![](https://www.dodokugmim.com/wp-content/uploads/2021/05/penulis-1.jpeg)
Pendeta Jemaat di GMIM Sentrum Tatelu Warukapas
Saudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan, berbicara tentang tongkat, kita tahu bahwa tongkat adalah alat yang dipakai untuk membantu menyokong atau menopang sesuatu. Ketika tongkat itu patah apa yang akan terjadi? Kita sudah dapat membayangkan ada yang jatuh, hancur dan lain-lain. Sehingga kita pasti akan memilih tongkat yang kuat dan tidak mudah patah untuk menyokong atau menopang.
Saudara-saudara lewat bagian bacaan ini kita terajak untuk merenungkan tentang “Tongkat Kerajaan Tuhan adalah tongkat Kebenaran”. Penulis Kitab Ibrani memberi gambaran tentang tongkat kebenaran itu yang merujuk pada Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang kedudukan-Nya lebih tinggi dari pada malaikat. Penulis menekankan hal ini karena ada pemahaman dari pembaca Ibrani bahwa malaikat menempati tepat yang sangat penting yang dianggap sebagai makhluk supra natural. Dan pemahaman ini adalah pemahaman yang keliru. Surat Ibrani inipun menyatakan bahwa Anak Allah jauh lebih tinggi dari pada malaikat. Tidak pernah ada satu nas pun dalam Firman Tuhan yang menyapa malaikat sebagai Anak. Dalam percakapan dengan para murid-Nya, Yesus sering menyebut Allah sebagai Bapa-Nya. Hubungan semacam ini tidak pernah diberikan kepada malaikat. Dengan mengutip Mazmur 2 : 7 “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Ku peranakkan pada hari ini”. Dalam 2 Samuel 7 : 14 “Aku akan menjadi Bapa-Nya dan Ia akan menjadi Anak-Ku”, menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Putra-Nya. Bahkanpun ada penegasan di mana dalam ayat 6-7 “dengan membawa Anak-Nya yang sulung” dan Ia berkata lagi “semua malaikat harus menyembah Dia”. Yesus unggul atas malaikat, Yesus yang datang sebagai manusia yang ditinggikan atau Mesias yang naik takhta pemerintahan yang sempurna dan kekal serta kerajaan-Nya untuk selama-lamanya.
Tongkat kebenaran yaitu Yesus Kristus sebagai Anak Allah ciri kepemimpinan-Nya akan bertahta untuk seterusnya dan selamanya. Bahwa dalam kekuasaan-Nya tidak pernah ada kecurangan karena yang ada adalah keadilan dan kebenaran dan membenci kefasikan. Penulis kitab Ibrani secara terbuka menyatakan Kristus diberi kedudukan dan hak yang isimewa. Duduk sebagai penguasa dan raja dan akan terus duduk di puncak kemenangannya.
Saudara-saudara dari pembacaan ini kita berefleksi tentang kehidupan yang sedang dan sementara kita jalani. Sebagai Gereja kita memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di muka bumi ini. Dimana kita harus menyuarakan keadilan, kebenaran, damai sejahtera dalam kehidupan bersama. Belajar dari pola pemerintahan Kristus, tidak ada penyalahgunaan kekuasaan dalam mengemban tanggung jawab yang diberikan. Apapun yang menjadi profesi kita, harus dilakukan secara professional dan bertanggung jawab. Bertanggung jawab bukan hanya kepada manusia tetapi terutama kepada Tuhan. Karena itu dijauhkan dari pada kita sikap-sikap yang hanya mementingkan diri sendiri, memperkaya diri dengan mengambil hak orang lain, menekan, menindas, tidak jujur/curang, egois, sombong, melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan lain-lain sebagainya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Saudara-saudara, tidak mau jatuh? Maka berpeganglah pada tongkat Kristus. Di sana ada keadilan, kebenaran. Disana ada hidup. Hidup yang sesungguhnya akan dimiliki oleh setiap orang percaya, yang melakukan kehendak-Nya dan menjadikan Yesus sebagai teladan. Yesus yang adalah tongkat Kerajaan Allah, Tongkat Kebenaran yang berkuasa di bumi dan di sorga.
Saudara-saudaraku yang kekasih di dalam Tuhan kita baru saja merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Berita pengharapan bahwa Yesus ke sorga untuk menyediakan tempat bagi saya dan saudara-saudara, bagi setiap orang percaya yang melakukan kehendak-Nya. Torang samua pasti suka maso surga. Karena itu cintailah kebenaran dan tegakkanlah keadilan. Bangunlah kehidupan yang saling menopang, saling meneguhkan, saling menguatkan. Mencintai pekerjaan dengan melakukan karya hidup yang terbaik. Melayani dengan sungguh, terus membangun persekutuan yang kuat di dalam Tuhan. Si Tou Timou Tumou Tou (gagasan Bapak Sam Ratulangi), orang yang hidup menghidupkan orang lain. Itulah wujud kasih kita kepada Tuhan Allah yaitu dengan mengasihi sesama kita Karena sesungguhnya tanda-tanda Kerajaan Allah itu haruslah kita hadirkan di dunia ini. Terpujilah Tuhan Yesus. Amin