MENGUSAHAKAN perdamaian dengan Allah adalah hal yang penting untuk dilakukan. Perlu dilakukan sebelum terlambat, dan sebelum akhir zaman tiba. Karena itulah kepada orangorang Yahudi Yesus merombak paham keyakinan tentang Mesias. Bahwa Yesus datang tidak dengan tentara yang megah dan panji-panji yang lebar, tapi justru ia memberikan nyawanya sebagai jaminan bagi banyak orang. Nyawa yang diberikan Yesus adalah bentuk pengorbanan yang paling mulia. Karena itu setiap orang harus berusaha untuk merespon pengorbanan itu. Ajakan Yesus untuk hidup setia sampai pada kesudahannya, merupakan ajakan yang sifatnya universal. Berlaku dari masa ke masa, dari zaman ke zaman.
Dalam bacaan ini terkandung kepastian, bahwa hari pengadilan dan pertanggungjawaban akan datang. Ada orang yang mungkin berhasil mempertahankan kepalsuannya untuk waktu yang lama. Namun saatnya pasti tiba, ketika semua kepalsuan itu akan diungkap secara terbuka. Kita bisa saja menipu orang lain dengan perkataan-perkataan kita, tetapi kita tidak pernah bisa menipu Allah. Manusia sama sekali tidak akan dapat menipu Allah yang mengetahui isi hatinya.
Sobat obor, Yesus memandang kedatangan kerajaanNya sebagai sebuah penghakiman. Apabila tiba saatnya, habislah waktu dan kesempatan kita untuk bertobat. Karena itulah Yesus berkata kepada orang banyak; “kalau kamu diancam dengan tuntutan hukum, berusahalah untuk berdamai dengan lawanmu. Karena jika kamu tidak melakukan itu, kamu akan dipenjara atau kamu akan membayar denda”. Setiap orang kata Yesus “mempunyai kasus yang buruk dihadapan Allah. Dan apabila ia cukup bijaksana, maka ia akan mengusahakan perdamaian dengan Allah sementara waktu masih ada”. Seorang bijak bernama mother Theresa pernah berakata : “Didalam akhir hidup kita, kita tidak akan dihakimi dengan seberapa banyak gelar yang kita miliki, atau seberapa banyak uang yang telah kita kumpulkan, atau seberapa banyak perkara besar yang telah kita lakukan. Kita akan dihakimi dengan “Ketika Aku lapar kamu memberi Aku makanan, ketika Aku telanjang kamu memberi aku pakaian dan ketika Aku tidak punya rumah kamu memberi Aku tumpangan”. Amin (MT)