Janji Allah Tidak Pernah Gagal
Lukas 1:54-55
Orang Kristen sering terjebak dan keliru menilai janji-janji Tuhan. Kita mempertanyakan waktu, keadilan dan keseriusan Tuhan mengurus hidup kita, lantas kecewa karena terlalu lama, tidak adil, seakan tidak serius Tuhan merawat dan menolong kita. Semua ‘tuduhan’ itu membuat kita pasif dan masa bodoh dan lebih ekstrim lmencari ilah lain. Padahal pertolongan Tuhan diyakini selalu tepat waktu, manusia saja yang tidak sabar.
Bacaan hari ini Lukas 1:54-55, menyebutkan bahwa nyanyian pujian Maria ini menyatakan bahwa Tuhanlah penolong Israel yang disebut sebagai hamba-Nya. Memang sejarah kehidupan umat Israel harus dihayati oleh orang-orang beriman di zaman-nya termasuk sampai kepada Maria di zaman perjanjian baru yang berpaut ribuan tahun dengan sejarah leluhur Israel, nabi-nabi dan hakim-hakim, juga dicatat janji-janji Allah kepada umat-Nya. Janji Allah kepada Abraham terus menerus berlangsung sampai pada Maria. Janji itu intinya adalah pembebasan dari semua ketidak adilan sosial, pengampunan dosa dan hidup yang kekal serta kemunculan Kristus sang Mesias sebagai Juruselamat manusia. Tuhan sudah dan sedang mewujudkan janji-Nya dalam sejarah hidup manusia. Keyakinan Maria, bahkan gereja sampai hari ini selalu mendapatkan pertolongan Tuhan, sebab Dia tidak pernah ingkar janji, Ia sempurnah dalam ketetapan-Nya.
Sebagai keluarga Kristen kita harus memaknai hidup yang berakar pada ‘pengharapan’. Simbol dari kata ‘pengharapan’ adalah ‘sauh’ atau ‘jangkar’ (Ibrani 6:19). Semakin deras arus dan gelobang menyeret dan mengoncangkan perahu kehidupan kita, jangkar kita akan mencengkeram kokoh di dasar lautan, agar dasar iman kita tidak bergeser, tidak berpindah dan terhempas. Jangkar pengharapan kita teguh kepada janji Tuhan dan kita tidak akan menjadi kecewa. Amin.
Doa: Ya Tuhan, kami percaya akan semua janji-Mu dalam hidup keluarga kami. Ajarilah kami tinggal dalam pengharapan karena pengharapan itu adalah sauh yang kuat menanti–Mu menyelamatkan kami. Amin.