Peka Membaca Tanda Peringatan dan Jawaban Bapa di Sorga
Matius 26:75a
“Maka teringatlah Petrus….” Kapasitas memori atau daya ingat manusia terbatas. Terkadang lupa adalah tanda keterbatasan itu. Ingatan terkadang terganggu ketika sedang labil; marah, gelap mata, takut, gelisah, tertekan, terancam, sedih, menderita atau terlalu senang dan gembira. Dalam keadaan ekstrim, orang lupa ingatan disebut gila.
Ingat artinya tidak lupa, ada dalam pikiran, timbul kembali, sadar, siuman, menaruh perhatian, memikirkan, hati-hati, berjaga-jaga, mempertimbangkan. Dari kata ingat terbentuk kata-kata ingatlah, memperingati, mengingatkan, mengingat, ingatan, teringatlah, peringatan. Tuhan dapat menggunakan media apa saja untuk mengingatkan orang percaya agar jangan menyangkal-Nya dalam perkataan dan perbuatan. Petrus diingatkan dengan ayam jantan berkokok, Bileam oleh keledai, Roh Kudus seperti burung merpati, Elia dipelihara burung gagak.
Berdoa meminta sesuatu kepada Allah Bapa di Sorga melalui Yesus Kristus dan menantikan jawaban-Nya. Terkadang doa dijawab dengan tanda, tetapi kita tidak memahaminya. Perenungan hari ini mengingatkan agar peka mendengar dan membaca tanda-tanda peringatan Yesus Kristus sebagai jawaban atas doa-doa kita.
Ada orang percaya melupakan kebaikan orang. Sadar tapi mengabaikan. Tahu berlagak tidak tahu. Tidak tahu tapi sok tahu. Tidak mau mendengar nasihat dan peringatan. Lupa diri karena mengeraskan hati, sombong, angkuh dan egois. Baik, kebaikan, maupun kemalangan, adalah tanda, peringatan: berkat atau hukuman. Ada ungkapan, tiap celaka ada gunanya. Banyak orang baru sadar, siuman, insaf dan ingat teman, keluarga, setelah bangkrut, gagal, sakit, celaka dan menderita.
Ada banyak cara melatih kepekaan memahami jawaban Allah Bapa atas doa-doa kita, antara lain; meditasi, membaca firman dan merenungkannya, membaca RHK setiap hari, mendengarkan orang berbicara, memberi perhatian pada hal sekecil apapun yang ada di sekeliling kita. Agar kita peka untuk memahami ketika membaca dan mendengar. Memaklumi ketika melihat. Petrus tidak peka karena tidak memperhatikan atau mengabaikan firman (kata Yesus). Syarat menjadi peka adalah kerendahan hati, kerelaan menyangkal diri, pengor-banan dan tanpa henti berjuang hidup dalam firman-Nya. Dengan begitu kita menjadi peka memahami tanda-tanda jawaban Allah Bapa. Amin. Doa:Bapa Sorgawi, kami ingin membaca, mendengar, melihat secara jernih kehendak-Mu, agar tulus berbuat baik. Tapi nafsu birahi, tamak, rakus untuk memenuhi keinginan daging banyak kali menghalangi ketulusan hati nurani kami. Bantulah kami untuk berani dan rela mengorbankan keakuan, agar selalu peka memahami tanda jawaban-Mu atas doa yang dipanjatkan. Amin.