Hidup Yang Sesungguhnya
1 Yohanes 1:2-3
Saudaraku kita hidup di dunia yang sudah sangat modern. Dunia semakin berkembang dan masyarakatnya semakin sejahtera. Akan tetapi ada fakta yang berbanding terbalik dengan kenyataan ini. Di tengah perubahan yang luar biasa ini dengan semakin modern dan gemerlapnya dunia ini, kita dapati semakin banyak orang yang hidupnya makin teralienasi (terasing) hidupnya dengan orang lain di sekitarnya. Banyak orang menjadi semakin eksklusive dan egois. Tidak mau peduli dan tidak merasa harus bertanggung jawab dengan orang lain, meskipun di sana-sini ada banyak orang yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan kasihnya. Ibarat berada dalam kepompongnya masing-masing, ada pribadi-pribadi tertentu merasa nyaman dengan kondisi tersebut dan tidak mau lagi diganggu hidupnya. Mereka tidak mau tahu dengan apa yang sedang terjadi dengan dunia ini.
Penulis Injil Yohanes dan murid-murid lainnya, diberikan kesempatan oleh Tuhan Yesus untuk hidup bergaul akrab dengan-Nya secara langsung. Sekian tahun lamanya mereka berinteraksi dengan Yesus. Akhirnya oleh pertolongan Roh Kudus Tuhan, mereka sungguh-sungguh percaya Dia inilah Tuhan dan Juruselamat dunia. Dari Yesus, mereka melihat apa yang dimaksud dengan hidup sejati (kehidupan yang sungguh-sungguh hidup). Yang bukan sekedar bernafas dan beraktifitas. Hidup yang menjadi bermakna dan berarti ketika berada di dalam kasih Tuhan. Kehidupan yang membuat setiap orang yang percaya diubahkan. Suatu kondisi dimana seseorang dapat merasakan arti sebuah kesukacitaan. Merasa betapa berharga dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang termulia. Tuhan Yesus telah menunjukkan arti dan makna kehidupan yang sesungguhnya supaya setiap orang mampu menjadi berkat bagi orang lain (berbagi cinta kasih sayang).
Sebagai keluarga Kristen kita diingatkan tentang kebenaran firman Tuhan yang mengatakan “berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” Yoh. 20:29. Kita adalah orang-orang yang secara khusus telah berjumpa dengan Roh Kudus. Paulus berkata “dan tidak ada seorangpun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” selain Roh Kudus. Sebagaimana Yohanes yang menuliskan Firman ini menjadi warisan berharga bagi kita gereja mula-mula, maka alangkah indahnya jikalau kita menjadikan seluruh kehidupan kita baik itu pikiran, perkatan dan perbuatan kita sebagai surat yang terbuka. Supaya dunia melihat bagaimana terang Kristus itu bercahaya dalam hidup kita. Dengan demikian mereka juga menjadi percaya karena kesaksian hidup kita yang telah dimenangkan oleh Kristus. Amin.Doa: Ya Tuhan, berikanlah kami semangat dan dorongan untuk menjadi saksimu yang hidup bagi banyak orang di sekitar kami. Amin.