Beriman dengan Tidak Memandang Muka
Yakobus 2:1
Seorang yang beriman berarti percaya kepada Tuhan Yesus dengan perbuatan kasih-Nya. Tidak dapat dipungkiri dalam realitas kehidupan sekarang, masih banyak orang Kristen yang tidak hidup sesuai dengan imannya. Mereka melakukan perbuatan yang memandang muka atau pilih kasih baik dalam keluarga maupun di tengah masyarakat.
Yakobus mengatakan jangan iman itu diamalkan dengan memandang muka, artinya jangan dilakukan dengan “memandang muka” atau membuat perbedaan. “Memandang muka” adalah suatu prilaku diskriminatif terhadap orang yang lain karena status sosial, kedudukan dan jabatan seseorang. Perilaku yang demikian merupakan sikap yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tidaklah benar bila orang berimanbersikap seperti itu. Tindakan memiliki konsekwensi yang beresiko yaitu terjebak pada pengkultusan individu. Padahal hanya Tuhan yang harus disembah dan dimuliakan.
Kedirian orang percaya harus nampak dalam sikap yaitu tiap orang diperlakukan dan dihargai dengan penuh hormat dan kasih. Keluarga kristen, kita hidup di tengah masyarakat majemuk yang penuh kepelbagaian dan perbedaan: suku, budaya, karakter, status dan sebagainya. Hendaknya iman kita tidak diamalkan berdasarkan atribut lahiriah yang seperti itu. Orang tua semestinya menjadi contoh bagi anak-anaknya bagaimana mengasihi tanpa pandang bulu atau pilih kasih.
Firman Tuhan di hari Pahlawan ini menjadi suatu ajakan bagi kita untuk membangkitkan lagi semangat kepeloporan dalam melakukan kebaikan. Sekaligus menjadi peringatan supaya tidak membeda-bedakan yang seorang dengan lain. Amin.
Doa: Ya Tuhan, jauhkanlah dari kami sikap yang memandang muka dalam kehidupan dengan sesama. Amin.