Menabur Kejahatan Menuai Penghukuman Allah
Mazmur 7:13-17
Kita pasti pernah mendengar pepatah yang berbunyi: “senjata makan tuan” yang artinya sesuatu yang direncanakan mencelakakan orang lain berbalik mengenai diri sendiri. Pepatah berikut ini juga tak asing bagi kita: “barangsiapa menggali lubang, ia akan terperosok ke dalamnya,” yang artinya siapa yang berbuat jahat terhadap orang lain, maka dialah yang akan mendapat celaka akibat perbuatannya. Ini juga yang diung-kapkan Daud. Orang yang melakukan kejahatan, disadari atau tidak, sedang membawa diri mereka pada penghukuman Allah. Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya (ayat 17). Dengan demikian kita melihat keadilan Allah yakni tidak seorang pun yang melakukan kejahatan dan kelaliman yang akan luput dari penghukuman Allah.
Sebagai umat Tuhan, jangan kita mengambil bagian dalam perbuatan jahat. Karena tidak ada perbuatan jahat membuahkan kebaikan. Justru menabur kejahatan menuai penghukuman Allah. Karena Allah menghukum tanpa meman-dang orang. Dalam menyatakan penghukuman-Nya, Allah tidak membeda-bedakan orang: umat Tuhan atau bukan, kaya atau miskin, penguasa atau rakyat jelata, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, dan sebagainya. Tidak seorang pun dapat bersem-bunyi dan luput dari penghukuman-Nya. Di dalam peng-hukuman itulah keadilan Allah dinyatakan. Bagi kita yang percaya, penghukuman Allah dalam rangka mendidik dan membawa pertobatan, bukan dengan tujuan membinasakan dan memusnahkan. Seperti kata Rasul Paulus dalam 1 Korintus 11:32 yang berbunyi: Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Kita tentu tak ingin merasakan kemurkaan dan penghukuman Allah karena itu janganlah kita melakukan ketidakadilan dan berbagai perbuatan jahat kepada sesama kita. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, kami tak ingin mengalami kemurkaan dan penghukuman-Mu. Tolonglah kami untuk hidup pada jalan-jalan-Mu yang adil dan benar. Amin.