PADA masa pandemi Covid-19 2020-2021 lalu, kita seharusnya punya kesempatan untuk mengurangi kegiatan. Beberapa diantara kita hanya berdiam di rumah dan hanya “bermalas-malasan”. Namun setelah
beberapa minggu, kita mulai mencari tambahan aktivitas. Ada yang kemudian merasakan bahwa jika hanya berdiam diri saja tidak enak, sehingga muncullah ungkapan “menjadi malas ternyata tidak enak”. Selama pandemi, tren memelihara tanaman hias dan bersepeda menjamur. Begitu pula berdagang secara online. Banyak orang berdagang karena tuntutan ekonomi, tapi ada pula yang “hanya” mengisi waktu. Sebagian lagi masuk dapur mencoba berbagai resep atau menjajal “siaran” live Instagram.
Kebiasaan malas erat kaitannya dengan menunda pekerjaan. Satu pekerjaan bisa jatuh dari tenggang waktu yang sudah ditentukan karena kamu malas melakukannya. Seorang yang malas bekerja, motivasinya terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Ia akan enggan mengerjakannya dan bahwa lebih banyak jadi pasif dalam hidup.
Sobat obor, dalam Alkitab, memang dinyatakan bahwa Tuhan akan memelihara umat-Nya. Namun hal ini bukan berarti membuat manusia jadi pasif dan tidak mau melakukan segala sesuatu. Firman-Nya “ Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” (ayat 6). Tidak ada yang namanya tidak mungkin dalam meraih impian atau pun suatu hal yang kita inginkan, jika kita mau berusaha dan mau menerima resiko dan siap dengan segala kegagalan yang akan kita temui, maka semua hal itu bisa menjadi pembelajaran bagi kita dalam mengejar dan mewujudkan impian kita ke depannya agar menjadi lebih baik dan dapat menjadi sukses. Jadi jangan berhenti untuk mengejar impian kita, hadapi segala tantangan atau halangan untuk mencapai impian kita, serta jangan pernah takut dengan yang namanya kegagalan. Amin (bfp)