Rendah Hati Dalam Melayani
Filipi 2:25
Ada ungkapan yang mengatakan: Teman yang paling baik dari kebenaran adalah waktu. Musuh yang paling besar adalah prasangka. Dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati. Melayani Tuhan bukanlah beban tetapi kesempatan dan anugerah. Melayani bukan hanya untuk mempertontonkan atau menunjukkan kepada dunia/semua orang bahwa ada gelar yang menempel di depan nama kita yang disebut Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta sehingga terdengar mantap, hebat dan keren.
Untuk melayani tidak membutuhkan orang yang merasa diri hebat, karena orang yang merasa diri hebat akan sulit menghargai orang lain. Tetapi dibutuhkan orang yang selain cakap, juga memiliki jiwa pelayanan dalam kerendahan hati sebagai hamba Tuhan.
Sebuah gereja yang sehat akan terlihat dari setiap jemaat yang mampu mempraktekkan dan bertumbuh di dalam firman Tuhan. Epafroditus adalah contoh yang tepat karena ia sendiri terbentuk dalam kerohaniannya setelah mendengar, mempelajari dan mempraktekkan Firman Tuhan. Pemberian diri dari seorang Epafroditus tidak diragukan lagi. Terbukti ia adalah seorang Makedonia yang pelayanannya diakui. Ia rela memberi diri untuk membantu Paulus dalam pelayanan ketika Paulus berada dalam penjara di Roma. Paulus mengirim Epafroditus dan menyebutnya sebagai teman sekerja dan teman seperjuangan. Suatu karya keteladanan yang bisa menjadi perhatian dalam melayani adalah bahwa Epafroditus fokus melayani Tuhan bukan fokus kepada siapa yang mau ia layani. Ciri kehambaan dalam kerendahan hati menjadi tampilan Epafroditus dalam mengerjakan pelayanannya dengan sungguh-sungguh. Ia melayani di manapun berada, walaupun sempat sakit dan nyaris mati, ia tetap setia dan taat melayani Tuhan dan menjadi sembuh.
Sebagai keluarga Kristen yang adalah persekutuan terkecil, wujudkanlah sikap hidup yang saling melayani antara suami istri, orang tua dan anak tanpa melihat status kedudukan sosial anggota keluarga yang bersangkutan dalam masyarakat. Amin.
Doa: Ya Tuhan, ajarilah kami untuk selalu mempraktekkan kerendahan hati, baik di hadapan Tuhan maupun sesama kami. Amin.