Markus 8:33
Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: ”Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.
Yesus Marah Kepada Petrus
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Semua orang dalam keadaan tertentu bisa marah. Pemicu kemarahan itu pun beragam. Tapi lazimnya, kemarahan itu muncul sebagai respon atas sesuatu yang negatif atau tidak menyenangkan. Bacaan kita hari ini menyatakan Yesus Kristus marah kepada Petrus. Tindakan Petrus menarik Yesus Kristus ke samping dan menegur-Nya (ayat 32) adalah tindakan negatif yang mau menghalangi pekerjaan Tuhan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Walaupun nampaknya yang dilakukan Petrus sebagai tindakan positif menunjukkan empatinya dan rasa sayangnya pada Yesus Kristus karena tidak menghendaki Ia menderita, namun sesungguhnya itu tidaklah sesuai dengan rencana Tuhan Allah. Karena itu, di hadapan murid-murid-Nya, Yesus Kristus menyatakan kemarahan-Nya kepada Petrus; “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Paling tidak ada dua hal yang dapat kita pelajari di sini, pertama bahwa Yesus Kristus mencintai Petrus karena itu Ia memarahinya agar Petrus tidak jatuh dalam dosa karena kendali Iblis, Kedua yaitu Yesus Kristus hendak menyadarkan Petrus bahwa pikiran manusia tidak selamanya sama dengan pikiran Tuhan Allah. Manusia cenderung menghindar dari kesusahan dan penderitaan karena itu banyak yang tidak setia, tetapi Yesus Kristus tidak seperti itu. Cinta Yesus Kristus kepada manusia begitu dalam, sehingga Ia rela menjalani realitas hidup yang penuh risiko supaya manusia didamaikan dengan Tuhan Allah.
Ingatlah bahwa Yesus Kristus bisa marah kepada kita juga, apabila kita melakukan hal-hal jahat yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya dalam kehidupan ini. Karena itu marilah kita senantiasa memohon kepada Tuhan Allah agar kita dimampukan untuk dapat menyelami pikiran dan kehendak-Nya supaya kita terhindar dari hal-hal yang jahat. Ingatlah pula bahwa Yesus Kristus, Anak Allah menjalani kehidupan yang tak mudah, penuh penderitaan dan akhirnya mati di kayu salib. Ini menyadarkan kita bahwa penderitaan adalah bagian dari kehidupan tapi juga risiko mengikut Yesus Kristus. Sehingga kita harus menghadapi setiap penderitaan dengan iman, agar realitas penderitaan yang dialami tidak akan membuat kita rapuh dan goyah, kecewa, putus asa dan berkhianat. Tetapi justru akan membuat kita kuat dan mampu berdiri tegak dalam iman menjalani kehidupan ini. Amin
Doa: Ya Yesus Kristus, terima kasih untuk firman-Mu. Tolonglah kami agar dapat menyelami pikiran dan kehendak-Mu untuk karni nyatakan dalam kehidupan ini. Amin