Menikmati Fajar Menyingsing
Matius 28:1
Fajar menyingsing indah bagaikan t’rang yang mengiring sabda Tuhan. Puji Khaliknya atas ciptaan, tiap pagi baru kurnia Tuhan! Demikianlah bait pertama NKB No. 42. Lagu ini tentu saja memberi makna tersendiri tentang berkat yang diterima.
Maria Magdalena dan Maria lainnya dalam kisah Kebangkitan Yesus. Tatkala menjelang menyingsingnya fajar kedua perempuan ini sudah datang ke kubur. Di sini menggambarkan kerinduan mereka sepertinya tidak sabar dan ingin cepat-cepat melihat kubur Yesus. Mereka tidak bisa tidur dan harus bangun pagi-pagi sekali memberi kesan betapa besar kasih mereka kepada Yesus, padahal mereka yang terakhir meninggalkan kubur Yesus lalu mereka juga yang pertama mengunjungi kubur Yesus di hari kebangkitan Yesus. Berkat yang mereka terima di waktu fajar menyingsing memberi pesan kegembiraan yang sangat laur biasa atas kebangkitan Kristus. Indahnya para perempuan menikmati fajar sebagaimana janji Tuhan, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Rat. 3:22-23)
Sebagai keluarga Kristen, ketika bisa bangun pagi, kita mengawali waktu pagi atau subuh dalam perjumpaan dengan Tuhan, mencari Tuhan, berkomunikasi dengan Tuhan, membangun persekutuan yang intim artinya bergaul dengan Tuhan. Apapun pergumulan, tantangan yang ada, seberat apapun situasi yang kita hadapi, niscaya kita pasti sanggup menghadapi dan menjalaninya. Awalilah hari-hari hidup kita, menjelang menyingsingnya fajar dengan “mezbah doa dalam keluarga”. Amin.
Doa: Tuhan, terima kasih anugerah-Mu setiap hari, Engkau memberikan pengharapan setiap kali fajar menyingsing. Ajarilah kami untuk selalu datang pada Tuhan dan menikmati perjumpaan dengan Tuhan di hari Minggu ini, harinya Tuhan. Amin.