Kendalikan Emosi
Bilangan 22:30
Lamanya dalam berteman dan bersahabat, tidak menjadi jaminan bahwa kita saling mengetahui semua latarbelakang ataupun kelebihan dan kelemahan masing-masing. Waktu yang lama bersama tidak akan membuat kita tahu semuanya. Sifat masing-masing orang bisa berubah-ubah sesuai kondisi dan keadaan. Kadang ada pertemanan yang tergantung pada untung-rugi karena didasari pada bisnis.
Firman Tuhan saat ini, berisi reaksi dari keledai yang mengalami ketidakadilan dari penunggangnya. “Tetapi keledai itu berkata kepada Bileam: “Bukankah aku ini keledaimu yang kautunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?” Jawabnya: “Tidak.”
Aksi Bileam yang marah pada keledainya karena dianggap mempermainkannya dan mengancam akan membunuhnya, melahirkan reaksi dari keledai dan berbicara kepada Bileam sebagai bentuk pembelaan diri, bahwa selama ini Bileam menungganginya, bahwa ia tidak pernah membangkang padanya. Hal ini juga diiakan oleh Bileam. Binatangpun marah ketika diperlakukan dengan semena-mena.
Sebagai keluarga Kristen, hati-hati jika kita sedang marah atau emosi! Situasi yang labil ini sering membutakan mata dan hati kita dalam berkata dan bertindak. Kita menjadi tidak sadar, baik kata-kata maupun tindakan kita ternyata telah menyakiti hati orang di sekitar kita. Ini sering terjadi dalam keluarga, antara suami-isteri, orangtua dan anak, kakak beradik, ketika emosi kita tidak dapat mengendalikan kata-kata dan tindakan yang menyakitkan. Jangan cepat ambil keputusan jika sedang marah dan emosi tapi dalam keadaan ini, undanglah Tuhan hadir dalam pribadi dan berdoalah. Amin.
Doa: Ya Tuhan, pimpinlah dan bentuklah karakter kami agar menjadi pribadi-pribadi yang sabar dan tenang dalam menghadapi kehidupan. Mampukan kami untuk saling mengerti dan memahami. Jadikan kami sebagai alat berkat-Mu bagi sesama dan lingkungan. Amin.