SOBAT obor, ada kalimat bijak mengatakan “doakan apa yang kita kerjakan, kerjakan apa yang kita doakan”. Semua orang bekerja. Nah, untuk apa kita bekerja? Kita bekerja untuk mendapat nafkah. Akan tetapi, sesempit itukah tujuan kerja? Kita merupakan makhluk sosial yang tidak hanya memiliki perut dan mulut, tetapi memiliki hati nurani dan martabat. Diri kita tidak akan terwujud kalau setiap hari hanya makan, tidur dan bermalasan di rumah. Karena itu, kita butuh pekerjaan. Dengan bekerja, diri kita diaktualkan. Abraham Maslow, seorang psikolog mengatakan, “Dengan bekerja, diri kita jadi berarti dan memberi arti”. Pekerjaan yang tampak kecil mempunyai dampak besar. Misalnya, setiap hari seorang ibu bukan hanya sekedar menyiapkan nasi, tetapi menyiapkan masa depan putra-putrinya.
Paulus berpesan kepada jemaat di Tesalonika harus menjaga iman dengan berdoa dan bekerja. Dengan bekerja, maka Tuhan akan menunjukkan kasih-Nya, teruslah setia dan tabah dalam mengerjakan Injil Kristus sambil menantikan kedatangan Kristus kedua kali. Paulus mengingatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang lain yang tidak menjalankan Injil dan doktrin. Di dalam jemaat terjadi tantangan di mana ada jemaat di Tesalonika telah menerima doktin dari penyesatpenyesat yang mengatakan Yesus Kristus telah datang kedua kali di dalam dunia. Akhirnya, membuat beberapa anggota jemaat menjadi binggung, sedih tidak berjumpah dengan Tuhan Yesus kedua kali dan bahkan situasi jemaat mengalami kacau. Ia mengingatkan agar tidak terpengaruh dari ajaran sesaat tersebut.
Sobat obor, setiap doa yang kita panjatkan menuntut usaha atau kerja keras dan kerja cerdas. Setiap orang memiliki pengharapan kerja. Pengharapan harus berpijak atas kewajaran, baik kewajaran dalam hal waktu maupun hasil. Kita mendapat amanat agung dari Yesus untuk meneruskan pekerjaan yang telah dimulai oleh-Nya sambil berpengharapan kedatangan Kristus kedua kali (eskatologi). Karena itu, berbahagialah orang yang memiliki pengharapan dan kasih untuk membayarnya dengan bersedia bekerja di ladang Tuhan. Amin (NAH)