SOBAT obor, manakah yang akan kita pilih jika membeli atau hendak memiliki sesuatu, apakah barang/benda itu murah tapi kualitasnya cepat rusak ataukah mahal dengan kualitas tahan lama dan tidak gampang rusak? Pasti kita akan memilih yang terakhir. Tapi pada masa sekarang ada yang lagi trend yaitu pilihan melawan arah yaitu dengan malah memilih yang tidak ada dalam pilihan. Sehingga akan muncul jawaban alternatif yaitu lebih baik murah tapi memiliki kualitas yang baik serta tahan lama.
Hari ini kita membaca bagian terakhir dari keseluruhan pasal 12:22-34 yakni pada ayat 33-34, yang berbicara tentang pilihan hidup orang percaya yang tidak mudah. Yesus berkata juallah (Yun: polesate dari poleo) yang menjadi milikmu atau kepunyaanmu dan kemudian berbuatlah baik khususnya berikanlah/bagi-bagikanlah derma (Yun: didomi eleemosunen) dan sediakan/buatlahlah bagi dirimu pundipundi yang tidak akan usang/rusak suatu harta yang tidak akan rusak di sorga. Yesus menghendaki hal ini karena kualitas harta sorgawi lebih baik daripada harta dunia dimana ngengat tidak dapat merusakkannya dan tidak dapat diambil/dicuri oleh orang lain. Sobat terkasih ketika kita membaca bagian ini mungkin kita akan berkata berarti orang muda Kristen tidak boleh kaya, orang muda Kristen lebih baik menjadi miskin. Tentu hal ini sungguh bertentangan dengan prinsip hidup manusia di dunia ini agar jangan sampai ia hidup dalam kemelaratan dan kemiskinan. Bukankah pula ada ungkapan bijak yang berkata kalau orang terlahir miskin bukanlah salahnya tapi menjadi suatu kesalahan apabila ia mati dalam kemiskinan. Bagaimanakah kita memahami konteks dunia dan apa yang Tuhan Yesus kehendaki bagi kita terlebih di masa muda ini?
Sobat obor, tentu saja yang Yesus maksudkan agar kita hidup tidak hanya serta merta memikirkan harta dunia dan kemudian mengesampingkan bahkan melupakan harta sorgawi. Menjadi kaya tentu saja tidaklah salah, kesalahan dari orang kaya yang sering terjadi adalah saat ia memiliki semuanya acapkali ia kehilangan rasa syukur dan kepedulian terhadap orang lain. Untuk itulah Yesus katakan juallah dan bagikanlah suatu upaya untuk menyadarkan orang percaya bahwa ketergantungan hidupnya bukan hanya pada hartanya semata tapi lebih kepada siapa yang memberinya menikmati harta saat ini. Dengan ia mampu berbagi maka itulah kekayaan yang sejati dalam kehidupan sorgawi dan kemudian menjadi harta sorgawinya yang sangat bernilai. Orang yang berbagi karena imannya kepada Tuhan Yesus tidak akan pernah mengkhawatirkan hidupnya akan kekurangan karena ia percaya apa yang ia bagi akan membuat dia semakin berkelimpahan (band. Ams. 11:24-25). Amin. (ARMI