Markus 15:20b
Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.
Melakukan Kebenaran dan Keadilan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang tidak mau dan mampu untuk mengungkapkan kebenaran serta keadilan karena takut menghadapi risiko karena ada ancaman dari orang banyak dan menghindar dari situasi bahaya. Apalagi, jika hal itu dapat mengancam kedudukan, jabatan, kekuasaan dan keluarga. Yesus Kristus mengajarkan murid-Nya untuk berkata ya di atas ya dan tidak di atas tidak (Matius 5:37) Dalam kenyataan firman ini sulit untuk dilakukan. Hal ini membuat kebenaran dan keadilan seringkali sulit diperjuangkan. Hitam bisa menjadi putih dan putih bisa menjadi hitam bahkan ada yang abu-abu, karena ada orang yang tidak segan-segan mengorbankan orang lain, bahkan saudaranya sendiri hanya demi mencapai kepentingan pribadi.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Yesus Kristus menjadi korban ketidakadilan dari sikap Pilatus yang tidak dapat menyatakan kebenaran. Di gedung pengadilan, Pilatus yang sebenarnya tidak mendapati kesalahan dalam diri Yesus Kristus, tetapi untuk memuaskan hati orang banyak (ayat 15), membebaskan Barabas yang terbukti melakukan pembunuhan dalam pemberontakan dan menyerahkan Yesus Kristus untuk disalibkan.
Dari gedung pengadilan Yesus Kristus dibawa keluar dengan memikul salib yang berat menuju ke tempat penyaliban. Pemahaman saat itu, penyaliban merupakan proses kematian yang menyakitkan serta memalukan dan orang yang disalibkan dianggap sebagai pemberontak, pelaku kriminal dan dikutuk Tuhan Allah (bdk. Ul. 21:23). Yesus Kristus disamakan dengan seorang pemberontak yang sangat berbahaya bagi pemerintahan Romawi. Kerelaaan-Nya untuk disalibkan, sebagai bukti kasih-Nya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.
Orang percaya harus mampu menyalibkan segala keinginan duniawi untuk menjawab kasih karunia Tuhan Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus. Dunia yang semakin modern dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dibarengi sikap hidup orang yang semakin egois, sombong, suka meremehkan, menjatuhkan dan tidak segan memutarbalikkan kebenaran dan keadilan, menjadi tantangan yang harus dihadapi dan disikapi dengan bijaksana oleh orang percaya. Jangan mempergunakan kekuasaan dan uang untuk menjatuhkan atau mengorbankan orang lain demi suatu kepentingan. Beranilah menyatakan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Haruslah berkata “ya” bagi kebenaran dan keadilan, dan berkata “tidak” pada kejahatan. Agar kita tidak menyalibkan-Nya untuk kedua kali. Amin.
Doa: Ya Bapa sorgawi, berilah kami kemampuan untuk dapat menjadi pelopor dan pelaku hidup yang benar dan adil, di manapun kami berada. Amin.