ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Tugas ini selaras dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, yakni “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Kehadiran gereja, yakni orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, haruslah mencerminkan dan memancarkan tanda-tanda Kerajaan Allah di tengah dunia. Ini adalah tugas dan panggilan gereja yang teramat penting, mengingat keadaan dunia yang telah jatuh ke dalam dosa dan dipenuhi dengan banyak penderitaan. Penderitaan manusia meliputi kemiskinan dan kelaparan yang dialami oleh tidak sedikit orang di dunia ini. Faktanya setiap hari, kemiskinan dan kelaparan adalah salah satu faktor teratas dari banyaknya penyebab kematian di dunia ini.
Menghadapi fakta inil gereja diutus Allah hadir di tengah dunia untuk menyatakan pelayanan kasih-Nya. Kehadiran dan tanda-tanda Kerajaan Allah itu sendiri haruslah nyata pertama-tama di dalam gereja, yakni dalam hubungan orang percaya dengan sesama orang percaya lainnya. Hanya apabila hal itu terjadi, maka gereja dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang di luar gereja yang belum mengenal Injil Yesus Kristus. Perenungan dan pergumulan inilah yang menjadi alasan pemilihan tema disepanjang minggu ini: “Hendaklah Kamu Kaya dalam Pelayanan Kasih.”
PEMBAHASAN TEMATIS
■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat Rasul Paulus 2 Korintus, berbicara secara khusus tentang persiapan pengumpulan uang bagi jemaat di Yerusalem (8:1-9:15). Pengumpulan uang tersebut dimaksudkan sebagai bantuan bagi orang-orang percaya di Yerusalem yang sedang menghadapi wabah kelaparan yang berkepanjangan. Ide untuk mengumpulkan uang ini menegaskan komitrnen Paulus untuk membantu orang-orang Kristen yang ada di Yerusalem. Pengumpulan ini adalah proses yang sementara berlangsung ketika Paulus mengirimkan surat 2 Korintus kepada jemaat di sana.
Paulus membuka pasal ini dengan memakai jemaat-jemaat di Makedonia sebagai model untuk mengemukakan maksudnya. Paulus menunjukkan tentang kasih karunia yang telah diterima oleh jemaat-jemaat di sana (ay. 1). Kata “kasih karunia” muncul sebanyak sepuluh kali dalam pasal 8-9 dan menegaskan penekanan Paulus tentang apa yang seharusnya mendorong jemaat dalam melaksanakan pengumpulan bantuan tersebut. Dalam hal ini, kasih karunia Allah sajalah yang mendorong dan memampukan jemaat-jemaat di Makedonia memberi dan menyatakan kemurahan. Pemberian jemaat-jemaat di Makedonia sendiri bukanlah pemberian biasa, sebab mereka memberi di tengah keadaan dalam pelbagai penderitaan (ay. 2). Kata “penderitaan” (thlipsis) di sini menunjuk pada tekanan yang dihadapi jemaat-jemaat di Makedonia yang datang dari luar. Jemaat-jemaat ini, di dalamnya jemaat di Tesalonika, Filipi, dan Berea menghadapi lingkungan yang memusuhi mereka. Hal ini menjadi penyebab mengapa jemaat-jemaat ini berada dalam kemiskinan. Sekalipun sebenamya, Makedonia adalah daerah yang makmur secara ekonomi. Gangguan dan tekanan yang mereka hadapi dari pihak orang-orang non-Kristen membuat jemaat harus menderita kemiskinan. Bahkan Paulus menyebutnya sebagai kemiskinan yang sangat dalam. Namun demikian, keadaan mereka yang sangat miskin tersebut tidak menghalangi untuk menyatakan kemurahan. Dan di situlah letak kekayaan mereka. Kekayaan dalam kemurahan tersebut nyata dalam jumlah pemberian mereka kepada jemaat Kristen di Yerusalem, yang bahkan melampaui kemampuan mereka (ay. 3). Keadaan yang sangat miskin membuat Paulus tidak mendesak mereka untuk memberi. Namun jemaat-jemaat di Makedonia sendirilah yang mendesak Paulus agar mereka dapat mengambil bagian dalam pelayanan kasih kepada jemaat di Yerusalem (ay. 4). Jumlah pemberian mereka yang banyak membawa Paulus pada kesimpulan bahwa pemberian tersebut berakar pada komitmen pemberian diri jemaat kepada Allah. Dan karena komitmen tersebut memberi semangat kepada Paulus dan idenya untuk mengumpulkan bantuan bagi jemaat di Yerusalem (ay. 5).
Contoh jemaat-jemaat di Makedonia ini dipakai Paulus untuk membangun kembali semangat jemaat di Korintus melanjutkan komitmen memberi yang sudah mereka mulai. Kunjungan Titus ke jemaat di Korintus adalah juga untuk memenuhi agenda tersebut (ay. 6). Paulus memotivasi jemaat di Korintus dengan menunjukkan kekayaan iman mereka dalam perkataan, pengetahuan, kesungguhan untuk membantu dalam kasih sebagai alasan untuk menjadi kaya juga dalam pelayanan kasih bagi jemaat di Yerusalem (ay. 7). Hal ini dilakukan Paulus bukan sebagai tindakan memerintah, melainkan menunjukkan ketulusan kasih dan komitmen mereka sebagai kesempatan bagi jemaat untuk melakukan pelayanan kasih, sebagaimana jemaat-jemaat di Makedonia (ay. 8). Paulus kemudian tidak berhenti pada jemaat-jemaat di Makedonia sebagai contoh sekaligus standar dalam memberi. Paulus mengarahkan jemaat kepada standar tertinggi dalam memberi dengan menunjuk pada Yesus Kristus sendiri (ay. 9). Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus telah membuat orang percaya menerima kekayaan keselamatan melalui kesediaanNya mengalami kemiskinan dan lewat pengorbanan-Nya (bnd. Filipi 2:5-11). Hal ini dipakai Paulus untuk menyadarkan jemaat bahwa pemberian mereka kepada jemaat di Yerusalem tidak sebanding dengan besamya kekayaan keselamatan yang telah mereka terima dari Tuhan Yesus Kristus. Dengan mengemukakan prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang melandasi tindakan jemaat untuk memberi, Paulus kemudian mendorong jemaat di Korintus untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai untuk jemaat di Yerusalem (ay. 10-11). Penekanan Paulus tentang pelaksanaan pemberian yang sudah dimulai jemaat sejak tahun yang lalu akan diulanginya lagi pada pasal 9:2, sekaligus menegaskan sesuatu yang sangat penting tentang jemaat di Korintus. Komitmen mereka sejak tahun yang lalu itulah yang dipakai Paulus untuk mendorong jemaat-jemaat lainnya, termasuk orang-orang Makedonia, untuk mulai memberi bagi jemaat di Yerusalem. Paulus menyebutnya sebagai “perangsang bagi banyak orang” (lih. 2 Kor. 9:2). Ketika pemberian jemaat-jemaat di Makedonia telah terkumpul, Paulus memakainya kembali sebagai dorongan bagi jemaat di Korintus untuk menyelesaikan komitmen mereka.
Paulus terus menekankan pentingnya kerelaan dalam tindakan pemberian tersebut, yakni berdasarkan apa yang ada pada jemaat (ay. 12). Pemberian jemaat akan menjadi sia-sia bila dilakukan tanpa kerelaan dan dengan terpaksa. Pemberian yang rela dari jemaat tersebut akan membawa keseimbangan, yakni kelebihan jemaat di Korintus akan mencukupkan kekurangan jemaat di Yerusalem dan kelebihan jemaat di Yerusalem akan mencukupkan kekurangan jemaat di Korintus. Paulus memakai contoh orang Israel ketika mengumpulkan manna untuk menjelaskan hal ini (bnd. Keluaran 16:18). Dalam mengumpulkan manna, kebutuhan semua orang Israel tercukupi berdasarkan kebutuhan mereka. Tidak ada yang menderita kekurangan dan tidak ada yang memiliki secara berlebihan (ay. 13-15).
■ Makna dan Implikasi Fmnan Pelayanan kasih adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya. Komitmen melakukan pelayanan kasih ditandai oleh kesediaan orang percaya meneladani apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana penekanan Paulus kepada jemaat di Korintus, bahwa tindakan pelayanan kasih berakar pada kasih karunia demi kasih karunia yang menyelamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib. Hal ini harus mendorong orang percaya untuk giat dalam pelayanan kasih. Pelayanan kasih dimulai dengan kesediaan membuka mata dan hati terhadap penderitaan orang lain, seperti kemiskinan dan kesusahan yang dialami sesama. Pelayanan kasih harus nyata dalam hubungan orang percaya dengan sesama orang percaya, yakni komitmen untuk mencukupkan kekurangan orang lain, seperti kekayaan materi dan ilmu pengetahuan. Inilah salah satu tugas dan panggilan gereja menaati dan meneladani Tuhan Yesus.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Berdasarkan 2 Korintus 8:1-15, apakah yang mendorong jemaat-jemaat di Makedonia mengambil bagian dalam pelayanan kasih terhadap jemaat Kristen di Yerusalem?
2. Mengapa kasih karunia menjadi landasan dan motivasi melaksanakan pelayanan kasih oleh orang percaya?
3. Bagaimanakah bentuk-bentuk pelayanan kasih yang dilakukan gereja sekarang ini?
NAS PEMBIMBING: I Yohanes 3:17-16. POKOK-POKOK DOA:
1. Gereja terpanggil menyatakan pelayanan kasih sebagai bentuk kepedulian bagi mereka yang membutuhkan.
2. Agar setiap orang percaya terdorong untuk giat dalam pelayanan kasih.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: KJ No. 18 Allah Hadir Bagi Kita
Nas Pembimbing: Kasih Pasti Lemah Lembut
Ses. Pengakuan Dosa: NKB No.10 Dari Kungkungan Malam Gelap
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No.17 Agunglah Kasih Allahku
Persembahan: NKB No.199 Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan
Nyanyian Penutup: NKB No. 211 Pakailah Waktu Anug’rah Tuhanmu
ATRIBUT Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.