Memberitakan Injil
1 Korintus 1:17
Sejatinya, di tengah persoalan yang dihadapi orang Korintus, maka Rasul Paulus mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus menjadikan dirinya sebagai alat-Nya dan mengutusnya bukan untuk membaptis orang-orang. Tuhan menjadikan rasul Paulus sebagai alat-Nya adalah untuk memberitakan Injil Tuhan. Kesadaran ini muncul saat Paulus menguraikan dengan panjang lebar tentang bagaimana seharusnya hidup sebagai umat Tuhan. Bagi Paulus, setiap orang yang dipakaiNya selalu diperlengkapi dengan berbagai karunia dan karunia- karunia itu saling menopang satu dengan yang lain. Seperti ungkapannya dalam 1 Korintus 3:6-9: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.”
Sinergitas dalam kerja pelayanan penting, tapi harus saling menghargai setiap “porsi” dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada masing-masing orang. Seperti Paulus yang menyadari bahwa ia ada pada porsi pemberita injil. Pemberitaan injil yang dilakukannya, bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus tidak menjadi sia-sia, melainkan semakin dimuliakan oleh banyak orang dari segala bangsa. Hikmat perkataan adalah sesuatu yang digemari oleh orang Yunani yang hanya akan menyilaukan dan
mengaburkan arti salib Kristus. Karena itu Paulus sebagai rasul memberitakan Yesus Kristus secara saksama (teliti, cermat, tepat dan benar) kepada mereka dan bukan untuk memuaskan keinginan telinga mereka.
Sebagai keluarga Kristen, kita dipanggil untuk memberitakan Injil di segala waktu dan tempat, kepada
segenap ciptaan (Mat. 16: 15 kepada segala mahluk) tugas pemberitaan dan penginjilan, orientasinya tidak hanya di mimbar- mimbar gerejawi, tetapi selagi ada waktu dan kesempatan ”amanat” ini biarlah menjadi gaya hidup kita sebab itulah kenapa Paulus berkata bahwa kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Korintus 3:2).
Doa: Jadikanlah kami Tuhan sebagai alat kesaksian-Mu yang setiap waktu memberitakan kabar sukacita bagi banyak orang. Amin.