TEMA BULANAN : “Diperlengkapi Untuk Memperkokoh Gereja dan Bangsa”
TEMA MINGGUAN : “Jangan Menjadi Pemecah-belah Persekutuan”
BACAAN ALKITAB: Yudas 1:17-25
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja adalah persekutuan orang percaya, qahal YHWH (baca: Adonai) yang dikuduskan dan yang dipanggil keluar dari dalam gelap ke dalam terang-Nya yang ajaib (ekklesia; kuriakhe/milik Tuhan; 1 Petrus. 2:9-10), yang hadir di tengah dunia untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Persekutuan merupakan hal bersekutu, persatuan, perhimpunan, ikatan (orang-orang yang sama kepentingannya. Persekutuan orang Kristen artinya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang terikat dan berinteraksi satu sama lain dalam ikatan kasih Kristus. Persekutuan yang membangun komitmen iman yang terjalin dalam hubungan yang akrab dengan Tuhan dan sesama.
Gereja sebagai wadah dari kumpulan orang-orang percaya tetap menghadapi tantangan baik dari dalam maupun dari luar gereja. Tantangan dari luar jelaslah dapat kita lihat dari penganiayaan orang-orang percaya, sedangkan dari dalam ialah krisis iman yang disebabkan oleh pengaruh ajaran sesat. Tidak lepas dari tantangan yang ada, setiap orang Kristen, walaupun mereka sudah berhasil mempertahankan dan membina iman, tetap mempunyai tanggung jawab di dalam menghadapi penyesat yang berada di sekitar bahkan di dalam gereja, sehingga menimbulkan perpecahan.
Untuk itu gereja atau orang percaya perlu memiliki sikap, baik kepada diri sendiri (intern) maupun kepada para penganut ajaran sesat (ekstern) dalam rangka menjaga persekutuan supaya tetap utuh, solid dan rukun sehingga tidak terpecah-belah oleh karena perbedaan, kepentingan diri, kelompok dan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Oleh karena itu tema minggu ini : Jangan Menjadi Pemecah-belah Persekutuan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat Yudas ditulis kira-kira antara tahun 50 sampai dengan 80 M yang ditujukan kepada para orang Kristen yang setia terpanggil, serta dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus” (Yudas 1:1). Tujuan surat ini untuk mendorong orang percaya supaya “tetap berjuang untuk mempertahankan iman” melawan para guru palsu yang telah menyusup ke dalam Gereja dan yang telah menunjukkan perilaku amoral serta ajaran-ajaran palsu yang menyangkal Tuhan Yesus Kristus (Yudas 1:3).
Yudas 1:17-25 diawali dengan kata: “Tetapi…” tujuannya untuk membedakan atau pembanding, maksudnya adalah pengikut Kristus cara hidupnya harus berbeda dengan orang duniawi yang tidak mengenal hukum Tuhan. Ayat 17b, Yudas mengingatkan agar orang percaya sadar dan hidup demi mempertahankan iman sesuai dengan ajaran yang dikatakan para rasul. Kata, ingatlah menegaskan bahwa perkataan rasul-rasul (bdk. 2 Petrus 3:2 1 Korintus 2:13) telah memberi jaminan bahwa Kitab Suci bukan hanya ajarannya yang benar, tetapi juga setiap kata-katanya (inerrant). (ayat 18), bahwa menjelang akhir zaman’ yakni masa di antara kedatangan Yesus yang pertama dan kedua disebut zaman akhir. Pada saat ini akan tampil nabi-nabi palsu. Pada saat-saat akhir, makin mendekati kedatangan Kristus kembali akan muncul nabi palsu (bdk. Matius 24:11,24; 2 Tesalonika 2:3-10; Wahyu 13:11-17). Mereka itu disebut pengejek-pengejek’ adalah orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsu kefasikan. Mereka disebut juga sebagai pemecah-belah (Yun. apodiorizontev: pecah-belah; menyebabkan perselisihan; membedakan). Pemecah-belah menunjukkan penetapan garis-garis pemisah yang menimbulkan sikap perpecahan. Selanjutnya sikap memecah-belah ini menunjukkan adanya rasa diri lebih tinggi pada pihak para guru palsu tersebut. Mereka menghinakan kebaikan dan tingkah laku mereka dikuasai oleh keinginan hawa nafsu semata (keinginan-keinginan dunia), dan mereka hidup tanpa Roh Kudus. (ayat 19).
Menghadapi para pengejek orang percaya harus mempertahankan iman dengan membangun diri sendiri di dalam iman yang paling suci/kudus. Iman kudus ialah penyataan Perjanjian Baru yang disampaikan kepada mereka oleh Kristus dan para rasul (lih. Yudas 1:3). Hal ini menuntut agar mereka mempelajari Firman Allah dan mempunyai ketetapan teguh untuk berusaha mengetahui kebenaran dan ajaran Alkitab (bdk. Kisah Para Rasul 2:42; 20:27; 2 Timotius 2:15; Ibrani 5:12). Lalu berdoa dengan kemampuan yang diberikan Roh Kudus, yaitu dengan memohon Roh Kudus untuk mengilhami, menuntun, menguasai, memelihara, dan menolong untuk berjuang dalam doa (bdk. Galatia 4:6; Efesus 6:18). Berdoa dalam Roh termasuk berdoa dengan pikiran dan berdoa dengan roh. Doa adalah sesuatu yang penting supaya bisa membangun iman orang percaya secara pribadi. Dengan tetap memelihara kehidupan dan tinggal dalam lingkaran kasih Allah yang menyelamatkan. Inilah bentuk ketaatan kepada Allah dan Firman-Nya (Yohanes 15:9-10). Tetapi dengan demikian itu berarti bahwa kita juga harus memelihara kasih kita kepada Allah, karena itu adalah dasar ketaatan kita (Yohanes 14:15,21a) sambil menantikan (menunjuk akhir zaman) rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal’ . Kata ‘rahmat’ ( Ing. mercy: belas kasihan). (ayat 20-21). Membangun diri dalam iman, berdoa dalam Roh Kudus, dan memelihara diri dalam kasih Allah bukanlah jaminan, tetapi orang percaya tetap membutuhkan rahmat dari Tuhan Yesus Kristus, karena apapun yang dilakukan tidak bisa menyelamatkan dan mengampuni serta membawa orang percaya ke surga!
Setelah membicarakan hal-hal yang harus dilakukan untuk diri sendiri, sekarang ia membicarakan tentang bagaimana bertindak dan melayani kepada orang lain. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu’ (Yun. diakrinomenous: ‘ragu-ragu’ (bdk. Yakobus. 1:6; Matius 21:21 ; Markus, 11:22 ; Roma, 4:20). Kata ini juga bisa diartikan ‘membantah/bertengkar’, seperti dalam Yudas 1:9. Kata belas kasihan menunjuk pada tindakan penyelamatan, (ayat 22). ‘Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api’! Mereka harus berusaha dengan segala macam cara, asal tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, untuk menyelamatkan mereka yang tersesat. (ayat 23a). ‘Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa’ (ayat 23b). Dalam Wahyu 3:4, ‘pakaian’ menunjuk pada kehidupan orang itu. Jadi di sini terlihat prinsip ‘mengasihi orang berdosa, tetapi membenci dosanya’. Sebagai penutup, menyatakan bahwa Allah yang berkuasa menjaga orang yang percaya supaya tidak tersandung oleh pengajaran sesat. Kata ‘tersandung’ jelas bukan menunjukkan pada ‘jatuh ke dalam dosa’, tetapi tersandung’ ini menunjuk pada ‘total apostasy’ (kemurtadan total). Hal ini menegaskan bahwa orang Kristen sejati tidak mungkin murtad. Allah akan memampukan orang percaya berdiri di hadapan kemuliaan-Nya tanpa bernoda/cela (Yun.amomos) dan membawa-nya ke dalam kegembiraan-Nya tanpa ketakutan, (ayat 24). Kemudian mengajarkan keesaan Allah dan kesetaraan Yesus Kristus dengan Allah Bapa. Dengan demikian ajaran ini menyerang pandangan bahwa keilahian Kristus merupakan penciptaan gereja pasca rasuli. Allah disebut sebagai Juruselamat sebanyak tujuh kali dalam Perjanjian Baru. Di sini kuasa-Nya untuk menyelamatkan di dalam diri Anak-Nya, yang oleh gereja diakui sebagai Tuhan, yaitu Allah. Sebutan terakhir tentang kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa merupakan kesaksian Yudas tentang watak agung Allah yang mengerjakan keselamatan melalui Kristus, (ayat 25).
Makna dan Implikasi Firman
Gereja atau orang percaya diingatkan supaya tetap menjaga iman, kekudusan dan kemurnian ajaran yang telah diterima. Adapun iman tersebut adalah kepercayaan akan Yesus sebagai Juruselamat manusia. Saat ini banyak tantangan yang berat seperti halnya terorisme, radikalisme, ajaran sesat, dan godaan yang lainya, harus memiliki kecerdasan spiritual dengan membangun kehidupan atas dasar iman, berdoa dalam Roh Kudus, menjaga relasi kehidupan di dalam kasih Allah dan terus berharap. Jika kita tidak teguh maka kita akan mudah diombang-ambingkan, menyerah dan meninggalkan iman yang menyelamatkan tersebut.
Dalam menjaga keutuhan persekutuan, pentingnya kepedulian sosial yang dinyatakan dengan menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang raga-ragu di dalam imannya, dan mereka yang tersesat dan telah bertekun di dalam dosa. Gereja harus menjangkau mereka dengan melakukan tindakan penyelamatan dari ancaman kebinasaan dan tetap berhati-hati di dalam melakukan usaha tersebut supaya kita pun tidak tergoda dan terseret.
Gereja harus proaktif dalam mengatasi setiap perbedaan. Gereja harus bersatu, sehati sepikir, seperasaan dan jangan saling menyalahkan sehingga menyebabkan perselisihan yang berakibat pada perpecahan. Iblis selalu berusaha memecahkan gereja melalui mereka yang sering tidak mendapat perhatian, yang dibiarkan dan yang sering dikucilkan. Gereja mungkin tidak dapat menghalangi hadirnya sang penyesat dan para pemecah-belah persekutuan tetapi gereja dapat menjadikan kondisi ini sebagai batu loncatan untuk menumbuhkan iman di dalam Dia dan memperteguh persekutuan.
Gereja hadir di dunia untuk berperan aktif, kreatif, kritis dan positif untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dan bersama negara mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga kehadiran gereja tidak lepas dari pergerakan suatu bangsa dan negara dengan berbagai dinamika dalam perkembangannya. Ketika gereja tersebar di berbagai penjuru bumi (Matius 28:19-20), dalam kenyataannya berjumpa dengan banyak bangsa dan ia berada di dalamnya. Gereja yang menjadi bagian dari bangsa itu memiliki tanggungjawab dalam hal membangun kehidupan bangsa dan negara dimana ia berada dengan tetap memegang teguh identitasnya sebagai umat pilihan, imamat rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI :
- Apa pendapat saudara tentang, “Jangan Menjadi Pemecah-belah Persekutuan” menurut Yudas 1 : 17 – 25 ?
- Bagaimana seharusnya kita memaknai persekutuan yang saling menjaga?
- Jelaskan upaya-upaya gereja dan pemerintah dalam mengantisipasi ajaran-ajaran sesat ?
NAS PEMBIMBING : Yesaya 30:1
POKOK-POKOK DOA
Keutuhan persekutuan jemaat sebagai benteng yang saling menjaga dari godaan.
Kemampuan menerima perbedaan dalam komunitas gereja.
Cerdas dalam memahami ajaran-ajaran gereja.
Kerjasama Gereja dan Pemerintah dalam menjaga keutuhan alam ciptaan Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: NNBT No. 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na TuhanMu.
Ses. Nas Pembimbing: NNBT No.30 Allah Tuhan Kekuatanmu.
Pengakuan Dosa: NNBT No. 31 “Dalam Dunia Penuh Kemelut”.
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB.No. 19 Dalam Lautan Yang Kelam.
Ses. Pengakuan Iman: NKB No. 194 Kau Tetap Tuhanku, Yesus.
Ses Hukum Tuhan: NKB No. 204 Di Dunia Yang Penuh Cemar.
Persembahan: KJ No. 388 S’lamat Di Tangan Yesus.
Penutup: Persaudaraan Yang Rukun.
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol Salib dan Perahu di atas gelombang.