TEMA BULANAN : “Memelihara Keutuhan Ciptaan”
TEMA MINGGUAN : “Kedatangan Raja Damai Mematahkan Penindasan”
Bacaan Alkitab : Yesaya 8:23-9:6
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Mematahkan dari kata dasar patah berarti membuat patah. Penindasan adalah menindih (mengimpit, menekan) kuat-kuat. Juga berarti memperlakukan sewenang-wenang, penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk menya-lahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Prilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial dan fisik. Penindasan dapat saja terus berlangsung sepanjang tidak ada kesadaran dalam kehidupan manusia.
Adven (latin: adventus) berarti kedatangan. Masa Adven disebut pula masa penantian. Orang yang menanti adalah orang yang mengarahkan hati ke depan, kepada apa yang diharapkan bakal terjadi, sehubungan dengan menantikan kedatangan Sang Mesias, Raja Damai. Biasanya orang hanya memahami dan menghayati makna Adven, jika ia menyadari nasib buruk yang membelitnya, dan kesuraman masa depan yang dihadapinya. Saat ini tindakan pemerasan, penindasan, ketidakadilan dan ketidakbenaran bagi kaum yang lemah, miskin dan melarat terus terjadi.
Realita masa kini manusia hidup di bumi ciptaan Tuhan selalu mendambakan keutuhan dan kedamaian, namun yang terjadi umat terhimpit (tertindih, tertekan) dengan beban berat. Dengan terhimpitnya, umat ingin keluar dari kuk penderitaan, sambil membutuhkan sang Raja Damai yang dapat mematahkan penindasan terhadap umat yang pertama melihat dan merasakan kemuliaan di tengah kesuraman dikaitkan dengan berita tanda Imanuel (Allah menyertai kita). Oleh karena itu tema minggu ini adalah “Kedatangan Raja Damai Mematahkan Penindasan”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yesaya (Ibr. yesya’yahu) berarti “Allah adalah kese-lamatan. Nabi Yesaya tampil pertama kalinya pada tahun 740 sM kerajaan Israel di bagian Utara dengan ibukota Samaria masih berdiri tegak dengan mengalami masa kejayaan, kemakmuran dan kesejahteraan. Tetapi kesejahteraan disertai kemerosotan akhlak; ketidakadilan dan pemerasan dari pihak kalangan atas terhadap rakyat kecil merajalela. Betapa hebat, mengerikan dan besarnya malapetaka daerah itu yang telah mengalami kerusakan dari panglima Asyur, Tiglath-Pileser, pada perang Syro Efraim (734-733 sM). Yehuda mengalami kekalahan militer dengan pembumi-hangusan kota dan desa di tanah Yudea. Sehingga Daerah itu dijadikan bagian wilayah kerajaan Asyur dan penghuninya diangkut ke negeri asing (2 Raj.15:29; Yes. 7:23-25; 8:21-22). Walau pun umat Tuhan menjalani hukuman, namun tetap ada “sisa Israel” yang selamat dan bertobat. Ini menjadi pangkal dan titik tolak suatu umat Allah yang baru, umat yang kudus dan setia. Wilayah Asyur termasuk “jalan ke laut” ialah jalan dari Damsyik ke Yordan, dari Damsyik ke barat, ke pantai laut Tengah.
Berita tentang nubuatan ancaman dan penghukuman yang akan didatangkan Allah yang kudus, diubah dengan sukacita, karena itu seluruh umat merasakan sorak-sorai, kesukaan, digambarkan dengan pesta panen yang besar dan pesta kemenangan perang yang gemilang (9:1,2). Yesaya dengan tegas dan keras menegur para pejabat Israel dan Yehuda, yakni Ahas raja Yehuda, agar tidak mengharapkan bantuan dari Asyur namun ia menolak pesan Tuhan. Allah dalam kasih-Nya tidak membiarkan umat-Nya menderita, bahkan Ia menyatakan kepada Ahas suatu tanda jaminan bagi umat Tuhan, yaitu tanda kemenangan; bahwa akan datang Raja Damai di kota Daud; seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama “Imanuel” (“Allah menyertai umat”).
Allah membebaskan bangsa itu dari kuk penindasan bangsa Asyur. Kuk yang berat dan menekan di atas pundak mereka akan dipatahkan dengan cara yang ajaib, “seperti pada hari kekalahan Midian” pada jaman Gideon (Hak. 6:9). Orang-orang Midian dengan tentaranya yang besar menindas dan merampok Israel yang tidak berdaya. Sekalipun tentaranya yang kecil jumlahnya, dengan pertolongan Tuhan bangsa Israel dapat menghadapi dan melawan mereka. Hal tersebut menegaskan bahwa Sang Raja damai akan meniadakan penjajahan yang digambarkan melalui 3 kata: kuk, gandar dan tongkat (ayat 3). Umat tidak direndahkan lagi, tapi akan dilepaskan dari gandar (beban pikulan) dan belenggu penindasan. Tuhan menetapkan bahwa tidak akan ada lagi musuh, segala alat perang akan dibakar habis, sepatu tentara yang berderap-derap untuk maju berperang, serta jubah perang yang berlumuran darah tidak akan ada lagi soal perang sebab Tuhan yang tampil sebagai pemenang. (ayat 4). Kini Tuhan menunjukkan keajaiban kuasa-Nya melalui nubuatan nabi Yesaya untuk mempersiapkan umat bertemu dengan penyelamat yaitu Imanuel (band. 7:14), Puncaknya diberitakan tentang kelahiran seorang anak laki-laki “yang diberikan oleh Tuhan kepada kita”, sebagai Pelepas yang akan mengerjakan keselamatan bagi manusia. Ada empat nama (gelar) yang diberikan, yaitu :Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Kehadiran Allah menjadi jawaban bagi Israel, besar kekuasaannya dan damai sejahtera tidak pernah berkesudahan di atas tahta Daud: Allah berjanji bahwa raja Israel akan selalu berasal dari keturunan Daud (ay.5-6).
Makna dan Implikasi Firman
• Pembebasan atau kemerdekaan merupakan hak setiap orang dan bangsa. Ketika bangsa Israel dalam penjajahan, penindasan dan peperangan Yesaya menubuatkan adanya pembebasan dengan kelahiran dan kedatangan seorang Raja Damai.
• Sebagai orang percaya janganlah berlindung di bawah kekuatan tangan manusia ataupun para penguasa dunia. Jika demikian, kita telah melupakan Allah karena menga-ndalkan manusia, dampaknya ketidakdamaian mewarnai kehidupan. Padahal kedamaian merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia yang harus diwujudkan dan aktualisasikan dalam hidup dan kerja kita.
• Masa raya Adven adalah masa di mana kita menatap ke depan, mengantisipasi masa depan, tetapi juga mengajak kita menengok ke belakang. Adven mengingatkan bahwa sekarang ini kita hidup di antara ‘yang sudah’ dan ‘yang belum. Mempersiapkan diri menyambut dan menyongsong, apa yang ‘belum’ itu, karena yang ‘belum’ itu bukan saja ‘akan’ datang, tetapi juga ‘sedang’ datang. Sebagaimana bangsa Israel dalam penindasan menantikan Raja Damai untuk membebaskan mereka, kitapun sementara menan-tikan kedatangan-Nya kembali untuk menyelamatkan orang percaya.
• Mari kita sambut dan songsong Dia “Imanuel” Raja Damai yang telah mematahkan penindasan dan menganug’rahkan keselamatan. Dengan menyambut-Nya kita akan hidup damai dan bahagia serta menikmati sukacita dan sorak-sorai di dalamYesus Kristus Tuhan dan Juruselamat.
• Orang percaya adalah agen pembawa damai sejahtera, dituntut untuk mematahkan berbagai bentuk penindasan dengan menghilangkan segala kedengkian, amarah dan dendam. Mulai dari rumah tangga sampai dipersekutuan Gereja dan masyarakat untuk menyatakan persekutuan kasih, sukacita dan damai (Ef.4:3-6). Kita dituntut untuk menghindari perselisihan, pertengkaran atau pun perten-tangan, dengan membangun hidup selaras dan harmonis sebagai sesama anggota tubuh Kristus (Rm 14:19, 1Kor 14:33).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pendapat saudara tentang kedatangan “Raja Damai mematahkan penindasan” menurut Yesaya 8:23-9:6 ?
- Bagaimana seharusnya kita memaknai perayaan menyam-but “kedatangan Raja Damai” di tengah-tengah tekanan dan penindasan ?
- Jelaskan upaya-upaya gereja dan pemerintah dalam memerangi penindasan yang terjadi dalam keluarga, jemaat dan masyarakat?
NAS PEMBIMBING: Wahyu 11:15b
POKOK-POKOK DOA:
Persiapan umat menantikan kedatangan “Raja Damai dengan sorak-sorai bukan dengan pesta pora.
Warga Gereja tetap bersemangat menantikan kedatangan Raja Damai sambil berkomitmen untuk tidak pernah mengandalkan kekuatan tangan manusia tetapi kepada Sang Raja Penguasa alam semesta dan segala isinya.
Kerjasama Pemerintah dan Gereja kiranya mengantar semua umat melihat kuasa Allah yang besar pada manusia dan keutuhan alam ciptaan Tuhan.
Warga Gereja mampu mengalahkan dan mematahkan penidasan dalam bentuk apapun.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU ADVEN I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KSK No 58 Sambut Panggilan Tuhan
Ses Nas Pembimbing: KJ No. 91. Putri Sion Nyanyilah
Hukum Tuhan: KJ. No. 46 Besarkan Nama Tuhan
Pengakuan Dosa: NNBT No. 8. Banyak Orang Suka Diampuni
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 36. Barangsiapa Yang Percaya Kepada Tuhan
Persembahan : KJ No. 81 O, Datanglah Imanuel
Nyanyian Penutup : KJ No. 388 S’lamat Di Tangan Yesus.
ATRIBUT:
Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna ungu.