PASTINYA kita terkejut melihat kondisi dan kenyataan yang serba berubah. Sebagaimana para wanita yang termangu-mangu, tak tau apa yang mereka harus lakukan karena terlalu tiba-tiba diperhadapkan dengan kebangkitan Yesus. Tetapi lebih dari perasaan takut dan cemas, ada perasaan heran dan takjub. Mereka mendengar berita yang tak terduga-duga. “ Jangan kamu takut! Sebab aku tau kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit’. Malaikat itu mengundang mereka masuk dan membuktikannya. Kubur telah kosong. Yesus telah bangkit.
Apa yang mereka lihat dengan mata dan dengan telinga memang berbeda diluar dugaan dan perhitungan mereka. Tak ada tanda-tanda yang mendahuluinya. Tak ada tanda-tanda sebelumnya. Dan ketika orang menjumpai situasi seperti itu, mereka pasti diam dan termangu. Bagi para wanita itu, termangu bukan berarti mereka tidak percaya. Justru dalam perikop ini disampaikan mereka termagu lalu teringat akan perkataan Yesus: “bahwa anak manusia harus diserahkan ketangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ke tiga”. Mereka membuktikan kepercayaan mereka itu dengan ketaatan. Ketaatan untuk memberitakan berita paskah kepada murid-murid Yesus yang lain.
Sobat obor, dari peristiwa ini kita belajar meyakini dan memegang sesuatu yang masih menjadi harapan. Ketika kita mulai mempercayai dan meyakini, kita tau kepada siapa kita bergantung. Sekalipun kita belum melihat kebenaran yang seutuhnya. Namun, itulah iman. Yang tidak menuntut kebenaran yang selengkaplengkapnya dan hanya dapat mengharapkan dan menantikannya. Namun dibalik semua itu kita meyakininya dengan sepenuh hati. Karenanya peristiwa paskah hanya dapat diyakini oleh iman. Paskah hanya akan menjadi sesuatu yang secara esensial menjaga kehidup kita, kalau kita mau menjawabnya dengan iman. Paskalah yang menjadikan orang-orang bersemangat untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Mewartakan kemenangan atas maut yang menghadang. Amin (MT)