Sejahtera Sesudah Sengsara
Yesaya 53:10-11
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia dan orang Kristen sering mengalami penderitaan baik karena sakit penyakit maupun mengalami pengumulan sebagai suami dan istri. Bahkan ada anak-anak yang mengalami kemerosotan moral sehingga tidak lagi mendatangkan sejahtera.
Bacaan hari ini memberi pengertian bahwa Allah yang telah berencana untuk satu peristiwa yang besar kepada ”hamba yang menderita” Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Hal ini memang harus dia jalani sebagai korban penebus salah. Manusia menerima pengampunan dosa karena hal ini menunjuk kepada Yesus Kristus. Gambaran ini mempertegas kehambaan dan kehidupan Yesus Kristus menanggung kesalahan dan kejahatan manusia sehingga beban itu dipikul oleh Tuhan Yesus. Dari keadaan sengsara dan kegelapan, ia akan mengalami keadaan yang kontras, penuh sukacita dan terang. Persekutuan ini dinikmati karena melalui pengorbanan-Nya manusia dibenarkan. Pembenaran atas manusia tidak terjadi dengan sendirinya. Kita benar karena dibenarkan.
Sebagai keluarga Kristen, hendaknya kita mengingat bahwa pengobanan Kristus menjadi teladan bagi orang percaya saat mana kita melihat dinamika hidup yang sering tidak sesuai dengan keinginan dan kehendak kita. Ada saatnya kita mesti mengalami sengsara dan pergumulan sebelum merasakan damai sejahtera atau syalom dalam hidup kita. Seperti pepatah ”berakit-rakit kehulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dulu bersenang-senang kemudian. Jadi janganlah kita cepat mengeluh atau bersungut-sungut ketika ada tantangan dan kesulitan menghadang hidup kita. Kita yakin selalu ada jalan keluar ketika kita menaruh percaya kepada Tuhan Yesus. Marilah juga kita meningkatkan daya juang dan ketahanan menghadapi kesulitan sebab pasti Tuhan memberi kesenangan dan kebahagian serta damai sentosa di kemudian hari. Amin.
Doa: Ya Bapa sorgawi, ajarilah kami untuk kuat menghadapi berbagai penderitan dan pengumulan dalam hidup kami. Ajarilah kami untuk mengerti rancangan Tuhan dalam hidup kami. Amin.