SOBAT Obor, menanti jawaban Tuhan atas pertanyaan kita tentang masa depan memang tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran tapi juga iman atau percaya untuk mengaminkan apa yang Tuhan mau dalam hidup ini. Keparcayaan, kata dasarnya dalam bahasa ibrani berarti keteguhan, dan kesetiaan sebagai bagian dari sifat- sifat alami yang dimiliki setiap manusia. Orang yang memiliki sifat- sifat seperti ini biasanya dapat menjelaskan sikapnya terhadap Allah dan sesama manusia dan pengharapan yang dimiliki oleh setiap orang benar itulah yang akan membawa mereka melihat janji- janji Tuhan menjadi nyata.
Salah satu yang menjadi pertanyaan fokus dalam kitab Habakuk ini adalah keluhan kepada Allah tentang mengapa bangsa Babel yang jahat itu dipakai Tuhan untuk menjadi alat untuk menghukum bangsa Yehuda. Secara harafiah Habakuk sebenarnya hendak mempertanyakan keadilan Allah. Dan Tuhan tidak segera menjawab pertanyaan Habakuk dengan jawaban yang gamblang. Mengapa? Karena itulah hak Tuhan. Logika manusia tidak mampu menjawab kedaulatan Allah. Kalau pun hendak dijelaskan, manusia pasti tak mampu menyelami jawaban Tuhan yang belum waktunya dipahami oleh manusia. Hanya saja, Tuhan memberi sebuah pengharapan yang pasti. ” Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat- lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh- sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”. Waktu Tuhan bukanlah waktu kita, dan kita tak boleh memprotes kedaulatan Tuhan. Kita hanya harus beriman dan percaya saja. Maka sobat Obor, sebagai muda mudi Kristen yang taat dan setia, ada saatnya kita berhadapan dengan realita bahwa apa yang kita harapkan mungkin saja belum atau bukan maunya Tuhan. Dia punya rencana yang berbeda dengan rancangan kita, karena Dia selalu tahu yang terbaik bagi anak- anaknya yang setia. Jadi, belajarlah untuk setia menanti jawaban Tuhan dan menerima kehendak Tuhan bila waktunya dinyatakan bagi kita. Amin. (DLW)