TEMA : “Jangan Suam-Suam Kuku ”
BACAAN ALKITAB: Wahyu 3:14-22
“Shalom …, Damai di hati”
Segala kemuliaan hanya disampaikan kepada Allah pencipta alam semesta, di dalam Yesus Kristus Juruselamat dan Tuhan dunia dengan perantaraan Roh Kudus yang telah memelihara Gereja Masehi Injili di Minahasa sehingga boleh berusia ke-87 bersinode. Mari kita saling memberikan salam namaste dan ucapan selamat hari ulang Tahun GMIM bersinode kepada anggota jemaat yang ada di sebelah kiri-kanan posisi duduk.
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
GMIM dalam tugas bersekutu, bersaksi dan melayani telah bertumbuh, berkembang dan memberi buah. Secara berjalan bersama baik itu di aras jemaat, wilayah dan sampai di sinode kita telah melewati perjalanan yang penuh dengan dinamika. Tantangan-tantangan baik itu menyangkut dogma, mental, sistem pelayanan administrasi, bencana alam dan bencana non alam seperti Covid-19, dll.
Kita bersyukur kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus, karena meskipun dalam situasi sulit, tetapi buah-buah kerja pelayanan dinikmati dalam perkembangan pelayanan jemaat dengan adanya kesadaran pemekaran-pemekaran jemaat dan wilayah, kesungguhan melaksanakan tugas pemberitaan firman, pelayanan diakonia, penggembalaan oleh Pelayan Khusus: Syamas, Penatua, Guru Agama dan semua perangkat pelayanan lainnya. Adanya pembangunan infrastruktur dalam menopang pelayanan baik itu gedung gereja, pastori, fasilitas pembangunan fisik lainnya. Tapi juga pembangunan infrastruktur serta pengembangan kualitas pendidikan GMIM: Paud/TK, SD, SMP, SMA/K dan Perguruan Tinggi. Juga pengembangan infrastrukur dan kualitas pelayanan dibidang kesehatan baik itu klinik maupun rumah sakit. Demikian juga dalam hal hubungan kemitraan dan sinergitas gereja dengan pemerintah yang terjalin dengan baik dengan tidak menghilangkan daya kristis dalam kewibawaan sebagai gereja Tuhan.
Firman Tuhan dalam bacaan kita, membicarakan pertumbuhan dan tantangan gereja mula-mula yang disampaikan oleh rasul Yohanes berdasar penglihatannya di pulau Patmos tentang pesan, perkataan, dan apa yang Yesus Kristus lakukan kepada jemaat Laodikia salah satu tujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Seperti kepada jemaat-jemaat lainnya, secara umum bagian kitab Wahyu ini hendak memberikan harapan yang kuat kepada orang-orang Kristen yang mengalami penderitaan, bahwa seberapapun penderitaan yang diakibatkan oleh tekanan politis pemerintahan kekaisaran Romawi terhadap gereja, pasti Anak Domba Allah akan memberikan kemenangan. Suatu penegasan secara jelas, bahwa firman ini dari Yesus Kristus yang adalah Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.
Kepada jemaat Laodikia, Yohanes memastikan, bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh mengetahui bagaimana keberadaan iman percaya mereka. Dikatakan, bahwa jemaat tidak dingin dan tidak panas. Bagi Yesus Kristus, alangkah baiknya jika mereka dingin atau panas!. Sebab panas menggambarkan suatu semangat dengan penuh ketekenunan mengerjakan pekerjaan penginjilan. Dan dingin menggambarkan, bahwa mereka benar-benar belum menerima Injil dan kalau demikian, akan diberitakan Injil kepada mereka. Tetapi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Suam-suam kuku menggambarkan bagaimana jemaat Laodikia tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka sudah mendengar lama tentang Tuhan Yesus, tetapi tetap tidak percaya dan bahkan mereka mengatakan, bahwa mereka kaya, mereka sudah berhasil, dan tidak kurang apa-apa. Tetapi Tuhan Yesus yang Mahatahu justru menganggap mereka miskin, melarat, buta dan bahkan telanjang. Oleh karena itu mereka harus membeli emas yang murni yaitu iman percaya yang sungguh-sungguh sebagai kekayaan rohani yang sudah teruji. Mereka harus memiliki pakaian kesucian yang menutupi segala ketenjangan. Mereka harus bertobat dari “kemiskinan”, “kemelaratan”, “kebutaan” dan “ketelanjangan” rohani, mereka diajak untuk “membeli dari Tuhan yaitu emas, pakaian putih, dan minyak untuk melumas mata agar memiliki mata rohani yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat/disrupsi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa revolusi industri 4.0 yang serba digitalisasi termasuk di dalamnya dengan adanya artificial intelligence/kecerdasan yang dibuat. Dalam masa ini manusia harus memiliki kemampuan kognitif dan softskill bahkan seiring dengan itu tantangan society 5.0 yang memaksa manusia harus masuk dalam teknologi-teknologi. Dalam konteks ini memungkinkan kita terjebak pada kehidupan yang tidak mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati, tidak mengasihi sesama, tidak mau berkorban untuk pelayanan gereja, hanya memikirkan perkara duniawi, menjadikan kemewahan sebagai zona aman, rajin beribadah tapi kehidupan praktis jauh dari kehendak Tuhan. Marilah kita menghindar dari dosa suam-suam kuku modern. Dalam situasi ini kita diajak untuk lebih bersemangat untuk melaksanakan panggilan menyampaikan firman dan melakukan firman itu dalam kehidupan praktis melalui kerja keras untuk masa depan anak-cucu kita di masa bonus demografi ini. Marilah kita membuat suatu pertobatan yang sungguh dan belajar mendengar dengan hati akan suara Tuhan yang mengajak untuk kita menikmati kebahagiaan dalam perjamuan kasih bersama-Nya. Melalui firman Tuhan ini, mau mengingatkan kepada kita sebagai gereja umat pilihan, umat yang kudus, dengan tugas imamat rajani, dan milik kepunyaan-Nya, dalam merayakan GMIM bersinode ke-87 agar lebih sungguh-sungguh berjalan bersama/bersynhodos mulai dari aras jemaat, wilayah dan sinode untuk melaksanakkan tugas panggilan dengan menyatakan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah dunia dengan berbagai permasalahan. Tetapi juga mengambil bagian dalam kelanjutan tugas pelayanan gereja yaitu pemilihan Pelayan Khusus diaken, dan Penatua Kolom dan Kompelka BIPRA Periode 2022 – 2026 tanggal 15 dan 17 Oktober 2021. Dan marilah kita tetap wujudkan gereja yang kudus, am dan rasuli dengan mengandalkan Yesus Kristus yang adalah Alfa dan Omega sambil menanti kedatangan-Nya kembali dengan tetap rajin beribadah, membaca Alkitab, tekun berdoa, giat bekerja sebagai perwujudan akan kecintaan kita kepada Tuhan dan gereja.
Selamat merayakan GMIM bersinode ke-87. Tuhan Yesus terus menyertai dan memberkati kita semua. Baiklah mereka yang empunya telinga, mendengar dan melakukan firman-Nya dalam kehidupan setiap hari. Amin.