Pengadilan yang Adil
Lukas 22:66
Bacaan hari ini adalah sebuah narasi tentang proses pengadilan yang dijalani oleh Yesus. Proses itu berlangsung pada hari Jumat pagi, ketika tua-tua bangsa Yahudi, Imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, bermufakat untuk menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama. Mahkamah Agama adalah lembaga pengadilan atau pengambil keputusan tertinggi yang terdiri dari 70 orang terkemuka dan dipimpin oleh seorang Imam. Lembaga agama ini punya kewenangan untuk mengadili perkara-perkara hukuman mati tanpa harus mendapatkan persetujuan pemerintahan Romawi. Artinya, bahwa lembaga ini adalah independent, tidak dapat diintervensi oleh kuasa dan kekuatan apapun. Lembaga ini murni lembaga agama dan bertugas untuk mengadili setiap warga Yahudi yang dianggap telah menodai ajaran Taurat. Oleh karena itu, keputusan para tua-tua Yahudi, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat untuk memperhadapkan Yesus pada pengadilan agama adalah karena aturan hukum agama itu sendiri. Walaupun proses peradilan itu telah sesuai dengan aturan hukum agama Yahudi, tetapi sesungguhnya penuh rekayasa dan tinggal merupakan penjelmaan dari sebuah peradilan yang sudah diketahui keputusan akhir per-sidangannya. Yesus Kristus tahu bahwa akhir dari semua proses peradilan itu adalah, bahwa Ia akan dinyatakan bersalah oleh pengadilan yang tidak adil. Pada hal pengadilan seharusnya dalam batas edukasi, dimana ada ruang koreksi untuk perbaikan karakter, (band. Ul. 16:18-20, Imamat 19).
Keluarga Kristen adalah sebuah lembaga terkecil yang memiliki aturan, norma, kaidah hukum dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan realitas kehidupan keseharian yang dijalani bersama sebagai keluarga. Setiap anggota keluarga diharapkan untuk patuh pada setiap komitmen yang dibangun bersama agar situasi dan kondisi kehidupan dalam keluarga berjalan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun harus diakui bahwa pasti selalu ada persoalan internal ataupun eksternal yang tidak terhindari dalam keluarga. Hal terpenting dalam menghadapi masalah adalah jauhkan diri dari sikap suka menyalahkan orang lain dengan membenarkan diri sendiri. Sebab sikap mengadili dan menghakimi bukan sikap orang Kristen. Menghakimi biasanya adalah cerminan sikap merasa unggul dari yang lainnya. Oleh karena itu tentang penghakiman,Yesus berkata: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi,” (Matius 7: 1). Amin.
Doa: Ya Tuhan, kami menyadari bahwa masalah adalah sebuah realita kehidupan yang tidak dapat dihindari. Ajarilah kami untuk tidak saling menyalahkan dan mengadili. Amin.