ESTER 6 : 1 – 14
DODOKUGMIM.COM – Pada dasarnya berbuat baik merupakan kewajiban setiap orang. Walaupun kenyataannya, ada saja orang yang menyimpan maksud-maksud tertentu di balik kebaikan yang dilakukannya. Orang yang tulus berbuat baik tentu saja tidak akan pernah punya tujuan terselubung, betul-betul murni dimotivasi oleh karena ingin berbuat sesuatu yang baik, bukan untuk memperoleh penghargaan, atau karena ingin dipuji dan dikenal oleh banyak orang, bukan untuk menaikkan pamor atau sekedar pamer dan lain sebagainya.
Jika demikian adanya, kebaikan akan selalu bernilai dan pasti menjadi sesuatu yang bisa dikenang oleh banyak orang meski kebaikan itu belum tentu dihargai atau terbalas seketika itu juga. Ada ungkapan bilang: kebaikan yang kau tabur akan kembali kepadamu meski dalam bentuk yang lain. Di balik kata-kata ini sesungguhnya ada keyakinan tentang manfaat berbuat baik yang akan dinikmati oleh setiap pelaku kebaikan itu sendiri. Entah kapan pahala kebaikan itu akan tiba, tetapi satu yang diyakini, kebaikan itu akan selalu punya nilai serta manfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Kebaikan tulus yang mendatangkan ganjaran penghargaan seperti ini diuraikan oleh penulis kitab Ester melalui seorang tokoh bernama Moredekahi. Menurut catatan Ester 2:7, Mordekhai itu adalah sepupu sekaligus pengasuh Ester. Mordekhai pernah menyelamatkan Raja Ahasyweros dari rencana pembunuhan seperti yang dituliskan dalam Ester 2:21-23.
Waktu itu, ia mengetahui rencana pembunuhan raja Ahasyweros oleh dua sida-sida yang sakit hati bernama Bigtan dan Teresh. Ketika mendengar rencana pembunuhan ini, ia memberi tahu Ester, yang telah menjadi ratu, untuk menyampaikannya kepada raja. Sang ratu pun menyampaikan kepada raja atas nama Mordekhai.
Laporan itu diindaklanjuti melalui penyelidikan dan terbukti benar. Kedua sida-sida itu dihukum mati, namun Mordekhai tidak mendapatkan penghargaan apa pun selama beberapa waktu.Jasanya ini dilupakan dan tidak ada penghormatan atau hadiah yang diberikan padanya. Tapi Alkitab tidak mencatat reaksi Mordekha setelah kejadian itu. Ia tidak menuntut Ester untuk mengingatkan raja atas jasanya. Untung saja kisah itu tercatat dalam arsip kerajaan. Hingga suatu malam, lama setelah kejadian itu berlalu, raja tidak bisa tidur dan meminta untuk dibacakan kitab catatan sejarah.
Tersebutlah nama Mordekhai sebagai seorang yang telah menyelamatkan raja. Maka raja kemudian berkehendak untuk memberikan penghormatan yang pantas bagi orang yang telah menyelamatkan dirinya dari kematian. Ironisnya, justru Haman yang ingin merendahkan Mordekhai dengan membunuhnya, adalah orang yang diminta raja untuk meninggikan Mordekhai.Tepat seperti yang disampiakan Haman, Mordekhai diperlakukan. Ia mendapat penghormatan yang tidak terduga, bahkan menjadi alat Tuhan untuk keselamatan bangsanya.
Kisah Mordekhai memperlihatkan kepada kita bahwa tidak semua perbuatan baik langsung diganjar dengan penghargaan, bahkan sekadar ucapan terima kasih dari manusia. Mordekhai memberi teladan bahwa tak perlu bereaksi negatif ketika kita tak dihargai, kita tidak perlu tawar hati.
Jika ketulusan hati kita menjadi bingkai dari setiap perbuatan baik maka percayalah, Tuhan menghargainya dan Tuhan juga mampu menggerakkan hati sesama untuk melihat serta menghargai kita. Mungkin suatu hari, Tuhan akan memakai kebaikan kita yang seolah terlupakan itu menjadi sebuah hal besar untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Kisah yang dicatatkan oleh penulis kitab Ester ini mengajarkan kita bahwa kebaikan pada akhirnya akan menang. Allah kita tidak pernah tertidur, Ia tahu segala sesuatu yang ada dalam pikiran dan hati manusia, Ia akan memberikan ganjaran setimpal bagi setiap orang menurut perbuatannya. Karena itu, teruslah gelorakan spirit kebaikan dalam ketulusan meski dunia ini seakan-akan menutup mata untuk itu. Ingatlah, sekalipun tidak mendapatkan penghargaan, nilai perbuatan baik kita tidak akan berkurang.
Ketulusan hati kitalah yang membawa kita pada penghargaan bernilai kekal, yaitu penghargaan di mata Tuhan. Dia tidak akan pernah salah bertindak, tidak akan salah untuk mengganjar apakah langsung di saat kebaikan tertebar atau mungkin nanti di saat yang tidak kita tahu. Yang pasti, ketika Ia melakukannya tidak ada satu pun yang dapat membendungnya.(dodokugmim/joukebambulu)