Perilaku Cermat dan Berhikmat
Pengkhotbah 10:16-20
Bagian akhir pasal 10 ini menggambarkan beberapa hal tentang para penguasa, ada yang tidak berpengalaman dan membiarkan para pemimpinnya tidak melaksanakan tugas mereka dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain bila dihubungkan dengan suatu lembaga, misalnya negara dipim-pin oleh orang-orang yang hanya menghambur-hamburkan uang, apalagi diiringi dengan kemalasan, maka hancurlah semua harapan untuk meraih kesejahteraan dan kemakmuran. Tetapi bila ada orang bijak yang memimpin dengan hikmat, maka semua orang menikmati kesejahteraan.
Selanjutnya ada peringatan untuk menjaga setiap pemikiran dan ucapan, yang mengumpat, mengutuk, atau kata-kata yang menghasut, kendatipun di tempat tersembunyi; Apalagi bila hal ini dilakukan oleh rakyat biasa kepada penguasa atau dari orang miskin kepada orang kaya, sebab sudah tentu hal ini akan menjadi suatu perkara yang bukan hanya menyangkut masalah sopan santun dalam pergaulan, tapi juga dapat menjadi suatu ancaman besar dalam kehidupan orang yang melakukannya.
Oleh sebab itu, benarlah apa yang sering kita dengar pada kebanyakan orang yang mengatakan bahwa “dinding bertelinga”. Perkataan ini mengartikan bahwa kita harus berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu, karena kita tidak mengetahui hati orang yang bisa saja mendengar apa yang kita ucapkan, kemudian mereka kelak menceritakan itu dari mulut kemulut, dan akhirnya ucapan itu pun tiba di telinga dan hati penguasa atau kepada orang kaya, yang kemudian membawa kita ke pengadilan.
Sebagai keluarga Kristen hendaknya kita selalu berperi-laku yang baik, berhati-hati dalam melakukan pekerjaan, sabar menghadapi setiap persoalan, dan jangan mengucapkan atau merencanakan sesuatu yang jahat kepada sesama manusia, baik kepada penguasa, orang kaya, dan orang yang sederajat dengan kita. Amin.
Doa: Ya Bapa yang ada di sorga, berilah kami hikmat agar kami mampu menata hidup kami untuk selalu berperilaku yang baik, bagi Tuhan dan sesama kami. Amin.