ROMA 5:1-11 (Oleh Pdt. Vany Rantung-Kamu, M.Th. Penulis adalah pendeta di Jemaat Sion Rambunan Wilayah Sonder)
SOLIDARITAS di artikan dengan sifat satu rasa senasib sepenanggungan atau perasaan setia kawan. Dari pengertian ini kita dapat mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan seseorang untuk memperkuat rasa setia kawan adalah wujud solidaritas. Tanpa solidaritas kita akan mudah pecah, mudah tercerai berai dan mudah terkotak-kotak tanpa solidaritas sikap curiga, permusuhan, dan perselisihan mudah terjadi.
Tanpa Solidaritas maka bangsa dengan beragam bahasa, suku, politik, dan agama tak dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Maka dari pada itu Solidaritas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Bagian dari Roma 5: 1-11 sangat jelas memberikan keterangan bahwa solidaritas Allah kepada manusia, dimulai ketika Putra Allah menjadi sama dengan manusia dalam kesederhanaan dan kehinaan, Dia sendiri melawat manusia untuk membuka pintu keselamatan. Dalam teologi dari Rasul Paulus manusia berdosa dibenarkan Allah karena iman kepada Tuhan Yesus.
Buah dari pembenaran yang dilakukan Allah adalah manusia dapat hidup dalam damai sejahtera, dengan Allah juga beroleh jalan masuk kepada Kasih karunia artinya orang percaya tidak lagi dibawah hukum taurat. Dan dengan kasih karunia itu dapat berdiri dan bermegah dalam pengharapan untuk menerima kemuliaan Allah juga dapat bermegah dalam kesengsaraan yang menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan dan pengharapan tidak mengecewakan.
Karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah di karuniakan kepada kita. Ia telah mewujudkan rasa setia kawan kepada manusia termasuk saya dan saudara.
Kita menyadari bahwa Allah menempatkan kita manusia untuk berkarya dan mengisi kehidupannya untuk mendatangkan berkat bukan saja bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi seluruh isi dunia ini. Karena itu Allah tidak membiarkan manusia berkarya sendiri tetapi Allah dalam Yesus Kristus di karuniakanNya kepada kita untuk membantu dalam kelemahan kita, untuk menghibur dalam penderitaan kita, bahkan yang selalu hadir memberikan sukacita.
Semua orang percaya tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan masing-masing kepada kita dan alangka baiknya jika dalam setiap tugas dan tanggung jawab kita melakukan dengan rasa setia kawan yaitu tidak ada saling curiga, tidak ada permusuhan, tidak ada perselisihan supaya pekerjaan kita akan mengahsilkan berkat. Dia akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi tiap umat yang percaya kepadaNya.
Oleh karena itu marilah kita mewujudkan solidaritas sebagai orang-orang percaya bukan saja supaya nanti masuk surga, bukan saja sekedar pamer supaya terkesan baik tapi satu-satunya mewujudkan solidaritas karena yakin dalam solidaritasNya, Dia sanggup mengangkat kita sehingga kita berdiri tegak dan bermegah dalam pengharapan yang tidak mengecewakan.(dodokugmim/saratuwomea)