Melakukan Puasa dengan Benar
Yesaya 58:4-5
Kata “puasa” di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimaknai sebagai tindakan yang menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja. Tindakan ini juga dapat kita jumpai di dalam Alkitab, misalnya, puasa yang dilakukan oleh Ester (Est. 4:16), Musa (Kel. 24:16) dan bangsa
Niniwe (Yun. 3:7), juga umat Israel (Za. 8:19). Semuanya hanya untuk satu tujuan yaitu untuk merendahkan diri di hadapan Allah. Melalui kedua ayat ini, kita bisa melihat betapa umat Israel telah bersusah payah untuk berpuasa. Namun, ujung-ujungnya tidak diindahkan Allah. Rupanya, mereka keliru dalam berpuasa. Puasa mereka tidak dibarengi dengan tindakan mereka. Mereka berpuasa, tetapi mereka berkelahi. Mereka mengasihi Allah, tetapi mengabaikan kasih terhadap sesama. Bahkan, mereka tidak tanggung-tanggung mengepalkan tangan untuk kemudian menindas sesama mereka yang lebih lemah.
Sebagai keluarga Kristen yang berkualitas, kita dituntut untuk mentransformasikan nilai-nilai kehidupan ke arah yang lebih baik dengan hidup rukun satu dengan yang lain, saling tolong-menolong, saling menghibur dan menguatkan, bahkan hidup di dalam kasih. Hari ini juga kita memperingati Hari Perempuan yang mengingatkan untuk peduli pada mereka. Tidak sedikit dari kita yang seketika langsung menutup mata dan telinga terhadap tangis, dera, dan nyanyian kepiluan sesama kita. Lebih daripada itu, ada yang melakukan puasa demi ‘menyogok Tuhan’ agar meluluskan keinginannya. Hal
ini sungguh merupakan sebuah ironi, tetapi juga kenyataan pahit.
Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk turut serta dalam penderitaan Kristus melalui tindakan yang menyatakan kepedulian dan kasih kami kepada sesama terlebih melakukan apa yang Engkau inginkan sebagai wujud puasa yang sejati. Amin.