TEMA BULANAN : “Diperlengkapi untuk Memperkokoh Gereja dan Bangsa”
TEMA MINGGUAN : “Regenerasi Pelayanan Sesuai Kehendak Allah”
Bacaan Alkitab: 2 Raja-Raja 2:1-18
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang pemimpin tidak selamanya berada pada jabatan pelayanannya. Ada waktu baginya untuk menyerahkan tugas jabatannya kepada penerus yang dipercayakan Tuhan untuk menggantikannya. Pergantian kepemimpinan dari seseorang kepada orang yang lain, disebut sebagai regenerasi.
Regenerasi tersebut sering terjadi disemua bidang kehidupan dengan berbagai penyebab. Dalam organisasi gerejapun seperti GMIM misalnya, regenerasi itu terjadi di berbagai aras pelayanan gereja dan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pergantian kepemimpinan suka ataupun tidak, pasti akan terjadi. Hal ini dikarenakan tidak ada seorangpun akan hidup selamanya. Setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya. Oleh sebab itu perlu ditata dengan baik, agar tidak terjadi gesekan-gesekan yang menghancurkan persekutuan bergereja tapi sebaliknya makin memperkokoh kehidupan bergereja. Bagi warga GMIM hal regenerasi pelayanan telah di atur dalam tata gereja GMIM dari waktu ke waktu agar pelayanan gereja dapat berjalan dengan baik. Sekalipun demikian regenerasi pelayanan gereja perlu terus diuji pelaksanasannya berdasarkan Firman Tuhan: apakah tetap sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini tugas kita bersama dengan alasan ini maka tema diminggu ini: “Regenerasi Pelayanan Sesuai Kehendak Allah” (bdk.2:9)
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab 2 Raja-Raja, melanjutkan kisah raja-raja yang memerintah kerajaan Israel Utara dan Selatan, baik yang setia kepada Allah maupun tidak. Kitab ini juga secara khusus Pasal 2:1-18 mengisahkan regenerasi kenabian dari Elia kepada Elisa. Elia yang berarti “Tuhan Allahku”, berasal dari Tisbe, suatu tempat yang terletak di Gilead, di sebelah Timur sungai Yordan. Sebagai nabi ia berkarya pada abad ke-9 SM.
Dalam Pasal 2:1-6, diceritakan bahwa: sebelum Elia menyerahkan jabatan kenabiaanya pada Elisa, mereka berjalan ke tempat-tempat yang ditunjukkan Tuhan Allah seperti Gilgal, Betel dan Yerikho. Di kota-kota ini berdiam nabi-nabi yang ketika bertemu dengan Elisa selalu menyampaikan berita bahwa Elia akan diambil oleh Allah. Menariknya setiap para nabi menyampaikan tentang Elia, Elisa selalu menjawab: ia sudah mengetahuinya dan menyuruh mereka diam. Begitu pula ketika Elia bermohon agar Elisa tinggal di tempat, ia selalu menjawab: “demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau”. Hal-hal menarik ini mau memperlihatkan suatu sikap konsisten, kesetiaan dan loyalitas pada pemimpin.
Gilgal adalah kota yang terletak beberapa kilometer di sebelah utara Betel. Betel adalah salah satu tempat ibadah yang istimewa (lih. Kejadian. 12:8, 28:11-19, 35:6-7). Yerikho merupakan kota penting di sepanjang jalur perdagangan dari timur menuju Palestina. Di kota-kota inilah Tuhan menyuruh Elia melakukan kunjungan sebelum menyerahkan tugas kenabiannya pada Elisa dan terangkat dari hadapan Elisa.
Diceritakan dalam ayat 7-10 ketika mereka berada di seberang sungai Yordan sebelum Elia terangkat, Elia bermohon agar Elisa meminta sesuatu dari padanya. Permohonan itu diresponi dengan baik dan Elisa meminta agar diberi “dua bagian dari rohmu” (roh kenabian Elia). Sesuai hukum Israel waktu itu, anak sulung berhak mendapat dua bagian dari segala kepunyaan ayahnya (warisan ayahnya: lih. Ulangan 21:17) dan itulah yang dilakukan oleh Elisa pada Elia. Elisa meminta karena itu hak dari yang menjadi penerus/pewaris Elia. Sekalipun pengabulan permintaan itu adalah hak Allah karena roh kenabian berasal dari Allah, Elia hanya sebatas memberi petunjuk/tanda terkabulnya permintaan. Sesudah itu Elisa menyaksikan Elia terangkat dari hadapannya, dijemput oleh kereta berapi dengan kuda berapi, suatu kendaraan tercepat waktu itu dan sering dipakai dalam peperangan sebagai alat transportasi. Ini pertanda permintaan Elisa terkabul (lih. ayat 11-12). Nyatalah bahwa Elia telah memilih Elisa sebagai generasi penerus, untuk melanjutkan tugas kenabiannya (bdk. 1 Raja-Raja 19:19) dengan tindakan simbolis: melempar jubah- nya kepada Elisa ketika ia berjalan melewati Elisa yang sedang membajak sawah. Tindakan ini juga menandakan bahwa Elia menghendaki Elisa untuk melanjutkan jabatan pelayanan kenabian, ia sudah mempersiapkan generasi penerus dengan baik. Penggantian pelayanan bukan hanya sekedar regenerasi biasa tetapi juga merupakan penerusan kuasa ilahi dari seseorang pada penggantinya (ayat 13-15), itu terbukti ketika jubah milik Elia dipukulkan ke atas air sungai Yordan oleh Elisa, air sungai Yordan terbelah menjadi dua. Peristiwa ilahi ini disaksikan oleh rombongan nabi yang menyertai Elisa.
Para nabi merasa kuatir sehingga berusaha mencari Elia tapi tidak menemukannya. Inilah bukti bahwa Elia tidak ada lagi di bumi; bagi Elisa tindakan itu sia-sia karena ia tahu kemana Elia berada; peristiwa itu adalah pekerjaan Tuhan (ayat 16-18).
Makna dan Implikasi Firman
Regenerasi/pergantian pelayanan dari generasi ke generasi baru merupakan tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah. Dengan pergantian pelayanan ini, firman Allah hadir dari generasi ke generasi. Konsistensi bergereja pun tetap terjaga sehingga dapat menata pelayanan dalam membangun peradaban di era dispursi ini. Sebab itu regenerasi pelayanan harus memperhatikan kehendak Allah. Apa yang dikehendaki-Nya bagi yang memberikan dan menerima penerusan pelayan Ilali itu. Juga harus dipersiapkan dengan baik seperti yang dilakukan oleh Elia, ia memperlengkapi Elisa dengan cara menguji ketaatan dan kesetiaan Elisa padanya (sebagai nabi Allah) apakah: tetap loyal serta konsisten dalam pelayanan. Karena itu generasi penerus wajib memperoleh roh kenabian (yang berasal dari Allah) dari pendahulunya dengan jalan meminta. Roh inilah yang nantinya memperlengkapi untuk memperkokoh kehidupan gereja dan bangsa. Tuhan pasti mendengar permohonan kita (bdk. Yohanes. 15:7).
Regenerasi pelayanan bukan sekedar pergantian kepemimpinan biasa atau sebatas ungkapan: “setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya” tapi melebihinya, karena dalam pergantian pelayanan, generasi penerus wajib memperoleh warisan roh kenabian dari yang mewariskan pelayanan. Bagi Elia itu suatu keharusan yang perlu diingatkan pada penerusnya. Bila demikian, maka pergantian pelayanan itu tidak perlu dikuatirkan sebagaimana yang diperlihatkan oleh Elisa yang tidak pernah kuatir terhadap keberadaanya dan juga Elia. Kalau Tuhan sudah mengutus kita, Ia pasti akan menyertai (lih. Matius 28:19-20).
Dalam kehidupan berjemaat sering terjadi kekuatiran terhadap pergantian pelayanan baik penatua, syamas/diaken, apa lagi pendeta. Berbagai alasan dikemukankan agar pergantian itu tertunda bahkan tidak dapat dilaksanakan. Memang wajar sebagai manusia ada kekuatiran (seperti dialami para nabi) tapi sebagaimana Elisa yang memahami bahwa hal ini adalah kehendak Allah maka kita harus siap menerimanya dengan tidak perlu merasa kuatir.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Berdasarkan 2 Raja-Raja 2:1-18, apa yang saudara mengerti tentang regenerasi pelayanan?
- Apa pergumulan dalam regenerasi pelayan dan bagaimana gereja mencari solusinya?
POKOK-POKOK DOA
Para pemimpin tetap setia, loyal dan komit terhadap atasan
Mereka yang berganti tugas pelayanan, menjalankannya dengan baik
Jemaat tidak kuatir terhadap regenerasi pelayanan karena itu kehendak Tuhan Allah.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN
HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Mari, Menghadap Hadirat-Nya: NNBT No. 6 Allah Bapa Yang Kumuliakan.
Bersekutu dalam Nama-Nya: KJ No. 2 Suci, Suci, Suci.
Persekutuan Yang Mengaku Dosa: KJ No.29 Di Muka Tuhan Yesus.
Jaminan-Nya Menguatkan: NKB No. 14 “Jadilah, Tuhan, Kehendak-Mu”
Doa/Mohon tuntunan Roh: PKJ No. 15 Kusiapkan Hatiku Tuhan
Berilah Yang Baik: NNBT No.20 Kami Bersyukur PadaMu Tuhan.
Tembang Tekad: KJ.No. 370 Ku Mau Berjalan Dengan Jurus’lamatku.
ATRIBUT
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan pertahu di atas gelombang