DODOKUGMIM.COM, TOMOHON – Hajatan Tomohon International Flower Festival, sudah usai. Kegiatan tahunan yang menyedot perhatian warga ini meninggalkan banyak kesan menarik. Lantas bagaimana dengan para petani bunga? Adakah mereka meraup untung atau mendulang rugi?
Senin, (12/8/2019), redaksi dodokugmim.com menemui sejumlah petani bunga Kota Tomohon. Mereka adalah orang-orang yang berada dibalik layar suksesnya TIFF 2019.
Riko Toha, Ketua Kelompok Tani Organisasi Serba Bisa (OSB) Kota Tomohon menuturkan, pengaturan jual-beli bunga pada TIFF 2019 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, pihaknya merasa sangat diuntungkan. “Pemerintah benar-benar memihak petani bunga seperti kami. Selain tertolong dari segi ekonomi karena penjualan bunga, kami juga merasa bangga karena benar-benar dilibatkan dalam TIFF dengan adanya bunga-bunga hasil pertanian kami yang dipamerkan,” kata dia.
Event Tournament of Flower dalam TIFF, yang diisi dengan parade kendaraan berhiaskan bunga, membuat kebutuhan bunga sangat besar. Khusus kelompok Tani OSB, menyuplai 6400 tangkai Bunga Krisan. “Ada tujuh jenis Bunga Krisan yang kami suplai,” ujarnya.
Toha menjelaskan, untuk tanaman bunga, dibutuhkan waktu tiga bulan mulai dari menanam hingga panen. “Kami harus bekerja ekstra agar bunga ini tumbuh mekar dan sehat, sehingga layak untuk digunakan dalam TIFF,” tegasnya seraya mengaku diuntungkan, sebab hasil pertanian tidak hanya dibeli oleh pemerintah, tapi ada juga para pengusaha bunga yang tertarik membeli.
Keuntungan itu juga dirasakan, kata Toha, sebab kali ini, petani tidak berurusan dengan dekorator ataupun pemilik float. “Tahun ini petani hanya berhubungan dengan pemerinta. Bunga yang akan dijual, kami bawa langsung ke Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tomohon, lalu dihitung dan diberi nota pembayaran,” jelas Toha.
Nota ini, lanjutnya, dibawa ke Dinas Pariwisata Kota Tomohon untuk dirupiahkan. Cara ini dianggap lebih menguntungkan petani, dibanding tahun sebelumnya, petani harus berhubungan langsung dengan dekorator untuk menghitung jumlah bunga yang dibutuhkan untuk dibayarkan.
“Kami merasa lebih mudah dan diuntungkan lewat cara yang sekarang ini. Tahun lalu, hasil panen kami banyak yang tidak terjual sebab menyesuaikan dengan permintaan dekorator. Tapi tahun ini semua hasil panen kami bawa ke instansi terkait dan semuanya dibayar,” ucap Toha. Ia berharap penyelenggaran TIFF terus ditingkatkan, sebab hal tersebut sangat menguntungkan petani.
Menurut data Dinas Pertanian dan Perikanan Daerah Kota Tomohon, Tomohon memiliki 45 kelompok petani bunga, dengan luas Green House 1.8 hektare, yang tersebar di seluruh dataran Tomohon. Untuk TIFF 2019 ini, suplai bunga didapatkan dari 25 kelompok tani Bunga Krisan, dan tiga kelompok tani Bunga Aster.
Bunga Krisan diharga Rp 3.500 per tangkai, sedangkan Bunga Aster Rp 3000 per tangkainya.
“TIFF ini benar-benar menolong petani. Ada petani yang menyuplai 20.000 tangkai bunga, dengan total pembayaran Rp 70 juta, sesuai harga yang ditetapkan,” terang Kepala UPTD Balai Perbenihan, Perbibitan dan Agrowisata Tomohon Feibert Rambing, ditemui beberapa waktu lalu.
Rambing menjelaskan, kebutuhan bunga untuk TIFF 2019 mencapai 157.614 tangkai bunga. “Semua bunga ini kami ambil dari kelompok-kelompok tani yang ada di Tomohon,”tambah dia, sambil memotivasi petani agar makin serius menggarap lahan pertanian bunga yang ada.(dodokugmim/brendamoningka)