yang mendapatkan bagian masing-masing, dalam rangka mempertahankan jumlah duabelas (Pasal 47:13). Hal ini dilakukan untuk menyatukan kembali seluruh suku Israel dimana setiap suku mendapat-kan wilayah horizontal dengan perbatasan barat dan timur yang sama (ayat 1-7, 23-29). Kisah ini memberikan pesan tentang adanya penetapan suku-suku Israel yang telah dipulihkan. Pemulihan dari Allah bagi umatnya yang luar biasa dilakukan-Nya, dengan tujuan untuk memberikan semangat kepada bangsa Israel bahwa kemuliaan Allah akan dinyatakan di masa yang akan datang, dan akhirnya akan menghasilkan pengurapan dan berkat yang akan bertahan untuk selama-lamanya.
Selanjutnya pada bagian tanah yang panjangnya 25.000 hasta dan lebarnya 20.000 hasta yang membentang dari batas timur sampai ke batas barat, tanah itu harus dipersembahkankan khusus untuk pemukiman kudus (bdk 45:1-2) dan ditengah-tengahnya terdapat tempat kudus (Pasal 48:8-9). Bagian pemukiman kudus juga dapat diberikan kepada para imam yang terus memelihara kewajibannya terhadap Tuhan Allah, juga untuk orang-orang Lewi (Pasal 48:10-14, bdk 45:3-5). Ditekankan di sini bahwa mereka (para imam dan orang Lewi) yang tetap taat kepada kehendak-Nya yaitu hidup baik dan benar akan memperoleh upah dalam Kerajaan Allah di masa yang akan datang, yang dicontohkan-Nya bagi keturunan Zadok yang mendapatkan hak istimewa untuk tinggal dekat Bait Suci Allah (ayat 11).
Mengenai tanah pemukiman kudus tersebut tidak boleh dijual sedikitpun ataupun menukarkan terlebih mewariskan kepada keturunan atau orang lain sebab itu kudus bagi Tuhan sebagai empunya segalanya. Pemukiman kudus adalah penting untuk pembangunan tempat kudus juga untuk pemukiman orang-orang yang terus memelihara kesetiaannya kepada Tuhan sehingga Tuhan menguduskan mereka baik imam ataupun orang lewi. Melalui tempat kudus maka akan nampak datang dan hadirnya kemuliaan Tuhan sebagai peristiwa ajaib yang akan datang secara otomatis, tapi harus ada pertemuan berhadapan muka dengan Tuhan sebagai pengalaman yang luar biasa, ajaib dan dahsyat, yang berbahaya di satu pihak namun di pihak lain mesra dan penuh bahagia. Kesempurnaan agama yang sejati akan tercapai melalui kehadiran pribadi Tuhan di antara umat-Nya (Pasal. 48:35). Karena itu hadirnya gambaran tentang bait Allah yang baru dan tanah pusaka, bagi Yehezkiel dan semua yang ada di pembuangan mendatangkan penghiburan dan pencerahan.
Makna dan Implikasi Firman
- Janji Allah bagi bangsa Israel telah digenapi-Nya, ketika mereka menduduki tanah Perjanjian, yang kemudian dibagi kepada semua suku Israel termasuk orang asing dan para imam. Di tanah perjanjian orang Israel dituntut untuk memperhatikan orang asing dengan menerima pembagian tanah yang merupakan hak yang sama di hadapan Tuhan.
- Tuhan Allah menghendaki manusia sebagai ciptaan-Nya yang termulia agar tetap senantiasa menjalankan amanat-Nya untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan dalam mengelolah tanah milik pusaka yang Tuhan telah anuge-rahkan kepada nenek moyang Israel. Tanah yang diwariskan kepada kita hendaknya dibagi sedemikian rupa untuk generasi turun temurun. Agar jangan sampai mendatangkan pertengkaran bagi keturunan di kemudian hari, hal yang sama bahwa jangan kita sembarangan menjual harta milik kita namun diajarkan untuk memberi ruang kepada orang seperti menolong mereka yang membutuhkannya.
- Pengelolaan tanah atau berkat lainnnya sebagaimana Firman Tuhan kiranya dapat mempedulikan sesama termasuk pendatang ataupun orang asing yang bekerja di rumahmu. Termasuk orang Lewi yang dapat disamakan dengan pelayan khusus. Walaupun prakteknya lebih kepada kepedulian anggota jemaat kepada Pendeta.
- Sebagai orang Kristen ketika kita memberi hendaknya dilandasi dengan hati yang tulus supaya yang menerima merasa bersukacita. Seperti menyumbang untuk pelayanan dan pembangunan gereja. Sebab apa yang kita miliki semuanya berasal dari Tuhan dan ketika mati tidak akan membawa serta semua apa yang kita miliki.
- Sebagai orang percaya hendaknya kita memberi ruang kehidupan kepada orang lain seperti membagi pelayanan diakonia kepada orang sakit, yang berduka, yang mengalami bencana alam dan kepada orang yang membutuhkan. (bdk. 2 Korintus 9: 7).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Bagaimanakah kepedulian umat Allah dalam hal memberi ruang kehidupan bagi orang lain menurut Yehezkiel 47:21-48:14?
- Adakah yang kita temui orang Kristen tidak peduli dalam pelayanan terhadap gereja Tuhan maupun para pelayan-Nya?
- Adakah program gereja yang menunjukkan kepedulian terhadap pelayanan orang asing? Berikan contoh
NAS PEMBIMBING: Galatia 5:14
POKOK-POKOK DOA:
- Agar jemaat tidak lupa dan tidak jemu-jemunya berdoa dengan penuh ucapan syukur atas semua berkat yang dianugerahkan.
- Dalam memanfaat semua berkat Tuhan agar tidak disalahgunakan namun dimanfaatkan untuk pelayanan kepada Tuhan termasuk untuk kesejahteraan keluarga, juga terhadap sesama termasuk orang asing.
- Tuhan kiranya menggerakkan hari mereka yang tidak peduli terhadap sesama termasuk orang asing juga pelayan-Nya, dan mereka yang suka memberi dengan tidak segenap hati .
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah
Pembukaan: Bahasa Kasih
Pengakuan Dosa & Pengampunan: Bukan Dengan Barang Fana.
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 49 Firman Allah Jayalah
Persembahan: KJ.No. 439 Bila Topan Keras Melanda Hidupmu
Nyanyian Penutup: NKB No. 211 Pakailah Waktu Anugerah Tuhanmu
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.