SOBAT obor, bumi semakin panas sehingga menyebabkan perubahan iklim tidak menentu. Pemanasan global menjadi masalah lingkungan yang kembali menghangat dalam forum global dan lokal. Ini disebabkan
ulah dan aktivitas manusia sehingga bumi mengalami berbagai perubahan. Semenjak manusia mengenal peradaban ribuan tahun yang lalu, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pada abad pertengahan dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, maka manusia mulai mengeruk hasil kekayaan alam sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat dengan peralatan yang canggih dan modern seperti merusak hutan untuk kepentingan manusia semata. Hutan menjadi rusak. Manusia mulai menebang pohon sembarangan untuk pemukiman dan bahan papan. Pohon di tebang, beberapa spesies hewan musnah karena tempat tinggalnya dirusaki manusia bahkan mata air pegunungan menjadi rusak. Akhirnya bumi mulai gundul. Kerusakan lingkungan hutan pada skala lokal dapat berdampak pada lingkungan secara global. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama bahwa lingkungan yang baik dapat membuat semua makhluk hidup bahagia.
Sobat obor, bahtera yang ditumpangi Nuh bersama keluarganya dan semua jenis hewan berpasangan terhenti di pegunungan Ararat. Pegunungan Ararat terletak di daerah Barat Laut Mesopotamia Kuno yang dikenal dengan nama Urartu. Sekarang pegunungan ini masuk dalam wilayah Timur laut Turki atau Armenia. Pada tanggal tujuh belas bulan Juli, bahtera terkandas di pegunungan Ararat. Sampai tanggal satu bulan Oktober bahtera berada di pegunungan Ararat dan nampak air mulai surut serta nampak puncak-puncak gunung. Nuh melihat bagaimana penyertaan Tuhan setiap hari dan beberapa bulan lamanya, mereka bisa selamat dari air bah yang mematikan. Ini menandakan Tuhan mengasihi kehidupan Nuh bersama keluarganya. Belajar dari firman Tuhan ini, kita hidup ditengah persoalan moral dengan adanya krisis lingkungan hidup. Sekarang ini kita diajak untuk memberikan suara dan bertindak dengan misi penciptaan dan ekoteologi yang melibatkan stakeholder, pemerintah, masyarakat, gereja untuk menjaga keberlangsungan bumi termasuk juga pelestarian hutan sebagai paruparu bumi agar supaya generasi sekarang dan generasi akan datang dapat terus hidup dengan baik. Amin (NAH)