Ester 4:10-11
(10) Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai:
(11) ”Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.”
TAAT KEPADA UNDANG-UNDANG YANG ADIL
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Ketaatan pada norma hidup adalah kepatuhan seseorang menaati peraturan perundang-undangan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat, mengatur dan menertibkan setiap kehidupan masyarakat. Sebagai ratu di kerajaan Persia, Esterpun harus taat kepada undang-undang yang mempunyai kekuatan mengikat. “bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati”. Itu sebabnya ratu Ester tidak dapat menyanggupi permintaan Mordekhai sebagaimana penyampaian Hatah supaya ratu Ester pergi menghadap raja untuk memohonkan karunianya untuk membela bangsanya di hadapan baginda. Ibarat makan buah simalakama ratu Ester dibuat serba salah oleh permohonan Mordekhai. (menghadap raja tanpa dipanggil dapat dihukum mati, tidak menghadap bangsa Yahudi terancam punah) Namun akhirnya, Esther siap mengambil risiko dan berani menghadap raja tanpa dipanggil.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Sebagai orang-orang yang percaya bahwa Tuhan Allah adalah sumber hikmat, kita diajarkan untuk hidup dalam kasih dengan sesama dan menaati setiap perundang-undang yang berlaku. Sebab ketaatan kepada setiap peraturan dan perundangundangan adalah wujud iman dan kasih kepada Tuhan Allah yang telah memberikan pemerintah sebagai hamba Allah untuk kebaikan kita. (Rm. 13:4). Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah yang adil dengan tidak menaati peraturan perundangan sama artinya dengan melawan dan melanggar ketetapan-Nya. Tetapi, berjuang dan berkorban demi kelanjutan hidup banyak orang dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran adalah panggilan iman. Tidak semua Undang-undang dalam dunia ini merupakan upaya perwujudan keadilan. Seperti di Korea Utara dan negara-negara totaliter lainnya. Demikian pula di negara-negara demokratis terkadang ada undang-undang yang diterbitkan pemerintah untuk kepentingan kelompok mayoritas atau diskriminatif.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Sebagai keluarga Kristen, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita tentang situasi serba salah atau dilematis yang menuntut keberanian, kebijaksanaan kita untuk memutuskan berdasarkan skala prioritas. Keberanian Ester memperjuangkan mengubah Undang-undang Raja yang diskriminatif membuat nyawa sebagai taruhan. Mengapa Ester berani? Karena pertolongan Tuhan Allah. Ester berdoa dan berpuasa memohon pertolongan Tuhan Allah. Tuhan Allah menjawab doa dan puasanya bersama seluruh bangsa Yahudi. Ingatlah kuasa doa dan puasa mengubah ketidakadlian menjadi adil. Amin
Doa: Terpujilah Engkau ya, Tuhan Allah sumber hikmat yang memberikan kami kemampuan dan keberanian untuk hidup dalam ketaatan berdasarkan firman-Mu dan memperjuangkan keadilan serta kebenaran. Amin.