Bersukacita dalam Penderitaan
1 Petrus 4:12-16
Kejatuhan manusia dalam dosa mengakibatkan kesa-kitan dan susah payah serta kematian menjadi realitas kehidupan (Kej. 3) Namun oleh kasih Allah Bapa, dikaruniakan Anak-Nya, Yesus Kristus menebus, mengangkat dan menyelamatkan manusia melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan. Kata Yesus: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh. 14:6). Setiap langkah hidup pengikut Yesus diperhadapkan pada pilihan. Mengikuti jalan Yesus atau jalan dunia. Karena itu Rasul Petrus menegaskan, ‘janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian’ (12) Ujian iman datangnya dari dua arah. Dalam dan luar diri. Memilih jalan penderitaan dan kematian mengikut Yesus atau sebaliknya menyembah kaisar sebagai allah adalah pilihan dilematis. Tantangannya adalah apakah kita hendak menyenangkan keinginan daging atau keinginan Roh (menyenangkan Allah). Iman kita diuji saat berada dalam masa kesukaran, kesusahan, kesakitan, kesengsaraan dan penderitaan. Seperti nyala api, memurnikan emas demikian nyala api siksaan memurnikan iman.
Tantangan memurnikan iman dari dalam diri untuk menyangkal diri dan mengosongkan diri adalah mengen-dalikan, menguasai dan meningggalkan keinginan daging (Gal. 5:19-21). “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Luk. 9:23). Salib adalah simbol beban harus dipikul oleh pengkikut Yesus berperang melawan keinginan daging. Rasul Paulus mengatakan, kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Rom 8:17).
Akitab mengilustrasikan hidup seperti sebuah pertan-dingan atau peperangan untuk merebut mahkota keme-nangan. Tidak ada kemenangan tanpa latihan, disiplin dan kerelaan berkorban. Engkau harus turut menderita sebagai prajurit Kristus Yesus yang setia (2 Tim. 2:3) Demikian pengikut Yesus, akan memperoleh mahkota kemenangan dan kemuliaan jika setiap hari menguasai emosi, mengendalikan dan mengekang keinginan daging, mengisi hidup dengan firman, tekun berdoa, rela berkorban, dan berbuat baik. Bersukacitalah dalam penderitaan karena pada saatnya, kita akan menerima mahkota yang gemilang, yang tidak akan pudar kegemilangannya. (1Pet. 5:4). Amin.
Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami karena takut menderita. Anugerah kasih-Mu membuka jalan menuju kebahagiaan dan kehidupan kekal dengan tetap setia ketika menderita. Teguhkan iman kami agar yakin dan berani menempuh jalan itu. Amin.