Amsal 24:21-22
(2) 1Hai anakku, takutilah Tuhan dan raja; jangan melawan terhadap kedua-duanya.
HIDUP di abad ini, di mana ilmu pengetahuan berkembang pesat, menjadikan manusia memuja pikirannya sendiri. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang membuat kehidupan serba praktis yang berujung pada pragmatisme hidup. Di lain sisi, kehidupan yang kita jalani terus mengalami kerusakan moral karena budaya yang tidak sehat yang membuat pengetahuan kita menjadi formalitas belaka. Semakin berkembangnya kehidupan manusia, semakin banyak hal yang dipikirkan. Pada akhirnya manusia mulai merasa cemas, bimbang bahkan takut tak kala apa yang direncanakan tak tercapai. Merasakan kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri melahirkan rasa takut. Ketiadaan daya dan materi juga melahirkan rasa takut. Sebaliknya, seseorang berani, teguh dan tegar itu karena mengandalkan sesuatu yang dapat melindunginya dan dapat membela dan menganugrahinya sesuatu.
Sobat obor, dalam dunia ini pasti ada yang kita takutkan. Ketakutan memang akang membawa energi negatif dalam diri, sebab kita akan ragu dan tidak akan melangkah. Namun ketakutan dalam firman ini bukan dalam pengertian Allah meneror manusia, sehingga manusia menjauh dari Allah. Namun takut akan Allah disini dipahami dalam arti hormat, tunduk, taat kepada kemahakuasaan Tuhan, serta percaya penuh akan penyertaan-Nya. Pengamsal katakan bahwa kita harus takut akan Tuhan dan raja. Kedua hal ini mengandung kuasa dan kekuatan. Tuhan punya kuasa, sebagaimana raja juga memilikinya. Tentu kuasa Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan kuasa dari dunia yang terbatas, namun bagi pengamsal seorang yang berhikmat akan bisa sadar bahwa baik Tuhan dan raja memiliki kemampuan atau kekuatan untuk menghadirkan kebaikan ataupun sebaliknya. Kewajiban menghadirkan rasa takut pada Tuhan bagi tiap individu adalah prioritas dalam hidup. Rasa takut pada Tuhan bila tidak terbentuk dalam hati adalah bencana besar bagi manusia dan akan berdampak kesengsaraan dunia maupun kehidupan selanjutnya. Dengan demikian pengamsal memberikan nasihat untuk bersikap dan bertindak selaku orang benar. Orang benar akan senantiasa berlaku hormat, tunduk dan taat pada Tuhan. Amin (bfp)