Andalkan Tuhan ketika Mengalami Penderitaan
Yesaya 53:7-9
Keadaban yang dipertentangkan dengan kebiadaban memang sangat berbeda pengertiannya. Keadaban menunjuk pada keluhuran budi pekerja, kecerdasan akal budi, meng-hargai kesopanan, menghormati sesama, sedangkan kebia-daban menunjuk pada sikap yang tidak berperikemanusiaan, gemar melakukan kekerasan dan kekejaman dimana suatu sistem atau tatanan sosial yang saling menindas dan membinasakan.
Hamba yang menderita dalam bacaan hari ini adalah yang mengalami sengsara dan penderitaan untuk sesuatu yang bukan dilakukannya. Ia dianggap sebagai orang yang patut menerima hukuman, ia menjalani siksa derita, dijauhi dan dijatuhi hukuman. Para penguasa dan petinggi agama sejak awal merancang pembunuhan secara sistematis untuk melenyapkan dia. Mereka memperhitungkan dari segala sisi, menetapkan serta memutuskan agar dia dapat dikorbankan. Sungguh sangat luar biasa hamba yang menderita tersebut ”Dia dianiaya tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian. Hal ini menunjuk seperti yang dialami oleh Yesus Kristus yang rela menderita.
Sebagai keluarga Kristen, kita sering mengalami penderitan dan kesusahan hidup. Kita tidak mungkin mengelak dari berbagai-bagai bentuk penderitaan. Tuhan Yesus yang kita sembah menjalani penderitaan yang tiada taranya. Kita diajak untuk tetap mengadalkan Tuhan Yesus ketika mengalami penderitaan seperti sakit penyakit atau pengumulan karena anak-anak yang sering menyimpang dari nilai-nilai Kristen atau mungkin mereka tidak mau lagi mendengarkan nasihat orang tua. Orang tua tetap mendidik anak-anak dalam cinta kasih Kristus. Amin.
Doa: Ya Yesus Kristus, berilah kami kemampuan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kuatkan kami ketika mengalami penderitaan dan pergumulan dalam hidup keluarga kami. Tolong kami supaya kami saling memper-hatikan apabila ada keluarga kami yang sakit dan menderita. Amin.