Jangan Paksakan Kehendakmu
2 Raja-Raja 2:16-18
Suatu ketika Tomas murid Yesus berkata kepada murid-murid Yesus yang lain(lih. Yoh.20:25): “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Dari sudut keilmuan ungkapan Tomas ini dapat diterima, karena sesuatu hipotesa (dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan) adalah benar bila dapat dibuktikan kebenarannya. Pola pikir Tomas ini sering dipakai banyak orang. Mereka tidak akan percaya sebelum melihat apa lagi cuma dengar.
Sikap Tomas ini pernah terjadi pada saman nabi Elisa (2 Raja-Raja 2:16), ketika para nabi merasa kuatir terhadap Elia yang tiba-tiba “hilang” dari hadapan mereka. Mereka kuatir jangan sampai Elia dilemparkan oleh Roh Tuhan ke atas gunung atau lembah, sehingga mereka bermohon kepada Elisa untuk mencarinya. Sekalipun Elisa mengatakan jangalah kamu mencarinya tetapi mereka tetap mendesak agar diperkenankan untuk dapat mencarinya apa lagi katanya, mereka adalah orang-orang tangkas. Desakan tersebut sungguh memalukan, sehingga akhirnya Elisa mengiakan keingin mereka. Ternyata hasilnya nihil. Selama tiga hari pencarian oleh orang-orang yang dianggap tangkas, mereka tidak menemukan Elia. Akhirnya Elisa berkata: “Bukankah telah kukatakan kepadamu: Jangan pergi?”. Elisa tahu bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan Allah yaitu dengan mengangkat Elia ke Sorga. Jadi tidak mungkin mereka menemukannya selain percaya saja pada kuasa-Nya. Inilah sikap tidak percaya sebelum menyaksikannya.
Sering kali kita sebagai keluarga Kristen bersikap sama seperti Tomas dan orang-orang ”tangkas”, belum mau percaya sebelum menyaksikannya. Untuk sikap-sikap “Tomas” seperti ini, Tuhan Yesus pun harus membuktikan kebenaran tentang diri-Nya dengan menyuruh Tomas mencucukkan tangannya dilambung-Nya. Dengan cara ini barulah Tomas menyadari akan tindakannya yang keliru. Artinya dalam hal iman, kepercayaan itu di atas segalanya. Kata Yesus “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Amin.
Doa:Ya Tuhan, ampunilah kami akan kesalahan yang sering kali tidak percaya pada-Mu sebelum menyaksikan kebenaran Firman-Mu. Kami lebih suka mengikuti pikiran, perasaan hati kami sendiri yang akhirnya membuat kami goyah. Tuhan ampunilah kami. Amin.