TEMA BULANAN: “Aku Ini Adalah Hamba Tuhan”
TEMA MINGGUAN: “Dedikasi Paripurna Bagi Yesus”
BACAAN ALKITAB: Matius 2:1-12
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Sejak berdirinya gereja, Yesus telah dinobatkan sebagai Tuhan dan Juruselamat bahkan, Yesus dipahami sebagai Raja yang memegang pemerintahan Kerajaan Allah (I Kor. 15:25). Meskipun konsep kerajaan ini berbeda dengan konsep pemerintahan dalam dunia, dan orang Yahudi. Sebab sampai sekarangpun mereka (orang Yahudi) masih menantikan Raja yang akan diurapi (Mesias) menurut konsep mereka, yang akan tampil sebagai raja yang punya wilayah teritorial kekuasaan. Bahkan akan tampil laksana Daud, yang mampu mengintegrasikan suku-suku yang terpisah, menjadi satu kekuatan penuh di tanah Israel. Padahal bagi orang Kristen, Mesias itu sudah datang ke dalam dunia melalui pribadi Yesus.
Karena itu, sebagai gereja harus menempatkan Yesus sebagai Raja, yang benar-benar punya kuasa, punya otoritas untuk memerintah dunia dan segala sesuatu yang berdiam di dalamnya. Dengan demikian, cara kita memperlakukan-Nya harus didasarkan pada sikap yang benar, mau mendengar serta mau melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Sang Raja, yakni Yesus.
Dengan demikian, tema “dedikasi paripurna bagi Yesus’ atau pengabdian untuk melaksanakan kehendak Yesus yang diyakini oleh gereja sebagai sebuah panggilan iman yang seutuhnya. Hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan oleh gereja dan ini dijadikan sebagai tema perenungan sepanjang minggu berjalan ini. Diharapkan hal ini akan mem- perlengkapi warga gereja dalam mengimplementasi kannya, sebagai sebuah panggilan iman, yang bertitik tolak dari berita Alkitab.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Matius adalah salah satu dari ketiga injil sinopsis, yang ditulis sesudah terjadinya peristiwa pembakaran dan penghancuran Bait Allah oleh tentara Romawi (70 M), yang menang dalam pertempuran melawan orang-orang Yahudi. Sehingga dengan demikian dapat ditentukan penulisan ini terjadi antara tahun 72 M – 85 M. Tujuan injil ini untuk memberi pengajaran bagi jemaat mula-mula, yaitu orang Kristen Yahudi. Tempat penulisan, menunjuk pada daerah sebelah utara Palestina, yang penduduknya berbahasa Yunani tetapi juga yang mengerti bahasa Aram, dan ini lebih mendekati pada daerah Siria, khususnya di bagian selatan (band: Mat.4:24).
Dalam Matius 2:1-12 berbicara tentang pemberian persembahan orang Majus kepada Yesus. Ayat 1-2, Yesus terlahir dimasa pemerintahan raja Herodes (dari Edom), yang diangkat menjadi raja atas orang-orang Yudea oleh Kaisar Augustus dan Antonius, penguasa Romawi saat itu. Hal ini menunjukan, bahwa Yesus pernah ada dimedan sejarah perjalanan kehidupan manusia, dalam kurun waktu dan disuatu tempat tertentu. Ia pernah berada dalam ruang dan waktu yang dimiliki oleh semua manusia. Bahkan kelahirannya, sangat spesial sehingga mempengaruhi raja, pemuka agama Yahudi, dan orang-orang diluar tanah Israel, yakni para majus. Kata “Majus” (Yun. Magoi : Imam) dari Persia. Juga berarti orang-orang yang mengerti ilmu-ilmu rahasia tentang perbintangan. Ungkapan “dari Timur” tradisi mengatakan dari Babilonia (Iran) terletak di sebelah Timur Palestina, sebagai pusat dari Astrologi (Ilmu perbintangan yang dipakai untuk meramal dan mengetahui nasib orang). Waktu itu, di Babilonia banyak orang Yahudi tinggal, sebagai tempat pembuangan mereka diwaktu lalu (I Tawarikh 9:1), sehingga dapat dipahami mereka telah mendengar cerita tentang Mesias, raja Besar, yang kedatangannya sangat dinantikan.
Ayat 3, menunjukan rasa keterkejutan dari Herodes bahkan seluruh Yerusalem, ketika mendengar berita kelahiran Yesus sebagai Raja orang Yahudi. Ia terkejut karena telah muncul saingan baru sebagai raja yang nantinya akan menggantikan dia. Ia menggunakan segala cara untuk melanggengkan kekuasaannya. Bahkan ia membunuh siapa saja yang berpotensi untuk melengserkan dia, termasuk istri dan kedua anaknya dibunuh untuk ambisi tersebut.
Pada ayat 4-8, menceritakan tentang sikap keterkejutan dari Herodes yang ditunjukannya dengan mencari tahu dari semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi mengenai tempat kelahiran Mesias itu. Rujukan yang dipakai adalah Mikha 5:1, yaitu di Betlehem, tanah Yehuda, yang hanya berjarak sekitar 8 km dari Yerusalem. Jarak yang sedemikian dekat itu, sangat mudah untuk menemukan bayi Yesus bagi seorang raja seperti Herodes. Pada bagian ini juga, Herodes meminta para Majus ini, untuk melakukan penyelidikan, dan berusaha menemukan serta mengabarkan kembali padanya. Tujuannya sangat jelas supaya ia dapat sesegera mungkin dan tanpa kesulitan menemukan Raja yang baru dilahirkan itu. Tapi rencana keselamatan dari Allah, tidak dapat dibendung dengan ambisi kekuasaan dari manusia.
Di ayat 9-10, menjelaskan tentang bintang di Timur, yang sejak awal menjadi tanda bagi para Majus ini, kembali memberi petunjuk dengan berhenti di atas tempat Anak itu berada. Bintang Timur ini adalah sebuah manifestasi khusus dari Allah untuk menunjukan tempat kelahiran Yesus. Mereka menemukan Yesus disebuah rumah. Ini bisa dimaklumi karena para Majus harus menempuh perjalanan yang sangat jauh, sehingga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk tiba. Dan boleh jadi disaat mereka tiba, Yesus bersama orang tuanya telah pindah di salah satu rumah di Betlehem dan tidak lagi berada di kandang (Band. Lukas 2).
Ayat 11-12, mengungkapkan tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika berjumpa dengan Yesus. Pertama, pada zaman dahulu sesuai tradisi untuk menghadap raja orang membawa hadiah (I Sam. 16:20), dan para Majuspun melakukannya dengan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Barang-barang ini masuk dalam kategori barang berharga, karena selain emas, kemenyan dan mur keduanya adalah damar yang mengalir dari pohon tertentu, dan dijual dengan harga yang mahal dalam bentuk potongan kecil. Inilah ajakan untuk mempersembahkan yang berharga dan terbaik untuk Tuhan. Kedua, Alkitab menyaksikan tentang penyataan Allah melalui mimpi (Abimelekh: Kej.20; Yakub: Kej.31), demikian juga dengan para Majus mendapat peringatan dari Tuhan melalui mimpi (Yun. Orama : penglihatan, visi), supaya tidak kembali pada Herodes. Perjumpaan dengan Tuhan membawa pada keputusan tepat dan tegas, yakni mengikuti perintah Tuhan. Dengan demikian, setiap orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus seharusnya patuh dan taat pada perintah-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Berita kelahiran Yesus sebenarnya telah dinubuatkan dalam perjanjian lama (Yes.7:14; Mik.5:1), bahkan kedatangan orang asing yang akan membawa upeti dan persembahan kepada raja Mesias itu, juga telah dinubuatkan dalam Maz.72:10. Gaungnya begitu hebat dan luar biasa kuatnya, bahkan sampai menimbulkan kegemparan sampai di luar bangsa Yahudi, sehingga para Majus harus datang jauh-jauh untuk mencari kebenaran menurut ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Berita kelahiran Yesus ini memang begitu kuat magnetnya, sehingga ada warga jemaat yang lupa apa inti kedatangan-Nya, karena dalam persiapan merayakan kelahiran Yesus, menitikberatkan pada persiapan materi yang begitu melimpah sehingga orang yang melihat itu, pada akhirnya takjub pada materi yang disiapkan dan bukan pada Yesus yang menjadi sumber kegemparan itu.
Penyebutan tentang raja Herodes, hendak memberi gambaran bagi manusia, bahwa sesungguhnya Yesus pernah datang ke dalam dunia ini sebagai seorang manusia. Dan jika hal ini dikontraskan dengan sifat keilahian yang dimiliki-Nya, maka kita mendapat pesan bahwa Dia adalah pemilik waktu dan sejarah manusia. Ia berkuasa atas waktu dan sejarah manusia. Orang percaya harus hidup dalam ruang dan waktu yang disediakan oleh Allah ini, sebab diluar itu kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kekuatan kita harus bersumber dari Dia yang berkuasa atas langit dan bumi. Kekuasan-Nya nampak lewat manifestasi khusus dari Allah melalui salah satu ciptaan, yakni bintang Timur itu.
Memperhatikan perilaku yang dilakukan para Majus, hendak mendorong kita untuk melihat tekad dan semangat mereka meskipun datang dari jauh. Persoalan yang ditemui dalam perjalanan panjang itu, tidak meruntuhkan kemauan mereka untuk mencari dan menyembah Yesus. Hal ini jugalah yang menjadi dasar kita dalam setiap perjumpaan dengan Yesus disetiap peribadatan yang kita lakukan, meskipun hari-hari yang kita lalui diliputi dengan persoalan dan pergumulan.
Para Majus telah mempersembahkan barang-barang berharga bahkan yang terbaik. Ini juga harus memotivasi kita untuk melakukannya. Meskipun bukan dalam bentuk seperti yang mereka lakukan, tetapi tubuh atau hidup kita adalah persembahan kudus dan berkenan pada Allah (Band. Roma 12:1). Inilah sebagai bentuk dedikasi yang paripurna yang dinyatakan oleh para majus dan inipun harus menjadi teladan bagi kita dalam merayakan Natal.
Dalam perayaan di hari Natal kedua ini, memberi nuansa bahwa ada perjumpaan dengan Yesus. Sehingga dalam konteks ini, sukacita Natal harus membawa perubahan fundamental dalam hidup orang percaya. Para majus mampu mengambil sikap sesudah berjumpa dengan Tuhan dalam mimpi, yang memberi petunjuk untuk melewati jalan lain, maka hari inipun harus ada keputusan iman yang diambil, yakni apakah tetap berjalan pada jalan yang disediakan oleh dunia, yang penuh semarak dan gemerlapnya, tetapi terkadang membawa kita dalam perbuatan dosa, ataukah mengambil jalan lain, yakni jalan yang disediakan oleh Allah, sebab jalan keselamatan hanya dari Dia (Yoh.14:6), Yesus yang adalah Juruselamat dan Raja yang kekal.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Jelaskan pemahaman saudara tentang dedikasi paripurna bagi Yesus menurut Matius 2:1-12.
- Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk memberi yang terbaik dan apa faktor-faktor yang menghalanginya?
NAS PEMBIMBING : Roma 12:1
POKOK-POKOK DOA
Menjadikan totalitas hidup kita, sebagai persembahan yang terbaik untuk Tuhan.
Membuat keluarga tempat pembelajaran mengenai ibadah yang sejati.
Warga gereja yang bekerja di bidang eksekutif, legislatif dan yudikatif, untuk menjadikan hidupnya sebagai persembahan demi kemuliaan nama Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN HARI NATAL II.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: NNBT No.43 Pujilah Allah Semesta Alam.
Ses Doa Penyembahan: KJ No.109 Hai, Mari Berhimpun Pengakuan Dosa & Janji Anugerah Allah: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus.
Ses Puji-Pujian :KJ No. 104 Hai Dengar Tembang Malaikat.
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 123 S’lamat, S’lamat Datang.
Ses Khotbah: NKB No.59 Di Malam G’lap, Sunyi Senyap.
Persembahan:KJ No. 101 Alam Raya Berkumandang.
Nyanyian Penutup: KJ No. 122 Anak Yang Dijanji.
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan